Pemimpin Penting Taliban Jalaluddin Haqqani Meninggal
Oleh
KRIS RAZIANTO MADA
·3 menit baca
KABUL, SELASA — Salah satu pemimpin faksi penting di milisi Taliban, Jalaluddin Haqqani, dinyatakan meninggal dalam usia 71 tahun karena sakit. Haqqani, yang pernah menjadi mata-mata Badan Pusat Intelijen AS (CIA) di Afghanistan, mendirikan faksi yang brutal di tubuh Taliban, sekaligus efektif dalam aneka serangan oleh kelompok militan di Afghanistan itu.
Taliban mengumumkan kematian Haqqani pada Selasa (4/9/2018). Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujaheed, mengatakan kepada kantor berita Associated Press, Haqqani meninggal pada Senin di wilayah Afghanistan.
Ia dinyatakan sakit sejak beberapa tahun terakhir. Haqqani telah menunjuk putranya, Sirajuddin, sebagai pengganti. Kini, Sirajuddin menjadi Wakil Pemimpin Taliban. Sirajuddin, menurut seorang diplomat asing di Kabul kepada kantor berita AFP, berhubungan erat dengan badan intelijen Pakistan (ISI).
Pejabat dan pengamat di Afghanistan mengatakan, kematian Haqqani diperkirakan tidak akan banyak berdampak banyak pada jaringan Haqqani. ”Secara operasional, kematiannya tidak akan berdampak pada kelompoknya,” ujar Mohammad Radmanish, juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan.
”Dia terlalu tua, sakit, dan berada di ranjang selama bertahun-tahun. Kematiannya tidak akan berdampak pada jaringan dan operasi Taliban karena dia bukan anggota aktif,” kata Atta Noori, pengamat politik Afghanistan.
Kematian Haqqani diperkirakan tidak akan banyak berdampak banyak pada jaringan Haqqani.
Faksi Haqqani disebut bertanggung jawab atas aneka serangan mematikan di Afghanistan. Faksi itu, antara lain, meledakkan bom mobil yang menewaskan 150 orang di Kabul, Afghanistan, Mei 2017. Mereka juga disebut terlibat aneka penculikan.
Faksi Haqqani disebut juga bekerja sama dengan sayap milisi Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) di Afghanistan meski Taliban dan sayap NIIS di Afghanistan saling gempur.
Mata-mata
Haqqani adalah mantan anggota mujahidin Afghanistan yang terlibat perang melawan Uni Soviet sejak Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada 1979. Dalam perang itu, kelompok mujahidin mendapat dukungan AS.
Manuvernya selama perang melawan Soviet menarik perhatian AS. Salah seorang anggota DPR AS, Charlie Wilson, menemuinya di Afghanistan. Pertemuan itu berbuah pasokan senjata dari AS kepada Haqqani.
Bahkan, Presiden AS Ronald Reagan pernah memujinya sebagai pejuang kemerdekaan Afghanistan. Ketika Taliban berkuasa di Afghanistan pada 1996, ia menjadi Menteri Hubungan Antar-Suku.
Haqqani juga menjalin hubungan dengan Osama bin Laden, konglomerat Arab Saudi yang menjadi pendiri dan pimpinan Al Qaeda. Bin Laden dilaporkan kerap menginap di kemah Haqqani di Khost.
Hubungan dengan Bin Laden dan invasi AS ke Afghanistan membalik hubungan AS dengan Haqqani dan banyak pihak yang didukung AS dalam perang Uni Soviet-Afghanistan. Bahkan, AS memasukkan Haqqani dalam daftar teroris sejak 2012. AS juga pernah menembakkan peluru kendali ke perkemahan Haqqani pada 1998. Rudal itu gagal mengenai sasaran utamanya, Bin Laden. Sejak itu, hubungan Haqqani dengan AS memburuk.
AS memasukkan Haqqani dalam daftar teroris sejak 2012.
Haqqani tidak hanya berhubungan dengan AS. Ia juga menjalin hubungan dengan Pakistan. Ia memang pernah bersekolah di Pakistan. Bahkan, ia pernah mengungsi ke Pakistan pada dekade 1970-an.
Hubungan baik dengan Pakistan dan AS membuatnya menjadi salah satu penerima uang dan persenjataan dari AS selama perang melawan Uni Soviet. AS, bersama banyak negara lain, mengirimkan uang, persenjataan, dan aneka hal lain ke Afghanistan melalui Pakistan. Milisi dari sejumlah negara Arab, termasuk yang bergabung dengan faksi Haqqani, masuk ke Afghanistan melalui Pakistan.
Setelah Uni Soviet terusir, Haqqani diangkat menjadi Menteri Hukum. Akan tetapi, ia mengundurkan diri karena konflik dengan pemerintah. Ia kembali ke kampung halaman dan terus membina milisi. Milisi binaan Haqqani menjadi salah satu faksi di Taliban, kelompok itu berkuasa di Afghanistan dari 1996 hingga 2001. (AP/AFP/REUTERS)