JAKARTA, KOMPAS — Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu DKI Jakarta mencatat realisasi investasi semester I-2018 mengalami peningkatan 19,8 persen dibandingkan periode yang sama pada 2017. Salah satu faktor bahwa Jakarta menjadi tuan rumah perhelatan Asian Games menjadi faktor pendorong kenaikan realisasi investasi itu.
Edy Junaedi, Kepala DPMPTSP DKI Jakarta, Kamis (6/9/2018), menjelaskan, saat Jakarta mendapatkan bendera sebagai tuan rumah Asian Games 2018 pada penutupan Asian Games 2014, fakta itu sudah langsung dipakai sebagai materi promosi. Dengan kemudian pelaksanaan Asian Games berlangsung lancar, lanjut Edy, DPMPTSP memanfaatkan hal itu sebagai momentum untuk penyebaran informasi bahwa Jakarta itu aman dan siap sebagai tujuan investasi di Asia.
”Pesan itu yang mau kita sampaikan kepada dunia usaha,” ujar Edy.
Edy berargumen, dengan pelaksanaan event internasional selevel Asian Games yang sukses dan luar biasa, lalu tidak ada laporan tentang keamanan, apalagi gangguan terhadap peserta Asian Games, padahal ajang itu diikuti ribuan atlet dan ofisial, itu akan memberikan persepsi positif kepada dunia usaha (investor).
”Seperti yang dikatakan Gubernur DKI, investasi itu masalah persepsi. Begitu terbangun persepsi Jakarta aman, investasi akan datang. Nah kalau Asian Games tidak berjalan sebagaimana mestinya, persepsi investor akan beda,” ujar Edy.
Tentang persepsi aman itu juga terungkap dalam sosialisasi tentang pedoman kerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dengan Kepolisian RI. Untuk mendukung iklim investasi, dibenarkan Brigjen (Pol) Eddy S Tambunan selaku Kepala Biro Pembinaan Operasional Baharkam Polri, semua pelaku usaha mesti mendapatkan keyakinan dan jaminan mengenai keamanan usaha.
Edy melanjutkan, dengan persepsi aman dan didukung penyelenggaraan Asian Games yang lancar, DPMPTSP mencatat realisasi investasi DKI Jakarta pada triwulan II tahun 2018 mencapai Rp 29,9 triliun. Capaian itu mengalami peningkatan sebesar 20,6 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017 yang sebesar Rp 24,8 triliun.
Realisasi investasi tersebut, papar Edy, terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp 16,5 triliun dan penanaman modal asing (PMA) 1,0 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 13,4 triliun (kurs APBN 2018 1 dollar AS = Rp 13.400).
Bila dilihat realisasi investasi DKI Jakarta, baik PMDN maupun PMA dari Januari sampai dengan Juni 2018, tercatat Rp 58,7 triliun. Capaian itu meningkat sebesar 19,8 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2017 yang sebesar Rp 49 triliun.
Berdasarkan capaian tersebut, Edy memandang Provinsi DKI Jakarta memiliki daya tarik cukup besar bagi para investor asing dan investor dalam negeri untuk menanamkan modal di Jakarta. Hal itu terungkap karena kondisi Indonesia secara umum selama triwulan II-2018 mengalami perlambatan pertumbuhan investasi berdasarkan data yang disampaikan BKPM.
Bila dicermati realisasi investasi di triwulan II-2018 dibandingkan triwulan II 2017 secara nasional tumbuh 3,1 persen. Sementara pada triwulan I-2018 dibandingkan triwulan I-2017 tumbuh 11,8 persen.
DKI Jakarta tetap mengalami kenaikan pertumbuhan realisasi investasi menjadi 20,6 persen (triwulan II-2018 dibandingkan triwulan II-2017), dari sebelumnya 19,4 persen (triwulan I-2018 dibandingkan triwulan I-2017).
”Berdasarkan catatan BKPM RI, kondisi Indonesia pada triwulan II-2018 secara menyeluruh mengalami perlambatan pertumbuhan realisasi investasi, tetapi DKI Jakarta tetap mengalami kenaikan pertumbuhan realisasi investasi menjadi 20,6 persen. Ini merupakan prestasi bagi seluruh warga Jakarta yang menjadikan kota ini ramah investasi dan primadona bagi para investor,” ujar Edy.
Terkait dengan Asian Games yang memicu kenaikan investasi, kata Edy, baru bisa dirasakan dampaknya pada triwulan III dan IV-2018 ini. ”Jadi dampaknya tidak bisa langsung,” kata Edy.