China Protes Inggris yang Kirim Kapal Perang ke LCS
Oleh
Benny D. Koestanto
·2 menit baca
BEIJING, KAMIS – Pemerintah China mengecam dan memprotes Inggris pada Kamis (6/9/2018) karena dinilai telah mengirim kapal perangnya di dekat Kepulauan Parasel di kawasan Laut China Selatan yang masih disengketakan sejumlah negara di Asia. Beijing menilai langkah Inggris itu sebagai sebuah upaya provokasi.
Kementerian luar negeri China mengatakan kapal angkatan laut HMS Albion memasuki daerah itu pada 31 Agustus 2018 lalu. Kapal itu berlayar dekat dengan wilayah Kepulauan Paracel atau yang dikenal sebagai Xisha dalam bahasa China.
“Kapal itu memasuki perairan Xisha di China tanpa izin dari pemerintah China,” kata seorang juru bicara kementerian luar negeri China. “Angkatan Laut Cina memverifikasi dan mengidentifikasi kapal perang menurut hukum dan memperingatkannya untuk pergi.”
Sejumlah sumber di pemerintahan Inggris mengungkapkan bahwa kapal itu melintas di perairan tersebut dalam perjalanannya ke Vietnam sebelum kemudian bertolak menujuk perairan Jepang. Disebutkan bahwa pihak China sempat mengerahkan dua kapal jenis fregat dan sebuah unit helikopter. Namun kedua belah cukup tenang dalam insiden itu, sehingga tidak ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
Kementerian luar negeri China menyatakan pihaknya telah mengajukan protes dengan pernyataan ketidakpuasan yang kuat terkait hal itu. “China sangat mendesak Inggris untuk menghentikan provokasi semacam itu segera agar tidak merusak keseluruhan situasi hubungan bilateral dan perdamaian dan stabilitas regional," demikian lanjut kementerian luar negeri China.
Sumber dari kalangan pejabat teras AS mengungkapkan bahwa Beijing telah mengerahkan berbagai perangkat keras militer termasuk rudal anti-kapal, rudal darat ke udara dan pengacak sistem elektronik di LCS. Ini sebagai semacam tindak lanjut dari langkah Beijing membangun pulau-pulau dan fitur maritim lainnya ke dalam fasilitas militer mereka.
Kebebasan navigasi
Pihak AS dan sekutu-sekutunya baru-baru ini mengirim pesawat dan kapal perang ke daerah itu sebagai bagian dari operasi "kebebasan navigasi" yang dimaksudkan sebagai sinyal ke Beijing atas hak mereka - yang diklaim berdasarkan hukum internasional - untuk melewati perairan yang diperebutkan itu.
Pada bulan Mei lalu, China mendaratkan pesawat pembom berat di Pulau Woody yang ada di gugusan Kepulauan Paracel. Hal itu adalah sebuah pertunjukan militer yang bertujuan meningkatkan klaim teritorial China di daerah tersebut.
Pulau Woody juga diklaim oleh Vietnam, China, dan Taiwan. Selain ketiga negara itu, beberapa pulau dan gugusan kepulauan di Laut China Selatan juga diklaim oleh Brunei, Malaysia, dan Filipina. Selain bernilai strategis, kawasan Laut China Selatan juga menyimpan berbagai kekayaan alam yang ditaksir memiliki nilai mencapai lebih dari 5 triliun dollar AS.