Pendapatan Primer Jadi Penyumbang Terbesar Defisit Transaksi Berjalan
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selama lebih dari 10 tahun, defisit terbesar transaksi berjalan berasal dari pendapatan primer. Penyebab utama dari defisit transaksi berjalan pada 2018 pun berasal dari defisit pendapatan primer.
Bank Indonesia menyebutkan, defisit pendapatan primer (primary income) pada semester I-2018 mencapai 16,05 miliar dollar AS. Jumlah itu bertambah sedikit dibandingkan semester I/2017 sebesar 16,02 miliar dolar AS.
Dengan demikian, transaksi berjalan selama semester I-2018 adalah defisit pendapatan primer sebesar 16,05 miliar dollar AS dan defisit jasa sebesar 3,34 miliar dollar AS. Surplus diperoleh dari akun perdagangan sebesar 2,61 miliar dollar AS dan pendapatan sekunder 3,04 miliar dollar AS. Total transaksi berjalan menjadi defisit 13,74 miliar dollar AS.
”Pendapatan primer membengkak akibat akumulasi dari profit dan dividen investor asing yang menjadi haknya dibawa ke luar negeri,” kata Kepala Departemen Statistik Bank Indonesia Yati Kurniati, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (12/9/2018).
Ditambah lagi, pendapatan primer tersebut juga mencakup pembayaran utang luar negeri yang dimiliki pemerintah. Tidak heran, jumlahnya membengkak mengingat utang pemerintah ikut naik selama beberapa tahun terakhir.
Pendapatan primer tersebut juga mencakup pembayaran utang luar negeri yang dimiliki pemerintah.
Yati mengakui, defisit pendapatan primer sulit untuk ditangani. Hal itu yang membuat fokus penanganan defisit transaksi berjalan lebih kepada akun perdagangan melalui penekanan impor dan peningkatan ekspor.
Secara terpisah, Kepala Kajian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Universitas Indonesia Febrio Kacaribu mengatakan, orang asing lebih memilih membawa laba dan dividen ke luar negeri karena negara lain memiliki iklim berbisnis yang lebih menggiurkan.
Hal itu terlihat dari kejadian naiknya suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve System, yang membuat tak hanya investasi portofolio keluar. Namun, laba dan dividen investor asing juga keluar sekalipun mereka memperoleh keuntungan berbisnis di Indonesia.
Laba dan dividen investor asing juga keluar sekalipun mereka memperoleh keuntungan berbisnis di Indonesia
Ekonom Institute for Development Economics and Finance (Indef), Faisal Basri, menyampaikan, sebenarnya, pemerintah dapat menekan defisit pendapatan primer. Salah satunya adalah bertemu langsung dengan investor guna mengajak mereka untuk memperdalam dan memperluas investasi di Indonesia.
”Belum ada inisiatif dari pemerintah untuk melakukan hal itu,” kata Faisal secara terpisah.
Upaya tersebut menjadi krusial karena banyak perusahaan di sektor jasa, yang sedang tumbuh pesat, memiliki investasi dari asing.
Menurut Faisal, investor yang bisa didekati pemerintah saat ini adalah yang bergerak di sektor informasi dan komunikasi, transportasi, serta perbankan. Setidaknya, pemerintah bisa menawarkan insentif bisnis jika investor setuju menginvestasikan sekiranya 25 persen dari laba dan dividen yang diperoleh.