Radio Harus Berinovasi untuk Menarik Generasi Milenial
JAKARTA, KOMPAS -- Di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat, radio dituntut untuk tidak hanya sekadar menjadi sarana informasi, tetapi juga sebagai sumber hiburan. Selain itu, inovasi seperti peluncuran aplikasi untuk radio atau pemanfaatan media sosial juga perlu dilakukan. Dengan melakukan hal tersebut, radio dapat menarik generasi-generasi pendengar yang baru.
Arus perkembangan teknologi yang semakin pesat harus dimanfaatkan oleh stasiun-stasiun radio untuk memodernisasi konten dan juga pengelolaan radio. Mereka juga harus bisa menarik pendengar-pendengar baru yang merupakan generasi milenial.
Menurut pakar komunikasi DR Dadang Sugiana MSi, kemajuan zaman telah berdampak pada pergeseran peran radio. Dahulu, radio merupakan sebuah sarana propaganda yang kemudian kembali berkembang menjadi sarana informasi untuk masyarakat. Kini, selain sebagai sarana informasi, radio juga harus bisa memenuhi peran barunya sebagai sumber hiburan.
Pergeseran peran ini merupakan dampak kemajuan teknologi dan berubahnya sikap pendengar yang kini didominasi oleh generasi milenial
"Pergeseran peran ini merupakan dampak kemajuan teknologi dan berubahnya sikap pendengar yang kini didominasi oleh generasi milenial," ujar DR Dadang Sugiana MSi yang juga Wakil Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (11/9/2018) sore.
Menurutnya, di tengah gempuran informasi yang terjadi, radio harus mampu memberikan informasi yang singkat, akurat, dan tepat kepada para pendengarnya. Radio berperan sebagai penyaring informasi mana yang benar dan mana yang palsu.
Selain sebagai sumber informasi, kini radio juga harus bisa berperan sebagai sumber hiburan. Hal ini dapat digabungkan dengan fungsi pertama radio seperti memberikan informasi seputar gaya hidup, kesehatan dan lain-lain. Pembawaan seorang penyiar radio juga harus diperhatikan oleh setiap stasiun radio.
"Karena sekarang kebanyakan pendengar adalah anak-anak muda. Jadi, cara mereka membawakan acara, membacakan berita, atau memberikan informasi juga harus disesuaikan dengan generasi milenial," jelas Dadang.
Menurut Aditya (24), radio merupakan salah satu sumber hiburan yang penting. Menurutnya, di kota besar seperti Jakarta, ada banyak orang yang mendengarkan radio di mobil mereka. Ditambah lagi, kondisi lalu lintas di Jakarta yang macet membuat orang terjebak dalam mobil untuk waktu yang cukup lama.
"Salah satu cara untuk mengusir jenuh dan bosan, ya dengan mendengarkan radio. Sekarang acara radio juga sudah macam-macam. Acara-acara yang lucu itu menjadi favorit saya saat terjebak macet," ujar mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung itu.
Salah satu cara untuk mengusir jenuh dan bosan, ya dengan mendengarkan radio. Sekarang acara radio juga sudah macam-macam. Acara-acara yang lucu itu menjadi favorit saya saat terjebak macet.
Selain itu, menurutnya radio juga merupakan sumber informasi yang masih relevan saat ini. Dari radio, ia mendapatkan informasi-informasi yang beragam mulai dari soal lalu lintas hingga politik. Meskipun informasi tersebut juga dapat ia temukan dengan membuka situs berita, menurutnya informasi yang diberikan oleh radio sudah merupakan inti dari sebuah berita.
"Kalau dari radio, kan tinggal mendengarkan. Bila saya masih penasaran tentang sebuah berita, bisa lanjut dengan membaca artikel," tambahnya.
Tidak hanya pergeseran peran, radio juga perlu melakukan inovasi untuk mempertahankan pendengar dan juga mendapatkan pendengar baru. Pada era modern seperti sekarang, mendengarkan radio harus dapat dilakukan dimana saja, tidak seperti dulu yang hanya bisa dilakukan di mobil atau rumah saja. Tuntutan generasi milenial yang selalu menginginkan informasi terkini harus dijadikan pertimbangan stasiun radio untuk terus berkembang.
Contoh inovasi yang dapat dilakukan adalah pembuatan aplikasi radio untuk gawai. Dengan adanya aplikasi, kini pendengar dapat mengakses siaran radio tersebut dimana saja dan kapan saja. Sehingga, masyarakat memiliki kepuasan tersendiri karena telah memperbarui informasinya dengan cepat dan praktis.
Contoh inovasi yang dapat dilakukan adalah pembuatan aplikasi radio untuk gawai. Dengan adanya aplikasi, kini pendengar dapat mengakses siaran radio tersebut dimana saja dan kapan saja.
Menurut General Manager Radio Network Kompas Gramedia, Fransiska Wahyu Astuti, pihaknya memang menyadari pentingnya kemudahan akses untuk radio. Oleh karena itu, ketiga stasiun radio di bawah Radio Network Kompas Gramedia, Sonora FM, Motion FM, dan Smart FM memiliki fasilitas streaming di laman masing-masing.
Ketiga stasiun tersebut juga telah memiliki aplikasi khusus yang memungkinkan pendengar mengakses siaran radio dimana saja.
"Hadirnya fasilitas streaming dan aplikasi radio muncul karena keinginan pendengar yang ingin mendengarkan sebuah program tetapi terbentur dengan jadwal kerja mereka. Lewat aplikasi tersebut, kami juga bisa berinteraksi dengan pendengar," kata Wahyu.
Pentingnya sebuah inovasi dalam dunia radio juga dutegaskan oleh Sekretaris Pengurus Daerah Pengurus Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta Denny Sompie.
Menurut Denny, kini generasi milenial mengutamakan kemudahan dan kecepatan dalam segala hal. Sehingga, untuk mendengarkan radio dengan menggunakan cara konvensional sudah amat sulit. Stasiun radio saat ini harus mengikuti kemauan pendengar yang telah berubah drastis.
"Oleh karena itu, sekarang stasiun radio sudah banyak yang meluncurkan aplikasi untuk mendengarkan radio di mana saja. Selain itu, mereka juga memperkuat streaming mereka di laman masing-masing," kata Denny.
Denny menambahkan, radio juga harus dapat memanfaatkan media sosial secara maksimal. Radio dapat menggunakan media sosial sebagai sarana promosi acara-acara off air. Mereka juga dapat menggunakannya sebagai sarana interaksi antara penyiar dan pendengar sehingga meningkatkan loyalitas pendengar.
Tidak hanya itu, stasiun radio juga harus menjalankan perannya sebagai sarana informasi melalui media sosial. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengunggah konten-konten menarik yang disesuaikan dengan segmentasi stasiun radio tersebut..
Menurut Wahyu, penyelenggaraan acara-acara off air merupakan salah satu upaya yang telah dilakukan untuk menjangkau pendengar baru dan juga bentuk penghargaan terhadap pendengar lama.
Penyelenggaraan acara-acara off air merupakan salah satu upaya yang telah dilakukan untuk menjangkau pendengar baru dan juga bentuk penghargaan terhadap pendengar lama.
"Contohnya adalah Radio Sonora yang segmentasinya untuk keluarga. Sonora biasanya membuat acara kunjungan ke sekolah-sekolah. Untuk para ibu, kami berikan program edukasi di berbagai bidang. Sementara, untuk anak-anak, kami perkenalkan kepada dunia radio seperti cara kerjanya, alat-alatnya, dan lainnya," jelas Wahyu.
Dengan kegiatan tersebut, Wahyu berharap anak-anak tersebut tertarik kepada dunia radio dan secara tidak langsung menjaring pendengar-pendengar muda potensial.
Hal yang sama juga dilakukan oleh D FM. Salah satu stasiun radio swasta di Jakarta ini juga menyadari pentingnya peranan media sosial untuk menjangkau pendengar.
Menurut Produser Penyiar D FM, Veni Veronica, media sosial radio digunakan untuk berinteraksi secara dua arah dengan pendengar. Media sosial tersebut juga memungkinkan pendengar untuk melihat cara kerja sebuah stasiun radio.
Selain itu, D FM juga memanfaatkan media sosialnya sebagai sarana informasi tentang acara-acara off air yang akan dilakukan atau kegiatan yang bekerja sama dengan D FM.
"Adanya media sosial memungkinkan para pendengar untuk mengetahui wajah-wajah penyiar favoritnya," ujar Veni.
Selain media sosial, stasiun radio berfrekuensi 103.4 FM ini juga memiliki situs streaming yang dapat diakses di www.1034dfm.com. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA TELLING)