Ada banyak warung makan yang menyajikan kuliner khas Solo, tengkleng, di tempat asalnya itu. Salah satu yang teristimewa adalah warung tengkleng Yu Tentrem. Cita rasa tengkleng tanpa bau prengus kambing berpadu dengan kuah segar tak bersantan akan memanjakan para pencinta kuliner.
Warung tengkleng Yu Tentrem beralamat di sebuah gang Kampung Ngadisono, RT 004 RW 014, Kelurahan Kadipiro, Banjarsari, Solo, yang bisa diakses melalui Jalan Kelud Selatan. Jangan khawatir, meski harus masuk melewati gang kampung, lokasi warung Yu Tentrem bisa dicari dengan bantuan petunjuk Google Maps.
Warung ini tidak terlalu luas, berukuran 4 meter x 7 meter. Dari depan, sekilas tidak tampak seperti warung makan umumnya karena menyatu dengan rumah tinggal. Di dalamnya, selain ada meja kursi seperti warung-warung makan lainnya, ada juga meja kursi dan sofa tamu yang bisa dipakai pengunjung. Ini menciptakan suasana warung yang bernuansa rumah. Kebersihan warung ini terkesan dijaga dengan baik.
Warung tengkleng Yu Tentrem saat ini dikelola kakak beradik Purwaningsih (46) dan Winarno (41), putra dan putri almarhumah Ibu Tentrem. Setelah Tentrem meninggal tahun 2017, warisan cita rasa tengkleng Yu Tentrem tetap terjaga dengan baik hingga kini. ”Bumbu tetap berpedoman pada racikan asli ibu, tidak dikurangi dan tidak dilebihkan, sehingga rasanya tidak berubah,” ujar Purwaningsih yang sebelumnya selalu mendampingi sang ibu memasak tengkleng.
Menurut Winarno, usaha tengkleng Yu Tentrem berawal dari sang nenek, Ginem Atmo, yang mulai berjualan tengkleng dengan cara berkeliling kampung. Usaha itu diteruskan anak mbah Ginem, Bu Tentrem, tahun 1980-an. Ketika pelanggannya bertambah banyak, atas saran mereka, Yu Tentrem, begitu biasa disapa pelangganya, berhenti berkeliling kampung dan berjualan menetap di pinggir Jalan Letjen Sutoyo, Solo.
Pelanggannya terus bertambah banyak. Yu Tentrem membuka warung tengkleng di rumahnya dan dinamai sesuai panggilannya sehari-hari, Yu Tentrem. Pelanggannya dari warga biasa sampai pejabat-pejabat negara. Tengkleng Yu Tentrem ini juga kerap dipesan khusus untuk sajian pesta pernikahan dan acara-acara perusahaan di Solo, Yogyakarta, Semarang, hingga Jakarta. Pelanggannya juga sering membawa pulang tengkleng Yu Tentrem sebagai oleh-oleh. ”Karena kuahnya tidak pakai santan, jadi lebih awet kalau mau dibawa pergi,” kata Purwaningsih.
Winarno mengatakan, bahan utama tengkleng, seperti tulang iga, kaki, dan kepala kambing, disuplai pemasok dalam kondisi segar. Proses pembersihan bagian-bagian kambing secara cermat dan berulang-ulang menjadi kunci tengkleng Yu Tentrem terbebas dari bau prengus. Pembersihan itu dilakukan melalui pembakaran untuk membersihkan bulu, pengerokan sisa pembakaran, perendaman dalam air, pencucian, penyikatan, dan pembilasan. Tidak hanya kotoran dan bulu, lemak-lemak yang menempel juga dibersihkan total.
”Semua dibersihkan sampai benar-benar bersih. Prinsipnya adalah kami ini ikut makan, jadi tengkleng yang disajikan harus benar-benar bersih dan tidak ada bau prengus,” kata Winarno.
Setelah dipastikan benar-benar bersih kemudian dimasak dengan bumbu matang yang telah digiling sebelumnya. Bumbu tersebut antara lain terdiri dari kunyit, serai, daun jeruk, jahe, bawang merah, bawang putih, laos, daun salam, dan rempah-rempah. Tengkleng Yu Tentrem yang dimasak tanpa santan direbus hingga daging-daging yang masih menempel di tulang benar-benar empuk. Tanpa tambahan santan membuat kuah tengkleng lebih bening dan terasa segar.
Sepiring tengkleng disajikan dengan taburan bawang merah goreng sehingga aromanya bertambah sedap tanpa gangguan bau prengus kambing. Kuahnya disajikan melimpah hingga hampir menyentuh bibir piring. Ditemani nasi putih dan kerupuk, tengkleng Yu Tentrem terasa lezat dinikmati saat panas ataupun hangat.
Dan lebih istimewanya lagi, ketika suhu tengkleng mulai menurun, tidak ada gumpalan-gumpalan lemak muncul menempel pada tulang, daging, ataupun kuahnya. Inilah yang membuat cita rasa tengkleng Yu Tentrem kian istimewa. Bagi pencinta kuliner yang menghindari atau tidak menyukai santan, tengkleng ini begitu pas dinikmati.
Untuk menikmati satu porsi tengkleng lengkap dengan nasi putih, es teh ataupun es jeruk cukup merogoh kantong Rp 35.000. Pengunjung juga bisa menikmati kerupuk sepuasnya, gratis. Dalam sehari, warung ini rata-rata memasak tengkleng dua panci besar.
Walaupun sudah disediakan untuk porsi yang relatif banyak, hanya dalam hitungan jam biasanya tengkleng sudah ludes. ”Sekitar pukul 10.00 sudah matang, tetapi paling lama sekitar pukul 14.00 biasanya sudah habis,” kata Winarno.
Warung ini buka setiap hari tanpa libur. Namun, perlu dicatat, tengkleng Yu Tentrem ini juga kerap diboyong melayani pemesanan untuk pesta pernikahan dan acara-acara lainnya di Solo ataupun luar kota sehingga warung harus tutup. Dan, sesuai namanya, warung tengkleng Yu Tentrem hanya menyediakan menu tengkleng, tidak menyediakan menu lain yang berbahan kambing, seperti sate, gulai, ataupun tongseng.