TERNATE, KOMPAS Kedatangan obor Asian Para Games 2018 di Ternate, Maluku Utara, Sabtu (8/9/2018), diharapkan dapat menggaungkan semangat kesetaraan serta menumbuhkan gairah dan prestasi olahraga di pulau tersebut.
Lentera api Asian Para Games tiba di Ternate, diambil dari api abadi Mrapen, di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, 5 September. Kedatangan api Asian Para Games 2018 bersamaan dengan rangkaian perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-35 di Kota Ternate.
Kedatangan api di Ternate disambut oleh dua anak lelaki yang memperagakan Tarian Cakalele, tarian perang tradisional Maluku. Di pelataran Istana Kesultanan Ternate di Soa Sio, Ternate Utara, Wakil Ketua IV Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia (Inapgoc) sekaligus Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta lalu memberikan lentera kepada Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman. Sekretaris Jenderal Inapgoc Bayu Rahadian juga menyerahkan obor kepada pejabat Kimalaha Marsaoly Kesultanan Ternate, Abdul Majid.
Lentera dan obor Asian Para Games kemudian dibawa masuk ke dalam Istana Kesultanan Ternate untuk disemayamkan selama semalam. Perangkat Kesultananan Ternate, perwakilan tetua adat, dan masyarakat hadir menyaksikan peristiwa ini.
Menurut rencana, obor Asian Para Games akan diarak di tengara Kota Ternate pada Minggu (9/9) pagi bersama 2.000 orang anggota komunitas sepeda. Ternate menjadi kota pertama kirab obor Asian Para Games 2018. Selanjutnya, obor akan dibawa ke Makassar, Bali, Pontianak, Medan, Pangkal Pinang, dan berakhir di Jakarta, sepekan menjelang Asian Para Games.
Raden Isnanta mengatakan, lentera Asian Para Games sudah diserahkan kepada pemerintah Ternate. ”Prosesi ini menandakan semangat peduli terhadap kaum disabilitas, serta semangat untuk kesetaraan terhadap kaum difabel akan berkobar dan menghiasi kehidupan di Ternate,” ujarnya. Dia menuturkan, obor adalah simbol semangat dan tradisi pada dunia olahraga. Semangat itu yang dibawa untuk menyukseskan Asian Para Games.
Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman mengatakan, kedatangan obor Asian Para Games bersamaan dengan rangkaian acara Haornas merupakan momentum berharga dan strategis bagi warga Ternate. Apalagi, untuk pertama kalinya Haornas digelar di luar Pulau Jawa.
”Ini akan membangkitkan semangat olahraga dan menjadi sarana promosi di berbagai bidang,” ujar Wakil Perdana Menteri Bidang Urusan Keraton pada Kesultanan Ternate itu.
Burhan menuturkan, selama ini bantuan sarana prasarana olahraga bagi masyarakat Ternate masih minim. Padahal, daerah itu sudah melahirkan sejumlah legenda olahraga nasional, seperti Mainaky bersaudara yang mempersembahkan banyak gelar di cabang bulu tangkis.
Dengan kirab obor Asian Para Games, Burhan berharap sarana olahraga lebih diperhatikan, terutama untuk cabang sepak bola, tinju, dan bulu tangkis. Pemerintah pusat juga perlu membantu menghadirkan pelatih berkualitas agar bakat atlet terasah.
Puncak perayaan
Sehari menjelang puncak perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas) ke-35 di Kota Ternate, Kemenpora menggelar pembukaan Gala Desa, kejuaraan untuk anak-anak dan remaja yang dimaksudkan untuk mencari bakat-bakat muda Indonesia. Selain diselenggarakan pula Festival Senam Lansia di Pantai Tuga Lufa, Tidore, dan seminar dengan tema ”Tantangan Pembangunan Olahraga di Era Milenial” di Gedung Dhuafa Center, Ternate, Sabtu sore.
Puncak perayaan Haornas akan diselenggarakan di Gelora Kieraha, Ternate, Maluku Utara, Minggu malam. Acara ini dipercaya akan menyuguhkan tontonan yang kental dengan budaya dan tradisi.
Ternate mencatatkan sejarah sebagai kota pertama di luar Pulau Jawa yang akan menggelar Haornas. Isnanta menjelaskan, Ternate merupakan satu dari tiga kota yang mengajukan diri menjadi tuan rumah. Dua lainnya berasal dari Pulau Jawa. Untuk menumbuhkan semangat berolahraga di luar Pulau Jawa, akhirnya Ternate dipilih menjadi tuan rumah Haornas.
”Ternate dianggap pas untuk itu. Meskipun tidak terlalu luar, tetapi ini sudah berada di lautan lepas yang di utaranya langsung berbatasan dengan Filipina. Apalagi, Tarnate juga bisa jadi representasi wilayah Indonesia Timur dan dari sini telah lahir sejumlah atlet nasional,” ungkap Isnanta. (DNA)