HANOI, KOMPAS — Aplikasi Go-Viet resmi diluncurkan di Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9/2018). Kota ini menjadi kota kedua setelah peluncuran pertama di Ho Chi Minh pada awal Agustus. Proses peluncuran dihadiri Presiden Joko Widodo dan CEO Go-Jek Nadiem Makarim.
CEO Go-Viet Duc Nguyen mengatakan, dalam waktu 6 minggu sejak diluncurkan di kota Ho Chi Minh, aplikasi ini telah diunduh sekitar 1,4 juta kali. ”Kami sudah memiliki 25.000 mitra pengemudi,” ucapnya.
Sementara ini, Go-Viet baru menyediakan dua jenis layanan, yakni Go-Ride dan Go-Send. Menurut rencana, layanan lain akan melengkapi aplikasi ini.
Ekspansi, menurut Duc, akan terus dilakukan di kota-kota lain di Vietnam.
Nila Marita Indreswari, Director Corporate Affairs Go-Jek, mengatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh kepada Go-Viet. Dukungan diberikan berupa teknologi aplikasi dan investasi.
Secara umum, aplikasi Go-Viet di Vietnam sama dengan di Indonesia. Pengguna harus mengunduh aplikasi ini sebelum melakukan pemesanan. ”Pengalaman menggunakan Go-Viet bakal mirip dengan saat pengguna memakai Go-Jek,” ujarnya.
Terkait Go-Viet yang memiliki nama dan logo yang berbeda dari Go-Jek, Nila mengatakan, pemilihan nama dan logo lokal ini tidak lain karena Go-Viet pada prinsipnya merupakan perusahaan lokal.
Seragam merah
Pengemudi Go-Viet memakai seragam berupa helm dominan warna merah, dengan logo Go-Viet, juga jaket Go-Viet. Sepeda motor yang digunakan juga beragam merek, sesuai dengan milik pengemudi.
Saat menjajal Go-Viet, pengemudi menawarkan helm yang sama kepada penumpang. Perjalanan dilakukan beriringan dengan rombongan wartawan Indonesia yang diundang ke Hanoi.
Setelah tiba di tujuan, pengguna harus membayar biaya sesuai yang tertera di aplikasi.