Tenaga Ahli Teknologi Informasi Semakin Dibutuhkan
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Seiring dengan perkembangan industri teknologi digital, tenaga ahli di bidang teknologi informasi semakin dibutuhkan. Peluang kerja di bidang ini sangat terbuka lebar, tetapi tenaga ahli yang memiliki kemampuan khusus masih sedikit.
Rektor Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Ninok Leksono mengatakan, industri teknologi digital semakin berkembang sehingga kebutuhan tenaga ahli di bidang tersebut sangat dibutuhkan.
Di Indonesia, lapangan kerja di bidang teknologi informasi sangat terbuka lebar. Sayangnya, tidak banyak tenaga ahli yang mampu menguasai bidang tersebut.
”Di Indonesia, lapangan kerja di bidang teknologi informasi sangat terbuka lebar. Sayangnya, tidak banyak tenaga ahli yang mampu menguasai bidang tersebut,” kata Ninok dalam pembukaan Laboratorium Artificial Intelligence UMN di Tangerang, Selasa (4/9/2018).
Melihat situasi tersebut, Ninok berharap para pengajar atau dosen yang membimbing perlu juga memahami perkembangan teknologi informasi. Ia berharap, selain mampu menghasilkan lulusan yang mumpuni, para dosen dan ahli teknologi informasi mampu menghasilkan karya ilmiah yang dapat mengembangkan pengetahuan.
Salah satu tenaga ahli di bidang teknologi informasi yang mulai dibutuhkan adalah data scientist atau ilmuwan yang mampu mengolah data melalui teknologi digital untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan berguna.
Direktur PT Renom Infrastruktur Indonesia Febrian mengatakan, di Indonesia kebutuhan data scientist sangat dibutuhkan karena beberapa teknologi berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mulai dikembangkan.
Salah satu AI yang mulai dikembangkan di Indonesia adalah menggunakan teknologi informasi untuk mengelola perkebunan kelapa sawit. Febrian menjelaskan, teknologi tersebut mampu menangkap jumlah pohon dan luas tanah menggunakan kendaraan udara atau drone. AI tersebut dapat membantu perusahaan membuat perencanaan dengan lebih matang.
”Untuk menjadi data scientist yang andal, ia harus mampu menguasai bahasa kode dalam perangkat lunak secara mumpuni,” kata Febrian. Dasar pengetahuan tersebut akan membantu seorang data scientist mengolah data yang diambil menggunakan teknologi digital.
Berbeda dengan penganalisis data, seorang data scientist harus mampu menghasilkan penemuan baru yang berguna berdasarkan data yang sudah dikumpulkan. Febrian mengatakan, di Indonesia, kebutuhan data scientist sangat tinggi, tetapi masih sedikit yang mampu menguasainya.
Kebutuhan tersebut terjadi karena penggunaan teknologi digital yang semakin banyak di Indonesia. Oleh karena itu, ia berharap institusi pendidikan mulai memahami situasi tersebut sehingga dapat menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan industri.
Mulai digunakan
Di Jepang, mulai banyak ahli di bidang AI, tetapi jumlahnya masih belum mampu mencukupi kebutuhan di negara tersebut. CEO Grid inc.ltd Hideki Nakamura mengatakan, dari 4.000 peluang kerja, hanya dapat diambil oleh seorang tenaga ahli di bidang AI.
Pekerjaan di bidang AI sangat kompleks karena terkait dengan big data sehingga membutuhkan data scientist yang mampu mengolah data tersebut.
Hideki mengatakan, pekerjaan di bidang AI sangat kompleks karena terkait dengan big data sehingga membutuhkan data scientist yang mampu mengolah data tersebut. Pada umumnya, AI digunakan untuk sistem keamanan karena dengan teknologi tersebut dapat mendeteksi visual dan mengolahnya menjadi informasi.
Sebagai contoh, AI mampu mendeteksi jenis kelamin seseorang dan umurnya. Selain itu, digunakan untuk memprediksi terjadinya banjir sehingga dapat menginformasikan kepada orang untuk segera melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
Sistem AI yang dipasang pada drone dapat digunakan untuk menghitung jumlah pohon dan memprediksi pohon tersebut baik atau tidak. Proyek lain AI yang dikembangkan pada robot humanoid, yaitu mendesain robot tersebut seperti manusia.
Head of Electrical Engineering Department UMN Kanisius Karyono menjelaskan, robot tersebut dapat berbicara dengan cara mendeteksi getaran layaknya manusia yang memiliki tenggorokan. Selain itu, AI juga dapat membuat mobil berjalan sendiri tanpa pengendara yang mampu memperhitungkan sudut jalan.