Reproduksi Kenangan
Film ”Ada Apa dengan Cinta?” selalu laku dikapitalisasi. Sebab, film laris itu bukan semata menjadi produk industri, melainkan juga lahir sebagai penanda zaman. Maka, apa pun yang terikat erat dengannya bakal laris dijual. Jualan kenangan dan keakuan, tepatnya.
Peluang itu ditangkap Iconic Concert yang kemudian menggelar konser Ada Apa dengan Cinta? yang menampilkan Melly Goeslaw dan sang suami, Anto Hoed. Konser di The Pallas, Jakarta, Selasa (4/9/2018), itu diramaikan juga oleh Cantika GAC, Calvin Jeremy, dan Diskopantera.
Film Ada Apa dengan Cinta? (AADC) yang dirilis pada 2002 menjadi penanda kebangkitan film nasional. Ketika publik merindukan film berkualitas, AADC muncul memenuhi kerinduan itu. Film ini pun diserbu sedikitnya 2,7 juta pasang mata di bioskop. Itu belum termasuk pecinta film yang tak sempat atau punya uang ke gedung bioskop dan memilih menonton lewat cakram padat.
Generasi yang menghabiskan masa remaja dan masa muda di era awal 2000-an kala itu bukan saja hafal adegan demi adegan film AADC. Lagu-lagu soundtrack pun mereka putar berulang-ulang sampai hafal. Jika ada remaja yang tak tahu AADC, bisa dianggap kurang gaul. AADC menjadi simbol pergaulan. Simbol identitas, simbol keakuan.
Kenangan itu dipertebal dengan kemunculan AADC-2. Para anak muda zaman itu, yang kini mulai mapan secara ekonomi dan sosial, menemukan alasan untuk reuni. Mereka kembali menyerbu bioskop. Tak kurang dari 3,6 juta orang menonton AADC-2.
Berangkat dari kenyataan itu, konser AADC masih sangat laku dijual. Malam itu sedikitnya 2.100 penonton memenuhi ruang The Pallas. Ruangan penuh oleh penonton yang rata-rata berusia 20-an sampai 40-an tahun. Hampir tidak ada yang datang sendiri. Jika tak berpasangan pasti berombongan.
Penonton memenuhi ruangan sejak pukul 19.00 meski konser mundur satu jam lebih lama dari jadwal yang dijanjikan. Toh, penonton tetap gembira. ”Konser ini bagus untuk mengingat masa-masa sekolah. Seru!” kata Natalia (31) yang datang bersama tiga rekannya.
Melly muncul dengan langsung menyanyikan lagu ”Ingin Mencintai dan Dicintai”. Konser ini menyuguhkan 16 lagu, termasuk ”Denting” dan ”Ada Apa dengan Cinta?”. Cantika kebagian duet dengan Melly untuk lagu ”Suara Hati Seorang Kekasih”. Sebelumnya dia menyanyi solo ”Di Mana Malumu”. Adapun Calvin menyanyikan ”Tentang Seseorang” lalu berduet dengan Melly pada ”Ratusan Purnama”.
Melly membagi konser itu dalam empat segmen. Salah satu segmen, ia isi dengan lagu-lagu di luar soundtrack AADC, yakni ”Menghitung Hari” dan ”Tegar” secara medley, ”Jika”, serta ”Hanya Memuji”. Lagu-lagu ini sebagai pengingat bahwa Melly punya perjalanan lain sebagai komposer lagu.
”Gimmick”
Konser malam itu berjalan layaknya karaoke massal yang menempatkan Melly sebagai pemandu yang memukau. Apalagi, kualitas suara Melly tetap memesona. Penonton hafal setiap lagu yang dinyanyikan. ”Lo jadi ingat sama mantan, ya. Cie…,” goda seorang penonton kepada rekannya ketika Melly menyanyikan ”Denting”.
Melly menjelaskan, konser ini dirancang lebih intim. ”Dikemas sedemikian rupa oleh konseptornya, Astrid Reiza, dan didukung oleh beberapa seniman muda, salah satunya Isha Hening sebagai artis visual,” kata Melly.
Tata panggung gemerlap dengan multimedia dinamis. Di sisi kanan dan kiri terpasang panel monitor yang menampilkan alih rupa warna-warni senada dengan latar belakang panggung. Kadang berupa bunga, tetesan air, sampai gelombang penuh warna.
Melly, yang kini berhijab, tak banyak gerak di atas panggung meskipun celotehannya tetap konyol dan nakal. ”Kalau tujuh tahun lalu, kamu pasti saya cium,” kata Melly kepada penonton yang naik panggung seusai wefie. ”Eh, tapi ada suami saya ding, he-he-he.”
Sebelum mengatakan itu, Melly memberi tantangan kepada penonton. Siapa yang berani menyatakan cintanya di atas panggung, akan dia kasih hadiah. Setelah beberapa menit, seorang pria naik panggung mengajak pacarnya. ”Maukah engkau menerimaku sebagai calon suamimu?” kata sang pria yang dijawab bersedia oleh sang gadis.
”Selain seru, saya juga ingin ada suatu memori yang dibawa pulang oleh penonton, tidak hanya mem-posting keseruan konsernya,” kata Melly mengungkapkan alasan dia memakai gimmick dalam konser.
Strategi Melly tampaknya berhasil. Setidaknya bagi pasangan tadi. Apakah mereka akhirnya menikah atau kandas di tengah jalan, itu soal lain. Yang utama sudah tertanam dalam kenangan bahwa mereka pernah menyatakan cinta di atas panggung di hadapan ribuan pasang mata.
”Kalau ada konser AADC lagi, saya pasti nonton. Jarang-jarang bisa kumpul-kumpul dengan teman sambil mengenang masa sekolah seperti ini,” kata Natalia.
Konser malam itu bisa diartikan sebagai upaya mereproduksi kenangan baru atas kenangan lama. Penonton pulang dengan membawa kegairahan baru terhadap kenangan lama. Jualan kenangan akan selalu laku karena pada dasarnya manusia menyukai romantisisme masa lalu.