JAKARTA, KOMPAS - Perum Bulog menggelar operasi pasar secara masif untuk menekan harga beras medium yang cenderung naik. Stok beras Bulog saat ini diklaim mencapai 2,6 juta ton. Jumlah itu berasal dari pengadaan dalam negeri maupun luar negeri.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat peluncuran kegiatan terkait ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium di gudang Bulog Divre DKI Jakarta dan Banten di Jakarta, Selasa (4/9/2018) mengatakan, stok beras Bulog banyak. "Kami banyak sewa gudang untuk menyimpan beras," ujarnya.
Menurut Budi, selama ini Bulog sudah melakukan operasi pasar beras. Namun, karena ada tugas dari pemerintah, Bulog menggelar operasi dari cadangan beras pemerintah (CBP) secara masif karena harga beras medium di pasar cenderung naik.
Sesuai hasil rapat koordinasi terbatas di kantor Kementerian Perekonomian 27 Agustus 2018, surat Kementerian Perdagangan 31 Agustus 2018, serta adanya tren kenaikan harga sebesar 0,11 persen pada dua pekan akhir Agustus 2018, pemerintah menugaskan Bulog menggelar operasi pasar dari CBP secara masif.
CBP yang ditetapkan pemerintah mencapai 1,5 juta ton. Sejak Januari 2018, Bulog telah menggelontorkan CBP sebanyak 338.502 ton. Selain untuk operasi pasar, CBP juga didistribusikan untuk bantuan bencana.
Operasi pasar digelar Bulog di pasar-pasar tradisional maupun permukiman seperti rumah susun. "Beras Bulog tidak ada lagi turun mutu," kata Budi.
Bulog menargetkan operasi pasar mencapai 15.000 ton per hari secara nasional. Namun, volume operasi pasar juga sangat tergantung pada serapan pasar yang berbeda-beda di berbagai wilayah. Di Jakarta, misalnya, operasi digelar di 10 pasar dan 5 rumah susun.
Selain menggelar operasi pasar, Bulog juga mempercepat penyaluran beras untuk program bantuan sosial.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi menambahkan, selain operasi pasar, Bulog juga mempercepat penyaluran beras untuk program bantuan sosial. Alokasi tiga bulan, yaitu September, Oktober, dan November 2018 akan disalurkan sekaligus pada bulan September 2018.
Dengan percepatan penyaluran tersebut, tok beras Bulog dapat cepat tersalur, sementara ketersediaan beras di masyarakat terjaga. Dengan demikian, tren kenaikan harga diharapkan tidak terjadi.
Kebutuhan beras bantuan sosial rata-rata 100.000 per bulan. Dengan penyaluran sekaligus tiga bulan itu, stok beras yang disalurkan Bulog bulan ini mencapai 300.000 ton. Penyaluran selanjutnya dilakukan pada Desember 2018 untuk alokasi Desember 2018 serta Januari dan Februari 2019.
Badan Pusat Statistik mencatat, harga gabah kering panen di tingkat petani selama Agustus 2018 naik 3,05 persen menjadi Rp 4.744 per kilogram dibandingkan sebulan sebelumnya. Adapun harga gabah kering giling di tingkat penggilingan naik 1,64 persen menjadi Rp 5.400 per kilogram.