Jusuf Kalla Nobar "Wiro Sableng": Actionnya Bagus
JAKARTA, KOMPAS -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan action dalam film "Wiro Sableng" bagus dan memuji perusahaan produksi film Indonesia Lifelike Pictures bisa menjalin kerja sama dengan 20th Century Fox.
Jusuf Kalla mengatakan hal ini kepada Produser Eksekutif Luki Wanandi seusai nonton bareng film "Wiro Sableng" di bioskop Metropole, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (9/9/2018) malam. Jusuf Kalla memnonton film Indonesia ini bersama istri, anak dan cucu serta sejumlah staf Kantor Wakil Presiden.
"Pak JK menyampaikan komentarnya kepada saya bahwa action dalam film Wiro Sableng bagus dan beliau memuji Indonesia (Lifelike Pictures) bisa berkolaborasi dengan Fox," kata Luki Wanandi, Produser Eksekutif film "Wiro Sableng" kepada Kompas, Senin (10/9/2018) pagi.
Pak JK menyampaikan komentarnya kepada saya bahwa action dalam film Wiro Sableng bagus dan beliau memuji Indonesia (Lifelike Pictures) bisa berkolaborasi dengan Fox
Sejak diputar perdana 30 Agustus 2018 lalu, film "Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212" ini sudah ditonton lebih dari 1 juta orang di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia.
Film "Wiro Sableng" berkisah di Nusantara pada Abad 16. Wiro Sableng, seorang pemuda dan murid dari pendekar misterius bernama Sinto Gendeng, mendapat titah dari gurunya untuk menringkus Mahesa Birawa, mantan murid Sinto yang berkhianat. Dalam perjalanannya mencari Mahesa Birawa, Wiro terlibat dalam sebuah petualangan seru bersama dua sahabat barunya, Anggini dan Bujang Gila Tapak Sakti. Pada akhirnya Wiro tidak hanya mengungkap rencana keji Mahesa Birawa, tetapi juga menemukan esensi sejati seorang pendekar.
Film "Wiro Sableng" dibintangi oleh Vino G. Bastian, Yayan Ruhian, Sherina Munaf, Fariz Alfarazi, Marsha Timothy, Ruth Marini, Andy /rif, Yayu Unru, Dwi Sasono, Marcella Zalianty, Aghniny Haque, Yusuf Mahardika, Lukman Sardi, Rifnu Wikana, Gita Arifin, Cecep Arif Rahman, Marcell Siahaan, dan Happy Salma.
- Satu Minggu Diputar, Penonton "Wiro Sableng" Lebih Satu Juta
- Film "Wiro Sableng" akan Tayang di Malaysia dan Singapura
- Vino G Bastian Memerankan Tokoh Ciptaan Sang Ayah
- 20th Century Fox Menilai Industri Film di Indonesia Punya Potensi Besar
Sheila Timothy bertindak sebagai Produser, Angga Dwimas Sasongko sebagai Sutradara, Sheila Timothy & Tumpal Tampubolon dan Seno Gumira Ajidarma sebagai Penulis Naskah, Adrianto Sinaga sebagai Production Designer, Teguh Raharjo sebagai Editor, Aria Prayogi sebagai Music & Sound Designer, Ipung Rachmat Syaiful sebagai Director of Photography, dan Keliek Wicaksono sebagai VFX Creative Director.
Luki Wanandi mengatakan, film hasil co-production pertama 20th Century Fox di Asia Tenggara ini dihadirkan dengan tujuan untuk memuaskan para penggemar yang rindu akan sosok pendekar Kapak Maut Naga Geni 212, sekaligus memberi angin segar bagi para penonton film Indonesia dengan hadirnya sosok pendekar asli Indonesia.
Bangkitnya Pencak Silat
Munculnya film \'Wiro Sableng\' bertepatan dengan bangkitnya Pencak Silat Indonesia dalam Asian Games 2018 dan menjadi momen yang tepat untuk menunjukkan Silat sebagai salah satu diplomasi lunak (soft diplomacy) unggulan milik Indonesia.
Munculnya film \'Wiro Sableng\' bertepatan dengan bangkitnya Pencak Silat Indonesia dalam Asian Games 2018 dan menjadi momen yang tepat untuk menunjukkan Silat sebagai salah satu diplomasi lunak (soft diplomacy) unggulan milik Indonesia.
Muay Thai dari Thailand, Karate dari Jepang, dan Taekwondo dari Korea adalah berbagai ilmu bela diri yang sudah banyak dikenal terutama pada industri perfiman internasional.
Menurut Luki, Silat yang memiliki keluwesan gerakan sekaligus efek aksi-reaksi yang realistis melalui jurus-jurusnya, merupakan daya tarik yang kuat dalam industri film yang dapat menghipnotis penonton.
"Namun, Silat ini tidak akan menjadi daya tarik ke publik internasional jika tidak didukung oleh negara Indonesia, baik masyarakatnya sendiri ataupun jajaran pemerintahan, kementerian, dan institusi terkait untuk memopulerkannya secara luas ke panggung internasional," kata Luki.
- Memopulerkan Indonesia Lewat Film "Wiro Sableng"
- Sherina Munaf Merasa "Jiper" Main Film Lagi
- Penampilan Perdana Aghniny Haque di Film
- Jejaring Alumni Luar Negeri Dukung Film Nasional
- Kebangkitan Pendekar Asli Indonesia
Film "Wiro Sableng" diangkat dari novel karya Bastian Tito (alm) yang terdiri dari 185 buku dan ditulis dalam rentang waktu 39 tahun. Buku serial ini menjadi Intellectual Property (IP) terlama dan terpanjang di Indonesia
Film "Wiro Sableng" mengusung genre Action Fantasy khas Indonesia. Aksi yang dihadirkan di film ini dibuat menggunakan Pencak Silat hasil koreografi dari Yayan Ruhian, berpadu dengan Fantasi khas Nusantara dari Adrianto Sinaga selaku Production Designer.
Berkolaborasi dengan Chris Lie dari Caravan Studio, Anto merancang 300 kostum dan 150 senjata yang berbasis Nusantara untuk setiap karakter yang ada. Selain itu, film "Wiro Sableng" juga menyajikan sederet elemen drama dan komedi yang turut mengisi 123 menit durasi film ini.
Lifelike Pictures resmi bekerja sama dengan 20th Century Fox untuk co-production film "Wiro Sableng"pada Februari 2017 lalu dan berlanjut ke tahap pra-produksi yang berlangsung selama 6 bulan.
Pengambilan gambar dilakukan selama empat bulan di berbagai lokasi di Indonesia, dilanjutkan ke tahap paska-produksi yang berlangsung selama 9 bulan. Secara total, proses pembuatan film "Wiro Sableng" berlangsung lebih dari 1,5 tahun dan melibatkan total 977 kru dan pemain.
Proses pembuatan film "Wiro Sableng" berlangsung lebih dari 1,5 tahun dan melibatkan total 977 kru dan pemain
“Saya beruntung karena seluruh kru di semua departemen mempunyai komitmen dan kecintaan kepada film ini, sehingga proses panjang tersebut terasa menyenangkan. Koordinasi dan jalinan kerja setiap departemen juga selalu mendukung sehingga hasilnya memenuhi harapan kami semua,” kata Sheila Timothy, Produser film "Wiro Sableng".
Kurt Rieder, Executive Vice President Asia Pacific 20th Century Fox International menanggapi kolaborasi Fox dengan Lifelike Pictures. “Seluruh tim Fox sangat terkesan oleh kreativitas dan profesionalisme tim Lifelike Pictures. Mungkin kami tidak bisa menemukan rekan kerja yang lebih baik lagi sebaik tim Lifelike Pictures di Asia Tenggara," kata Kurt Rieder.
Wiro Sableng telah menetapkan tonggak baru di Indonesia dan menunjukkan bahwa Lifelike Pictures dapat memenuhi standar studio
Lifelike Pictures menangani mulai dari produksi dan paska produksi hingga marketing, media sosial, dan promosi pihak ketiga. "Wiro Sableng telah menetapkan tonggak baru di Indonesia dan menunjukkan bahwa Lifelike Pictures dapat memenuhi standar studio,” ujar Kurt Rieder.
Menyajikan film genre fantasi menjadi tantangan tersendiri bagi Lifelike Pictures. Dukungan Computer-Generated Imagery (CGI) tentu dibutuhkan untuk menghasilkan Visual Effects (VFX) di beberapa bagian yang diperlukan guna menambah fantasi film ini.
Lifelike Pictures membuat sebuah workflow yang berbeda dari biasanya dalam proses pengerjaan CGI. Lifelike Pictures melibatkan 93 VFX artist asli Indonesia yang terbagi dalam lebih dari 10 studio VFX. Selama masa paska-produksi, seluruh VFX artist tersebut bekerja keras guna menghasilkan efek visual yang memanjakan mata.
Bagi para pemain, terlibat dalam film "Wiro Sableng" merupakan kesempatan yang tidak mungkin dilewatkan, terlebih bagi pemeran Wiro Sableng itu sendiri, yakni Vino G. Bastian.
Film ini sangat penting bagi saya karena ini menjadi tribute untuk ayah saya, alm. Bastian Tito.
“Film ini sangat penting bagi saya karena ini menjadi tribute untuk ayah saya, alm. Bastian Tito. Ini sumbangsih yang mungkin tidak seberapa dari seorang anak untuk orang tuanya. Namun demikian, saya sangat bersyukur karena semua orang yang terlibat mencurahkan kemampuan terbaik dan dedikasi mereka untuk film ini,” ujar Vino.