Kepatuhan pengendara untuk menghormati pejalan kaki mesti terus diupayakan. Keberadaan pelican crossing diharapkan bisa membantu pengendara tertib dan memberi kesempatan pejalan kaki untuk menyeberang jalan.
Pelican crossing adalah fasilitas penyeberangan orang yang dilengkapi lampu lalu lintas dan pengeras suara.
Salah satu pelican crossing berada sekitar 100 meter dari Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat. Pelican crossing sudah ada sejak akhir Juli 2018 ini. Saat melintas, penyeberang menekan tombol yang berada di tiga titik pelican crossing. Saat tombol ditekan, pengguna menunggu selama 27 detik hingga lampu berwarna hijau yang berarti pejalan kaki aman melintas. Lampu hijau menyala selama 15 detik disertai dengan bunyi "bip" yang semakin lama semakin cepat.
Berdasarkan pantauan dari pukul 13.30 hingga pukul 15.00, tidak ada kendaraan yang melintas saat warga menyeberang. Dua petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, turut berjaga di lokasi penyeberangan itu.
Menjelang sore, kendaraan dari arah Jalan MH Thamrin menuju Jalan Sudirman mulai ramai. Bus, mobil pribadi, dan motor menyesaki ruas jalan tersebut. Saat lampu lalu lintas berada dalam posisi merah di Bundaran HI, kemacetan mengular hingga ke pelican crossing. Selasa (4/9/2018), saat lampu lalu lintas berwarna merah di Bundaran HI, kendaraan banyak berhenti di badan pelican crossing.
Akibatnya, area penyeberangan pun turut disesaki kendaraan. Petugas Dishub yang berjaga mengatur keamanan penyeberang semampunya. Penyeberang menyelip di antara kendaraan yang terhenti.
Larucha, petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta, sering diprotes oleh pengendara. Sebab, di area ini, pengendara harus berhenti sebanyak dua kali di area tersebut. Pemberhentian pertama saat menjelang pelican crossing. Lalu, pengendara berhenti lagi setelah melewati pelican crossing karena lampu merah di Bundaran HI.
"Mereka maunya lampu merah di pelican crossing serentak dengan yang ada di Bundaran HI. Jadi mereka cukup berhenti sekali saja sebelum pelican crossing," kata Larucha.
Hermawan Purnama Surya (31), justru merasa lebih aman melintas saat kondisi macet. Dengan begitu, tidak ada ruang bagi pengendara motor untuk menyelip dan menerobos lampu merah pelican crossing.
"Kalau lalu lintas sepi, saya malah khawatir. Takut ada motor yang tiba-tiba nyelonong. Apalagi kalau sedang tidak ada petugas," kata dia.
Menurut Surya, petugas di pelican crossing ini hanya ada pagi dan sore hari. Dia heran mengapa Selasa siang ini ada petugas yang berjaga. Namun, hal itu dibantah oleh Larucha. Menurut dia, petugas di penyeberangan orang di Bundaran HI ini selalu dijaga oleh petugas yang terbagi ke dalam tiga shift.
Penyeberang lain Muhamad Toha (48), mengatakan, pelican crossing memiliki kekurangan dan kelebihan. Penyeberangan tanpa jembatan lebih efektif dari segi waktu. Sementara dari segi keamanan, dia lebih memilih untuk menyeberang di Jembatan penyeberangan orang (JPO).
"Tahu sendirilah gimana pengendara di Jakarta. Ini karena ada petugas saja mereka tertib. Kemarin saat tak ada petugas, pengendara pada ngebut di sini," kata dia. (Insan Alfajri)