Kementan Ajukan Rp 21,6 Triliun, Fokus ke Tanaman Pangan
Oleh
M Paschalia Judith J
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Kementerian Pertanian mengajukan pagu rancangan anggaran belanja 2019 sebesar Rp 21,6 triliun. Tanaman pangan mendapatkan proporsi tertinggi dalam anggaran.
Angka tersebut dibahas dalam rapat anggaran kementerian dengan Komisi IV DPR RI di Jakarta, Rabu (12/9/2018). "Anggaran kami terbatas namun kami akan optimalkan," ujar Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam rapat itu.
Dari Rp 21,6 triliun itu, program peningkatan produksi, produktivitas, dan mutu hasil tanaman pangan mendapatkan alokasi tertinggi. Nilai alokasi anggaran untuk program tersebut sebesar Rp 6,01 triliun.
Program tanaman pangan itu mayoritas berfokus pada tiga komoditas prioritas yakni, padi, jagung, dan kedelai. Dengan anggaran sebesar itu, Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi pada 2019 mencapai 84 juta ton, produksi jagung 33 juta ton, dan produksi kedelai 2,8 juta ton.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian akan mengalokasikan anggaran untuk tumpangsari tanaman padi, jagung, dan kedelai sebesar 1,64 triliun. Targetnya, ada 2,1 juta hektar lahan yang dapat dimanfaatkan.
Anggaran terbesar kedua dalam program tanaman pangan ditujukan untuk pengadaan alat pascapanen dan pengolahan hasil sejumlah 7.516 unit. Secara keseluruhan, pengadaan alat itu membutuhkan dana sebesar Rp 1,27 triliun.
Dalam rangka memaksimalkan anggaran dan mencapai target pada 2019, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Sumarjo Gatot Irianto menyatakan, pihaknya berencana memanfaatkan lahan rawan serta meningkatkan kapasitas lahan tumpangsari. Produksi satu hektar lahan tumpangsari diharapkan dapat setara dengan produksi tiga hektar gabungan antara padi-jagung atau kedelai-jagung.
Penanaman di lahan itu juga akan didongkrak dengan bantuan alat mesin pertanian, pupuk, dan bibit. Karena harus menghemat biaya produksi, Gatot mengatakan, pihaknya akan meningkatkan kualitas dan menekan kuantitas.
Sumarjo optimistis dengan target yang ditetapkan. Optimisme itu berdasarkan pertambahan luas tanam padi tahunan. "Pada tahun lalu, luas lahan tanam pada Agustus sebesar 805.000 hektar dan September 1,05 juta hektar. Tahun ini, luas tanam Agustus mencapai 1,05 juta dan September diharapkan mencapai 1,5 juta hektar," tuturnya.
Ketua Komisi IV DPR RI Edhy Prabowo menyoroti bantuan alat mesin pertanian yang diberikan kepada petani. Berdasarkan pegamatan lapangannya, sejumlah mesin rusak dalam waktu kurang dari setahun. Oleh sebab itu, dia mengharapkan adanya garansi dan asuransi untuk perbaikan mesin minimal 2-3 tahun.
Meskipun setuju dengan efisiensi yang dilakukan pemerintah, Edhy mengharapkan, subsidi benih tidak dikorbankan. "Program subsidi benih ini penting agar kualitas produksi dan terjamin dan terpantau," ucapnya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Michael Wattimena menambahkan, seharusnya pagu anggaran sebesar Rp 21,6 triliun itu dapat menyejahterakan petani. Dia juga mengatakan, pemerintah seharusnya tidak perlu impor beras tahun depan dengan target yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian.