Operasi Pasar Bahan Bangunan Digelar di Lombok Utara
Oleh
KHAERUL ANWAR/ISMAIL ZAKARIA
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menggelar operasi pasar bahan bangunan di kabupaten terdampak gempa Pulau Lombok. Operasi pasar dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bangunan di tengah meningkatnya kebutuhan warga akan bahan bangunan untuk membangun rumahnya yang rusak akibat gempa beruntun.
”Kehadiran operasi pasar bahan bangunan untuk stabilisasi harga. Sasaran awal adalah warga yang rumahnya rusak ringan. Dengan harga yang terjangkau, mereka dapat membeli bahan bangunan untuk segera membangun rumahnya, tidak lagi tinggal di tenda,” ujar Selly Handayani, Kepala Dinas Perdagangan NTB, Sabtu (8/9/2018) di Mataram, Lombok.
Untuk operasi pasar itu, Dinas Perdagangan NTB bekerja sama dengan distributor yang menjual bahan dan peralatan bangunan, seperti semen, paku, tandon, linggis, cungkil, tripleks, onduvilla (bahan atap rumah), dan arco (gerobak dorong). Operasi pasar itu mulai digelar Kamis (6/9/2018) di halaman Kantor Showroom UKM di Desa Tanjung, ibu kota Lombok Utara.
Dari pantauan Kompas, aktivitas perekonomian di Desa Tanjung, pusat niaga dan pemerintahan Lombok Utara, mulai menggeliat, seperti adanya toko pengecer bahan bangunan yang buka. Di pihak lain, ada program Hunian Sementara (Huntara) atau program Rumah Instansi Sederhana Sehat (Risha) kendati realisasi program itu memerlukan proses panjang.
Padahal, Suryati (28), warga Dusun Karang Pendagi, Desa Gondang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, mengatakan belum bisa dan tidak memiliki uang untuk memperbaiki rumahnya. Apalagi harga bahan bangunan masih mahal, seperti tripleks Rp 80.000 per lembar.
Suryati, buruh tani, tinggal di tenda pengungsian karena rumahnya rusak berat. Ia membuat bale-bale untuk menyimpan sisa barang yang tertimbun bangunan rumahnya yang ambruk.
Adapun warga yang rumahnya rusak ringan ingin segera membangun tempat tinggalnya yang baru. Untuk memperoleh bahan bangunan di Lombok Utara, harganya relatif mahal. Dengan harga jual yang relatif murah melalui operasi pasar, warga yang rumahnya rusak ringan terbantu membangun tempat tinggalnya, sekaligus toko pengecer akan menjual bahan bangunan mengikuti harga operasi pasar.
”Operasi pasar selesai sampai kondisi normal. Minggu depan kami menyasar Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, untuk kegiatan operasi pasar,” ucap Selly.
Baru satu toko penjualan bahan bangunan di Mataram yang dilibatkan dalam operasi pasar di Desa Tanjung.
Harga jual bahan bangunan itu berdasarkan harga pabrik dan konsumen diberikan diskon 5 persen dari harga total harga barang. Apabila barang yang dicari hari itu tidak tersedia, esok harinya pemilik toko mengambil dan membawakan barang dari gudangnya di Mataram ke lokasi operasi pasar.
Karena harga jual relatif murah, hal itu membuat masyarakat antusias membeli keperluan bahan bangunan. Misalnya, tripleks 8 mm dijual Rp 43.000 per lembar atau lebih murah dibandingkan harga pasar Rp 70.000 per lembar, semen Gresik bisa diperoleh seharga Rp 55.000 per zak atau lebih rendah dari harga pasar Rp 70.000. Kemudian, satu gerobak arco dijual Rp 375.000 atau lebih murah yang berlaku di pasar Rp 645.000.
Hal senada dikatakan Fahri, Kepala Dinas Perdagangan Lombok Utara. Keberadaan operasi pasar membantu warga yang daya belinya menurun dan belum bisa mencari penghasilan Lombok Utara. ”Kemarin saya beli semen Gresik seharga Rp 56.000 per zak atau lebih murah dibanding harga pasar Rp 65.000 per zak,” ucap Fahri.