Sejak gempa bumi pada Minggu (29/7/2018) di Lombok, Bali dan Sumbawa, Presiden Jokowi tercatat tiga kali datang dan menemui pengungsi. Dua kali di antaranya, Presiden Jokowi bermalam bersama warga pengungsian. Kunjungan Presiden dan juga Wakil Presiden Jusuf Kalla tentu memiliki makna tersendiri.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung tak menduga saat Presiden Joko Widodo tiba-tiba meminta makanan di meja-meja yang dihidangkan untuknya dan sejumlah pejabat pusat dan daerah yang menonton penutupan Asian Games, di lapangan sepak bola di Kecamatan Gunungsari, kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, Minggu (2/9/1018) malam, dibagikan kepada warga. "Bagikan, bagikan, biar warga juga merasakan," ungkap Pramono menceritakan suasana kebersamaan Presiden dan warga pengungsi di lapanagan sepak bola Kecamatan Gununsari, pasca gempa bumi di Lombok, NTB, kepada Kompas, Senin (3/9/2018).
Presiden yang berbaur dengan warga kemudian bersama-sama menikmati kue-kue tersebut. Selain berbicara langsung lewat teleconference pada penutupan pesta olah raga Asian Games, Presiden Jokowi menonton penutupan pesta olah raga negara-negara Asia itu bersama warga pengungsian lewat tiga layar lebar di lapangan sepak bola itu.
"Sambil nonton, Presiden bukan cuma melayani selfie dan salaman, tetapi juga ikut bergoyang dayung bersama. Bukan hanya lagu Asian Games, tetapi juga lagu dangdut India," papar Pramono menyebut Kuch Kuch Hota Hai yang dibawakan penyanyi Siddharth Slathia dan Denada di acara penutupan Asian Games itu.
Bagi warga, malam itu memang akan menjadi kenangan tak akan terlupakan. Itulah yang dirasakan Dewi Kartini (33), yang mengungsi di lapangan sepak bola Gunungsari sejak 5 Agustus lalu. Ia tak menyangka Presiden mau datang ke tempatnya mengungsi. “Saya masih belum percaya. Presiden langsung yang datang ke sini. Apalagi rasanya tak ada jarak karena beliau berbaur dengan masyarakat. Biasanya cuma bisa lihat di televisi, ” kata Dewi berbinar.
Hal yang sama dirasakan Makmun (42), pria yang sehari-hari sopir cidomo, kendaraan tradisional Lombok. “Saya dan ribuan warga nonton bersama penutupan Asian Games 2018 di sini bersama Presiden. Tapi ada yang spesial. Tidak tanggung-tanggung, kami nonton dengan orang nomor satu di Indonesia. Saya bahkan sempat salaman,” tuturnya penuh semangat.
Posisinya saat menonton memang tak dekat dengan Presiden. Selain harus bersaing dengan warga lainnya yang ingin mendekat, Presiden juga didampingi sejumlah menteri di seperti Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Pramono Anung, serta Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei, Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga dijaga ketat oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).
“Tapi tak jadi masalah. Bisa melihat Presiden saja sudah membuat bahagia. Apalagi kami baru dilanda musibah,” kata Makmun yang rumahnya hancur akibat gempa berkekuatan Magnitudo 7,0 yang mengguncang Lombok pada Minggu (5/8/2018) lalu.
Kebahagian Makmun semakin bertambah karena Presiden tak langsung pulang, tetapi justru menginap di tenda pengungsian. "Kalau mau tinggal di hotel paling mewah di Lombok sudah pasti bisa. Beliau tinggal minta. Tetapi ini justru memilih tidur di pengungsian. Dekat kami. Ini membuat saya semakin bangga pada beliau,” kata Makmun.
Menurut Makmun, apa yang dilakukan Presiden Jokowi harus dicontoh. “Kemarin (2014) beliau memang tidak menang (pemilihan presiden/Pilpres) di NTB. Tetapi tidak jadi alasan untuk tak datang ke sini. Saya sangat bersyukur karena presiden tak hanya terjun dan meninjau kondisi kami, tetapi ikut menginap. Ini cukup meringankan beban kami, apalagi beliau menjanjikan penggantian rumah kami yang rusak,” kata Makmun.
Menginap dua kali
Malam itu, Presiden Jokowi memang untuk kedua kalinya menginap bersama warga di lokasi pengungsian pasca gempa bertubi-tubi di Lombok, Bali dan Sumbawa, Minggu (29/7/2018) lalu. Sebanyak delapan tenda pleton milik BNPB dan dua tenda doom ukuran disiapkan untuk akomodasi presiden dan rombongan, di antara tenda-tenda warga. Lima tenda pleton utama didirikan berjajar. Tiga di antaranya digunakan sebagai tempat menginap presiden, dan pejabat. Sedangkan dua lainnya digunakan untuk rapat dan dapur. Dari lima tenda ini, tenda milik presiden berwarna hijau, sedangkan tenda lainnya berwarna oranye. Adapun tenda untuk Paspampres, perangkat Presiden dan jurnalis disediakan tiga tenda pleton dan dua tenda doom.
Pengamatan Kompas, meskipun tidur di tenda, kondisinya boleh dibilang cukup nyaman bagi Presiden yang juga kepala Negara itu. Dalam tenda Presiden sendiri disediakan dua velbed atau tempat tidur lipat milik TNI untuk tidur. Selain dua velbed, juga ada meja kecil dan kursi untuk menaruh barang.
Setelah menggelar rapat terbatas, Presiden tak segera tidur. "Presiden mengajak Paspampres dan perangkat ramai-ramai makan durian yang tadi sore dibeli di pinggir jalan saat pulang dari peninjauan lokasi rekontruksi," ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretaris Presiden Bey T Machmudin.
Sehari setelah gempa
Dalam catatan, Presiden Jokowi, tanpa didampingi Ibu negara Ny Iriana, bermalam pertama kalinya di lokasi pengungsian pada kunjungan 13-14 Agustus lalu. Presiden menginap bersama warga yang mengungsi di halaman Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lombok Utara, NTB, yang juga terkena dampak gempa.
Sebelum bermalam, sore harinya Presiden mengunjungi posko pengungsian yang terpusat di Lapangan Supersemar Kecamatan Tanjung, selain juga di Desa Lekok Kecamatan Gangga dan Dusun Karangkates Desa Gondang Kecamatan Gangga. Setelah meninjau posko pengungsian Presiden menggelar rapat terbatas di tendanya.
Tenda yang digunakan Presiden dan rombongan tak berbeda jauh dengan tenda pengungsian. Namun, posisi tenda Presiden di tengah-tengah tenda yang dihuni perangkat termasuk Paspampres. Di sekeliling tenda kawasan RSUD juga dijaga ketat. Tak sembarang orang bisa melintas wilayah ini. Untuk memudahkan rombongan mendukung kegiatan Presiden, sekitar sepuluh MCK disiapkan. MCK masih tampak baru, air bersih pun tersedia.
Presiden Jokowi sendiri pertama kali mengunjungi Lombok sehari setelah terjadinya gempa bumi pada Minggu (29/7/2018). Setelah itu Wakil Presiden Jusuf Kalla juga datang menemui pengungsi Lombok dan memimpin rapat terbatas untuk memulai tahapan rekonstruksi. "Kami datang pagi, malam harinya pulang ke Jakarta. Waktu itu, Presiden Jokowi tak ingin merepotkan petugas yang tengah memfokuskan tahapan tanggap darurat," ujar seorang pejabat di Istana.