Final tunggal putra Grand Slam Amerika Serikat Terbuka menjadi pembuktian kembalinya Novak Djokovic dan Juan Martin Del Potro. Cedera tak membatasi semangat mereka untuk menjadi yang terbaik dalam turnamen level tertinggi.
NEW YORK, JUMAT — Kemenangan atas Kei Nishikori, 6-3, 6-4, 6-2, dalam semifinal Amerika Serikat Terbuka di Flushing Meadows, New York, Jumat (7/9/2018), membawa Novak Djokovic ke final dua Grand Slam beruntun pada 2018. Juli lalu, dia menjuarai Wimbledon, gelar Grand Slam pertamanya setelah Perancis Terbuka 2016.
Final melawan Juan Martin Del Potro, yang akan berlangsung Minggu sore waktu setempat atau Senin dini hari waktu Indonesia, menjadi pembuktian kembalinya Djokovic ke persaingan papan atas. Dia merasakan kembali motivasi bertanding setelah bereuni dengan pelatihnya, Marian Vajda. Itu dilakukan setelah Djokovic mengalami masa sulit sejak pertengahan 2017 karena cedera siku.
Jika menang, Djokovic memenangi dua Grand Slam dalam satu musim sejak 2015. Ini juga akan menjadi gelar ketiga di AS Terbuka setelah 2011 dan 2015. ”Saya beruntung bisa kembali bersama mereka,” kata Djokovic.
Namun, Del Potro bukan lawan mudah meski kalah 14 kali dari 18 pertemuan dengan Djokovic. Del Potro ke final setelah Rafael Nadal, lawannya pada semifinal, mundur usai set kedua karena cedera lutut kanan. Del Potro menang, 7-6 (7-5), 6-2.
Selain servis dan forehand tajam, petenis Argentina itu juga memiliki motivasi besar karena ini menjadi final Grand Slam kedua setelah menjuarai AS Terbuka 2009. Ketika itu, Del Potro menghentikan dominasi Nadal dan Roger Federer sebagai juara Grand Slam sejak Perancis Terbuka 2005.
”Saya menyukai Del Potro, bukan hanya sebagai petenis, tetapi juga sebagai seorang manusia. Dia adalah seseorang yang selalu menghargai orang lain, termasuk lawannya,” kata Djokovic.
”Dia juga mengalami hal yang sama seperti saya, didera cedera hingga harus absen dari turnamen selama dua-tiga tahun,” lanjut petenis nomor enam dunia itu.
Cedera pergelangan tangan kanan dan kiri membuat Del Potro harus menjalani operasi pada 2010, 2014, dan 2015. Dia hanya tampil dalam tiga turnamen pada 2010, empat turnamen pada 2014, dan empat pertandingan pada 2015. Setelah meniti kembali kariernya, Del Potro kini memiliki peringkat dunia terbaik selama menjadi petenis profesional, yaitu peringkat ketiga.
”Saya senang bisa ke final lagi, apalagi dalam turnamen favorit saya. Saya punya kenangan baik di lapangan ini pada 2009, tetapi saat itu saya masih remaja. Sekarang sudah semakin tua,” kata petenis berusia 29 tahun itu.
Cedera yang sama
Cedera lutut kanan saat melawan Del Potro merupakan cedera yang sama yang beberapa kali dialami Nadal. Terakhir, cedera tersebut dialami menjelang akhir 2017, hingga membuatnya kalah atau mengundurkan diri dari dua turnamen.
Awal musim ini, tubuh Nadal juga menyerah karena cedera paha kanan. Dia mundur saat bertanding pada set kelima melawan Marin Cilic pada semifinal Australia Terbuka.
”Saya belum tahu menjalani pemulihan berapa lama, tetapi rasanya bukan cedera yang membuat saya absen selama enam bulan. Ini cedera yang pernah saya rasakan, yang terpenting sekarang adalah pemulihannya,” kata Nadal.
Petenis nomor satu dunia itu mengatakan, bukan kekalahan yang dia sesali, melainkan kehilangan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan terbaiknya. ”Sangat sulit untuk mengucapkan selamat tinggal sebelum pertandingan selesai. Namun, pada titik tertentu, saya harus membuat keputusan. Saya tidak bisa meneruskan pertandingan meski hanya satu set lagi karena rasanya sudah sangat sakit,” tutur Nadal yang dua kali menghapus air matanya saat konferensi pers.
Nadal bercerita, sakit pada lutut kanannya dirasakan sejak babak pertama, tetapi rasa sakit itu datang dan pergi. Saat melawan Del Potro, rasa sakit muncul pada set pertama. Setelah dibebat oleh tim medis, dia menahan rasa sakit itu.
Pada set kedua, pergerakannya mulai terganggu. Nadal mulai frustrasi. Dia melihat ke arah tribune timnya sambil menggelengkan kepala. Pada satu momen gim ketujuh, saat tertinggal 2-4, Nadal bahkan berkata kepada wasit James Keothavong bahwa dirinya akan mengundurkan diri.
Meski tetap melanjutkan pertandingan, sang juara bertahan akhirnya mundur usai set kedua. ”Banyak yang mengatakan karier saya akan pendek karena gaya bermain saya, tetapi saya masih di sini karena mencintai apa yang saya kerjakan. Saya akan tetap berjuang dan bekerja keras,” lanjutnya. (AFP/AP)