Mengenal Lebih Dekat Kawasan Industri Cikarang
Suara bising dari besi yang beradu terdengar nyaring, saat 174 robot otomatis bergerak cepat mencetak atap, kap, lantai, dan bodi mobil di kawasan industri Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jumat (24/8/2018). Dalam waktu 2,5 menit, satu mobil jenis All New Ertiga harus selesai diproduksi. Gambaran sibuknya proses produksi di pabrik Suzuki, terbesar ketiga di Asia setelah India dan Thailand.
Di pabrik Suzuki yang berada di Cikarang itu, pengunjung dapat melihat dari dekat proses awal pembuatan mobil. Mulai dari proses pencetakan bagian-bagian mobil seperti kap, lantai, dan bodi mobil. Wisatawan yang umumnya terdiri dari rombongan, juga diajak melihat proses pengelasan.
Ternyata, proses awal pembuatan bodi mobil lebih banyak dikerjakan oleh tenaga robot otomatis. Namun, tenaga manusia tetap saja dibutuhkan, terutama untuk pemasangan mesin, pengecekan, dan kontrol kualitas. Di tahap awal pencetakan bodi mobil, perbadingan antara robot dan manusia adalah 174 : 48. Sejak tahun 2015, pabrik di Cikarang ini sudah memakai robot otomatis.
“Setiap hari, di pabrik ini diproduksi sekitar 200-250 unit mobil baik untuk dijual di dalam negeri, maupun ekspor ke Asia dan Amerika,” terang Location Head Plant Suzuki Cikarang, Yudonendito kepada rombongan.
Sayangnya, pengunjung tidak bisa masuk ke bagian pengecatan karena area ini sangat steril. Tidak sembarang orang bisa masuk karena kerumitan proses pengecatan mobil. Menurut pemandu wisata saat itu, mobil yang masih berwarna polos dicat sesuai seri warnanya seperti silver, merah, merah marun, putih, dan hitam. Selain itu, mobil juga diproses supaya antikarat, dicuci dengan air hangat, lalu dikeringkan. Setelah itu, komponen-komponen lainnya seperti kaca, interior, dan mesin mobil dipasang oleh buruh pabrik.
Karena sudah terbiasa menerima kunjungan wisatawan, Suzuki pun sudah menyiapkan jalur khusus pejalan kaki. Wisatawan tidak bisa sembarangan asal memegang atau mendekati proses yang berbahaya. Pengunjung harus mengikuti instruksi dari pemandu saat tur pabrik. Seperti saat melihat uji kecepatan maksimal mobil. Meskipun disangga oleh alat penahan khusus di bagian roda, mobil dipacu dengan kecepatan maksimal di atas 100 kilometer per jam. Ini untuk mengecek performa gas, dan rem mobil. Pengunjung tidak diizinkan terlalu dekat, atau bahkan iseng memegang-megang mobil. Hanya petugas khusus yang sudah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) dan lisensi yang boleh melakukan prose situ. Di dalam pabrik, pengunjung juga tidak diizinkan memotret dan merekam dengan kamera apapun.
Selain berkunjung ke pabrik Suzuki, rombongan juga berkesempatan melihat proses produksi Sari Roti. Karena keterbatasan waktu, rombongan hanya dapat melihat proses produksi dari galeri kaca. Rombongan tidak bisa mencium langsung harum aroma adonan yang sedang dipanggang dioven.
Dari balik kaca galeri, pengunjung bisa melihat proses pembuatan roti dimulai dari pembuatan adonan. Adonan dibagi dalam dua jenis yaitu adonan roti manis, dan roti tawar. Setelah itu, adonan ditimbang dalam mesin-mesin besar. Adonan lalu dipanggang di oven besar, sebelum dipisah-pisah dan didistribusikan sesuai kebutuhan pembuatan roti. Setelah adonan matang, tumpukan roti tawar dan manis terlihat berjalan pelan melewati mesin conveyor belt. Sari Roti memproduksi berbagai jenis roti di antaranya roti tawar, roti tawar kupas, roti gandum, roti sandwich, roti sobek, roti isi, dan sebagainya.
“Dengan melihat proses produksi langsung Sari Roti diharapkan masyarakat tahu bahwa perusahaan ini selalu memproduksi produk halal, sehat, dan higienis,” tutur pemandu wisata saat itu.
Wisata kreatif
Sebenarnya, wisata industri Bekasi sudah dimulai sejak tahun 2014 lalu. Mulai tahun 2018 ini, Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi menggencarkan promosi Bekasi Industrial Tourism (BIT). Salah satunya adalah dengan mengundang duta wisata se-Jawa dan Bali untuk mengenal program wisata tersebut. Wisata ini digarap karena potensi kabupaten Bekasi yang memiliki sekitar 4.100 pabrik. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi Sutiaresmulyawan mengklaim, keberadaan pabrik itu membuat Kabupaten Bekasi menjadi kawasan industri terbesar se-Asean.
Sutiaresmulyawan juga menuturkan, sebenarnya konsep wisata edukatif atau lebih kerap disebut study tour itu sudah berjalan dengan baik. Namun, selama ini wisatawan lebih sering berkunjung langsung ke perusahaan. Berdasarkan survei Dinas Pariwisata Bekasi misalnya, dalam setahun ada 100.000 wisatawan yang masuk ke salah satu perusahaan otomotif di Bekasi. Dengan program Bekasi Industrial Tour (BIT) ini, Pemkab Bekasi berharap wisatawan yang masuk bisa bertambah 10-30 persen.
“Rata-rata, kunjungan wisatawan ke Bekasi itu sekitar 250.000 per tahun. Kami harapkan wisatawan bisa meningkat,” kata Sutiaresmulyawan.
Saat ini, Dispar Kabupaten Bekasi sudah bekerja sama dengan 35 perusahaan di tujuh kawasan industri seperti Jababeka, MM 2100, Delta Mas, EJIP, Lippo Cikarang, Bekasi Fajar, dan Hyundai. Pengunjung juga bisa melakukan booking tur wisata industri di website www.industrial-tourism.com. Untuk sementara, paket wisata itu dikelola oleh swasta yaitu PT Jababeka.
Penggerak Bekasi Industrial Tourism (BIT) Hadisantoso mengatakan, wisata ini mencontoh tur pabrik yang sudah lazim dilakukan di berbagai negara seperti Jepang, dan Jerman. Di Jepang, terdapat tur pabrik yang menyenangkan seperti yang dilakukan di The Momofuku Ando Instant Ramen Museum Jepang, Toyota Car Exhibition, pabrik sabun, pengolahan limbah, dan sebagainya. Di Korea Selatan, juga ada Samsung Industrial Tour.
Hadisantoso menambahkan, konsep wisata edukasi ini menarik untuk dikembangkan sebagai destiniasi wisata kreatif karena wisatawan dapat merasakan atmosfer pabrik, dan melihat lebih dekat bagaimana menjalankan bisnis manufaktur skala besar, serta memberikan gambaran bagi mereka yang akan bekerja di industri. Bagi perusahaan, wisata ini pun dapat menjadi promosi gratis dan mempertahankan brand awareness sejak dini. Perusahaan juga dapat memperkenalkan bagaimana proses produksi yang baik.
“Ini mirip kegiatan anak-anak di Kidzania, tapi bedanya, benar-benar datang ke pabrik dan melihat proses produksinya,” ujar Hadi yang saat ini juga menjabat sebagai Direktur Hospitality Management PT Kawasan Industri Jababeka.
Jika wisatawan memilih paket dari website industrial-tourism, mereka tidak hanya mendapatkan tur pabrik. Wisatawan akan dijemput dari titik pertemuan sebelum tiba ke pabrik. Destinasi ini sangat menarik bagi keluarga, komunitas, pelajar, dan mahasiswa. Apalagi, tema yang dikembangkan dalam wisata industri ini adalah wisata keluarga kreatif, edukatif kreatif, dan sejarah industri.
Sebuah wisata alternatif menarik untuk mengisi waktu libur dengan kegiatan tak jauh dari Ibu Kota. Apalagi, saat ini akses ke Cikarang tak hanya bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi. Kendaraan umum baik bus maupun KRL commuter line juga sudah beroperasi hingga ke Cikarang.