Gereja Katolik Tolak Hapus Prinsip Kerahasiaan dalam Pengakuan Dosa
Bermula dari banyaknya laporan yang masuk, Perdana Menteri Julia Gillard pada bulan November 2012 mengambil langkah berani dengan membentuk komisi kerajaan untuk menyelidiki kasus-kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan para pastor Gereja Katolik.
”Berbagai dugaan yang muncul baru-baru ini benar-benar menyayat hati,” ujarnya ketika itu, ”ini merupakan bahaya dan perbuatan setan yang tidak selayaknya menimpa anak-anak.” Polisi mengatakan, bukti-bukti pelecehan seks itu sengaja ditutup-tutupi oleh Gereja Katolik.
Pada Desember 2012 komisi kerajaan yang terdiri dari enam orang terbentuk dengan lingkup tugas tidak hanya tertuju pada Gereja Katolik, tetapi juga semua lembaga keagamaan, lembaga pemerintah untuk pelayanan sosial dan organisasi nirlaba. Pada Januari 2013 Gereja Katolik membentuk Dewan Kebenaran Keadilan dan Pemulihan (Dewan Kebenaran) yang terdiri dari 11 orang untuk membantu pengusutan.
Pada Desember 2017, komisi kerajaan merampungkan laporannya. Dewan Kebenaran merespons laporan itu pada pertemuan pers Jumat (31/8/2018) silam dengan ”menerima atau mendukung” 98 persen rekomendasi komisi yang terdiri dari 26 butir. Dua persen yang ditolak termasuk rekomendasi untuk menghapus otoritas seorang pastor untuk merahasiakan apa yang diungkapkan dalam sesi pengakuan dosa, termasuk ungkapan mengenai adanya pelecehan seks terhadap anak-anak. Padahal, rekomendasi yang sama telah diajukan Dewan Kebenaran pada April lalu.
Presiden Konferensi Uskup Katolik Australia Mark Coleridge dalam pertemuan pers itu mengatakan, mengubah undang-undang gereja dan meminta pastor untuk melaporkan tuduhan pelecehan seksual yang didengar pada saat pengakuan dosa akan ”merongrong kebebasan beragama dan karena itu kami melihatnya sebagai usulan kebijakan publik yang buruk,” tuturnya seperti dikutip ABC.
Tetapi, dalam laporan Dewan Kebenaran yang mewakili para uskup Australia dan 150 otoritas agama yang dikeluarkan pada hari yang sama, disebutkan para pastor harus tunduk pada hukum Australia termasuk yang mengharuskan pelaporan tuduhan pelecehan seks anak-anak yang disampaikan pada saat pengakuan dosa.
Rekomendasi untuk mengubah hukum kanonik yang berhubungan dengan kerahasiaan pelecehan seks anak-anak dari tindakan amoral dan dosa ke tindakan kriminal akan dilaporkan ke Vatikan sebagai otoritas tunggal yang mempunyai kuasa untuk mengubah, tutur Coleridge.
Juga dilaporkan ke Vatikan rekomendasi komisi untuk memberikan kebebasan kepada pastor untuk memilih mau menikah atau tidak, Coleridge yang juga Uskup Agung Brisbane mengatakan, itu tampaknya tak akan diubah. Komisi menyimpulkan bahwa keharusan untuk tidak menikah atau selibat ”bukan penyebab langsung, tetapi merupakan faktor pendukung” dalam kasus pelecehan seks terhadap anak-anak.
Senator dari Partai Hijau, Rachel Siewert, dan anggota parlemen New South Wales, David Shoebridge, mengatakan, penolakan gereja itu berarti ”semua (tingkat) pemerintahan Australia perlu segera mencabut budaya kerahasiaan di gereja untuk selamanya dan mendahulukan kepentingan anak-anak daripada agama.”
”Sangat mengecewakan mendengar Dewan Uskup Australia yang masih tetap terjerat pada masa lalu dan tidak mau beranjak untuk mengakui bahwa budaya kerahasiaan telah menelan banyak korban anak-anak yang berada dalam lingkup tanggung jawab mereka. Kita tidak bisa membiarkan lembaga yang sudah mengorbankan anak-anak memveto reformasi untuk keselamatan anak,” tutur Senator Siewert seperti dikutip ABC.
Shoebridge mengatakan, para uskup tidak hanya terasingkan dari komunitas, tetapi juga dari umat Katolik yang ”sangat mendambakan reformasi”.
Pada April 14 1978, pastor Michael Glennon menjadi pastor pertama yang dipenjara selama 7 bulan karena melakukan pelecehan seksual terhadap anak perempuan berusia 10 tahun, tetapi ia tetap menjadi pastor sesudah menjalani hukuman.
Pada Juli lalu, Uskup Agung Adelaide Philip Wilson (67) dijatuhi hukuman 12 bulan penjara karena antara tahun 2004 dan 2006 gagal melaporkan kepada polisi kasus pelecehan seksual yang dilakukan pastor James Fletcher pada tahun 1970-an. Fletcher dijatuhi hukuman 10 tahun penjara pada 2004 dan meninggal karena stroke pada usia 65 tahun di penjara pada 2006. Wilson, anggota Gereja Katolik paling senior yang diadili, diperkenankan menjalani hukuman tahanan rumah di dekat Newcastle, di luar Sydney, karena pertimbangan usia dan kesehatan.