Bandar Seri Begawan, Kompas -Kolaborasi antarkepolisian negara merupakan syarat utama untuk mewujudkan keamanan seluruh negara Asia Tenggara dari ancaman kejahatan lintas negara. Untuk itu, forum kerja sama kepolisian Asia Tenggara atau ASEANAPOL sepakat untuk membuat sistem basis data elektronik agar memudahkan pertukaran data dan informasi.
Kepolisian Negara RI Jenderal (Pol) Tito Karnavian menuturkan, kerja sama antarkepolisian di kawasan Asia Tenggara menjadi modal awal untuk menjamin kawasan itu dari potensi ancaman keamanan transnasional, di antaranya, terorisme, narkoba, perdagangan orang, penyelundupan senjata, dan kejahatan siber. Bahkan, kolaborasi antarkepolisian bisa mempercepat penanganan kejahatan yang dilakukan oleh pelaku antarnegara.
Tito mengatakan, koordinasi kepolisian anggota ASEANAPOL yang telah berlangsung sejak 1980 akan terus dikembangkan. Hubungan erat dengan kepolisian ASEAN tak hanya dalam peningkatan kapasitas, koordinasi operasional, dan saling berbagi praktik yang baik, tetapi juga dengan mempererat hubungan personal mulai dari level pimpinan hingga pelaksana operasi.
"Melalui ASEANAPOL kita bisa mengatasi musuh bersama, yakni kejahatan lintas negara. Kerja sama kepolisian cenderung tidak berpengaruh dengam dinamika politik antarnegara, sebab seandainya antarkepolisian tidak membangun hubungan baik yang mendapat keuntungan adalah pelaku kejahatan," ujar Tito di sela-sela Konferensi ASEANAPOL ke-38 di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Selasa (4/9/2018), seperti dilaporkan wartawan Kompas Muhammad Ikhsan Mahar.
Sebanyak 25 delegasi peserta hadir dalam konferensi itu. Jumlah itu terdiri dari 10 kepolisian Asia Tenggara sebagai anggota ASEANAPOL, 8 negara mitra dialog, serta tujuh negara dan instansi pemantau.
Konferensi itu dibuka oleh Sultan Brunei Hassanal Bolkiah. Dalam pidatonya, Sultan Brunei menyatakan, kepolisian negara ASEAN harus bersatu untuk menjamin kondisi keamanan yang kondusif di kawasan. Hal itu diperlukan karena ancaman kejahatan baru seiring tak terbatasnya lintas batas negara dan perkembangan teknologi.
Selain itu, Sultan Brunei juga mendorong ASEANAPOL mampu secara konsisten mengembangkan kemitraan di luar kawasan. Tujuannya, untuk memperkuat kemampuan dan keahlian kepolisian Asia Tenggara.
Kepala Polis Diraja Brunei Komisioner Mohd Jammy memastikan, 10 anggota ASEANAPOL berkomitmen untuk menjaga kawasan Asia Tenggara tetap aman dari berbagai ancaman kejahatan. Untuk itu, ASEANAPOL akan mengukuhkan sistem basis data elektronik yang akan berpusat di Sekretariat ASEANAPOL di Malaysia.