Target Penjualan Festival Jakarta Great Sale Tercapai
Festival Jakarta Great Sale tahun ini diklaim mencapai target keuntungan yang direncanakan. Dilaksanakan seiring dengan Asian Games 2018, festival diskon tahunan di DKI Jakarta ini diminati oleh wisatawan asing.
Oleh
IRENE SARWINDANINGRUM
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Penyelenggaraan Festival Jakarta Great Sale 2018 mencapai target penjualan sebesar Rp 3,5 triliun. Untuk memeriahkan Asian Games, tahun ini FJGS dilaksanakan selama tiga minggu mulai 12 Agustus hingga 4 september 2018, atau masih dalam suasana pesta olahraga multicabang se-Asia itu.
Ketua Pelaksana Festival Jakarta Great Sale (FJGS) 2018 Ellen Hidayat, Senin (3/9/2018) di Jakarta mengatakan, target penjualan itu sudah tercapai. Kenaikan jumlah pengunjung juga terjadi di sejumlah pusat perbelanjaan di Jakarta. "Tingkat kenaikan pengunjung antara 20 persen hingga 40 persen," kata Ellen.
Ia menjelaskan, tingkat kunjungan di pusat perbelanjaan yang terletak di sekitar arena olahraga atau pun tempat para atlet beraktivitas selama Asian Games, mengalami kenaikan pengunjung lebih banyak dibandingkan pusat perbelanjaan yang jauh dari arena Asian Games.
"Sama-sama ada FJGS, tapi yang lebih dekat dengan venue atau yang menjadi destinasi wisata belanja atlet, mengalami kenaikan yang lebih besar," tambah Ellen.
Di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, kenaikan jumlah pengunjung terasa selama FJGS. Mal ini merupakan salah satu destinasi wisata belanja bagi atlet dan ofisial dengan shopping bus yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Delegasi Asian Games banyak yang belanja di Grand Indonesia karena kami memberikan diskon hingga 70 persen selama FJGS," ujar Humas Grand Indonesia Annisa Hazarini.
Pada pusat perbelanjaan lain seperti Senayan City, kenaikan jumlah pengunjung juga terjadi. Selain karena ada diskon besar-besaran pada program FGJS, masyarakat datang untuk mencari suvenir Asian Games.
Customer Relationship Mangement and Media Communications Manager Senayan City Leonardo mengatakan, para pengunjung Senayan City antusias dengan adanya FJGS.
"Hal itu terlihat dari banyaknya masyarakat yang berbelanja di Senayan City kemudian mengunggah kegiatan berbelanja mereka ke media sosial."
Berdasarkan pantauan Kompas pada Senin siang di Senayan City, mayoritas pengunjung keluar dengan menenteng belanjaan.
Meskipun Asian Games 2018 telah usai, pada pusat perbelanjaan tersebut masih banyak wisatawan asing dengan atribut Asian Games yang berkunjung ke mal ini. Sebagian besar dari mereka memasuki toko yang memasang pemberitahuan tambahan diskon bagi atlet, ofisial, dan siapapun yang memiliki kartu identitas Asian Games.
Salah satunya adalah Ryeon (27), delegasi dari Korea Selatan. Siang itu, Ryeon datang bersama 3 temannya. "Saya ingin membeli oleh-oleh untuk teman dan keluarga di Korea," ucapnya.
Ganjil-genap
Kebijakan pembatasan operasional kendaraan pribadi juga berpengaruh pada kunjungan ke pusat perbelanjaan. "Karena masyarakat tidak mau terkena ganjil genap, mereka memilih untuk tetap berbelanja di pusat perbelanjaan di sekitar tempat tinggal mereka," papar Ellen.
Hal itu juga dibenarkan oleh Annisa. Akibat ganjil-genap, tingkat kunjungan reguler (traffic regular customer) di Grand Indonesia menurun, namun kunjungan nonreguler (traffic tourist) Grand Indonesia meningkat. "Itu dapat terlihat dari transaksi earning poin G Card yang meningkat dibandingkan tahun lalu," kata Annisa.
Menurut Ellen, jika tidak ada pembatasan operasional kendaraan pribadi, omzet penjualan yang didapatkan selama FJGS diprediksi akan lebih besar.
Namun, dari ganjil-genap tersebut, hal positif juga muncul. Menurut Ellen, pusat perbelanjaan yang tidak terletak di pusat perkotaan menjadi meningkat pengunjungnya.
"Contohnya di Emporium Pluit Mall, sejak ganjil-genap pengunjungnya meningkat," kata Ellen.
Turis mancanegara
Sementara, pada bulan Juli, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta mencatat rekor tertinggi dalam empat tahun terakhir. Jumlah kunjungan turis mancanegara diperkirakan terus tinggi hingga Asian Games dan Asian Para Games 2018, dengan puncak di Bulan Agustus.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke DKI Jakarta selama Juli 2018 sebanyak 321.631 kunjungan. Jumlah ini melonjak 75,81 persen dari bulan Juni 2018 dan naik 12,5 persen dibanding Juli 2017.
Ini merupakan sejarah baru pariwisata DKI Jakarta dan polanya masih akan mencapai puncak pada Agustus karena adanya Asian Games
“Ini merupakan sejarah baru pariwisata DKI Jakarta dan polanya masih akan mencapai puncak pada Agustus karena adanya Asian Games,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Thoman Pardosi di kantor BPS DKI Jakarta, kemarin.
Lima negara penyumbang kunjungan tertinggi di Jakarta adalah China, Saudi Arabia, Malaysia, Jepang, dan Singapura. Tren ini masih sama dengan tren tahun-tahun sebelumnya.
Tingginya kunjungan wisatawan mancanegara di bulan Juli 2018 juga mendongkrak tingkat okupansi hotel atau tingkat hunian kamar yang naik 78,79 persen dibanding Juni. Namun, rata-rata masa inap tamu hotel berbintang turun dari 2,26 hari pada Juni 2018 menjadi 2,05 hari di Juli.
Tingkat hunian kamar menjadi indikator penting meningkatnya ekonomi di sektor pariwisata. Kenaikan okupansi hotel ini diduga karena ada peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, baik mancanegara maupun domestik selama liburan sekolah. Selain itu, kegiatan berbagai perusahaan maupun institusi di hotel mulai normal setelah bulan puasa sebelumnya. (KRISTI DWI UTAMI)