Kebutuhan pejalan kaki akan jembatan penyeberangan yang aman dan nyaman, belum sepenuhnya terwujud. Padahal, tempat penyeberangan merupakan kebutuhan penting.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Pejalan kaki dan pengguna bus transjakarta yang berhenti di Halte Dispenda Samsat Barat, Jakarta Barat, terpaksa menyeberang Jalan Daan Mogot menuju samsat. Akses di jembatan penyeberangan terputus setelah tertabrak truk, hari Minggu lalu.
Jembatan penyeberangan orang (JPO) yang rusak berada di Jalan Daan Mogot arah Cengkareng menuju Grogol. Badan JPO terpisah sekitar satu meter dari tangga. Badan JPO itu miring dan lantai besinya terkelupas. Sementara tiang penyangga badan JPO juga miring sekitar 20 derajat ke arah kanan.
Sarwo (50), salah satu penumpang transjakarta, tidak mengetahui kerusakan JPO tersebut. Dia menaiki tangga JPO yang rusak. Setelah petugas penjaga tiket halte berteriak kepadanya, baru ia menyadari bahwa jembatan rusak. Sarwo turun dan menyeberang Jalan Daan Mogot menuju Halte Dispenda. “Aduh, payah sekali. Kendaraan yang melintas pada ngebut semua,” kata Sarwo, Senin (3/9/2018).
Hal yang sama dialami Muhammad Ali (55), warga sekitar yang terbiasa menggunakan JPO. Ia harus berhenti beberapa saat sebelum bisa menyeberang jalan yang ramai itu.
“JPO ini harus segera diperbaiki karena kalau pagi dan sore, sangat banyak orang yang menggunakannya,” kata dia.
Seorang ibu dengan dua anaknya menaiki JPO dari arah halte. Dia berhenti di pertigaan badan JPO karena salah satu simpang (arah JPO yang rusak) dipalang dengan kayu. Meskipun begitu, palang ini masih bisa dilewati. Ibu itu terus melewati palang dan berhenti tepat di JPO yang rusak. Dia mengurungkan niatnya untuk menyeberang tangga karena lebarnya jarak antara badan JPO dan tangga. “Saya pikir jaraknya tidak terlalu lebar,” kata dia.
Dalam pesan singkatnya, Kepala Humas PT Transportasi Jakarta Wibowo menerangkan bahwa JPO rusak akibat ditabrak oleh truk tronton pada Minggu (2/9/2018) pukul 01.40. Tabrakan mengakibatkan JPO terpisah pada bagian sambungan ramp. Kecelakaan ini ditangani tim Lakalantas Jakarta Barat.
"Kondisi JPO ini sudah kami laporkan kepada Dinas Bina Marga DKI sebagai pihak yang berwenang,” kata Wibowo.
35 JPO rusak
Selain di JPO Dispenda ini, pejalan kaki di depan markas Polda Metro Jaya juga mesti menyeberang di Jalan Jenderal Sudirman. Sebab, JPO yang terputus sejak 2015 ini belum ada tanda-tanda akan diperbaiki.
Pukul 16.10 kemarin, jalur di JPO yang mengarah dari Polda Metro Jaya ke Hotel Sultan dan kawasan Gelora Bung Karno, masih ditutup. Adapun tangga kecil yang sebelumnya bisa dipakai untuk turun, tampak dirantai dan digembok. JPO hanya berfungsi menghubungkan Polda Metro Jaya ke halte bus transjakarta.
Pejalan kaki yang hendak menyeberang dari Polda Metro Jaya ke Hotel Sultan atau sebaliknya terpaksa menyeberangi Jalan Jenderal Sudirman dengan risiko tertabrak.
Arif (23), warga yang kerap melewati JPO Polda Metro Jaya, mengatakan, setiap hari banyak pejalan kaki yang nekat menyeberang Jalan Jenderal Sudirman, apalagi pada sore hari.
Saat Asian Games, menurut Arif, ada petugas yang membantu pejalan kaki menyeberang jalan. Tetapi sekarang, tidak ada lagi.
Abdul Kadir (42), penumpang transjakarta, menuturkan, JPO Polda Metro Jaya perlu segera diperbaiki agar mempermudah warga yang menyeberang.
Berdasarkan laporan yang diterima Koalisi Pejalan Kaki (KoPK), terdapat 35 JPO yang mengalami kerusakan fisik di Jakarta. Kerusakan yang dimaksud yakni kerusakan pada atap yang bolong dan tangga yang berlubang. “Sejauh ini, kami belum melihat adanya progres yang masif untuk perbaikan JPO-JPO yang mengalami kerusakan fisik ini,” kata Ketua KoPK Alfred Sitorus saat dihubungi, kemarin.
Menurut Alfred, Pemprov DKI perlu mengecek JPO secara berkala. Berbagai fasilitas di JPO, seperti CCTV juga perlu diperhatikan. Kelengkapan fasilitas akan memberi rasa aman kepada pejalan kaki. (Insan Alfajri)