Anita Yossihara dan Agnes Rita Sulistyawaty dari Hanoi, Vietnam
·3 menit baca
HANOI, KOMPAS--Perekonomian negara-negara, termasuk anggota ASEAN, akan terus tumbuh karena memiliki kekuatan sumber daya manusia yang tidak terbatas. Masa depan perekonomian dunia yang optimistis ini terjadi di tengah perang dagang Amerika Serikat dan China.
Optimisme itu disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada pembukan Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN atau World Economic Forum on ASEAN di National Convention Center, Hanoi, Vietnam, Rabu (12/9/2018). Ia mengajak semua kalangan untuk tidak terlalu khawatir perihal dampak negatif dari perang dagang. Sebab ekonomi negara-negara di dunia tetap bisa tumbuh karena sumber daya manusia tidak terbatas.
Sumber daya manusia dapat mendorong perekonomian. Oleh karena itu, di hadapan sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara ASEAN, Presiden Joko Widodo mengajak untuk mengembangkan sumber daya manusia.
Pengembangan sumber daya manusia penting. Sebab, berdasarkan penelitian, ekonomi berkembang bukan didorong oleh sumber daya alam, tetapi oleh bakat manusia yang tidak terbatas. Sumber daya manusia itu turut mendorong revolusi industri keempat. Semestinya semua negara bersiap-siap menghadapi revolusi industri keempat karena perkembangan teknologi merupakan keniscayaan.
Negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, tambah Presiden Joko Widodo, akan berada di depan menghadapi industri 4.0.
Pandangan senada disampaikan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Menurut dia, ASEAN dalam posisi bagus untuk merebut peluang yang timbul dari industri 4.0. Negara-negara ASEAN berinisiatif memanfaatkan perubahan teknologi untuk mendorong peningkatan usaha. Salah satunya melalui perjanjian ASEAN tentang perdagangan elektronik yang memudahkan perusahaan memasarkan produk mereka di ASEAN.
Dalam kesempatan itu, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Puc, Perdana Menteri Laos Thongloun Sisoulith, Perdana Menteri Kamboja Hun Sen, pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi, dan Wakil Perdana Menteri China Hu Chunhua, menyampaikan pandangan terkait perekonomian dan industri 4.0.
Forum Ekonomi Dunia tentang ASEAN kali ini bertema Kewirausahaan dan Revolusi Industri ke-4.
Go-Viet diluncurkan
Sementara itu, aplikasi Go-Viet diluncurkan secara resmi di Hanoi, Rabu. Layanan ekspansi Go-Jek ini dihadiri Presiden Joko Widodo dan Menteri Transportasi Vietnam Nguyen Van The.
Sebelum diluncurkan, Go-Viet hadir di Ho Chi Minh, Vietnam, sejak awal Agustus. Pihak Go-Viet mengklaim aplikasi ini telah diunduh lebih dari 1,5 juta kali dan 25.000 pengemudi ojek telah bergabung.
Go-Viet yang hadir dengan nuansa merah ini baru membuka dua jenis layanan, yakni layanan ojek Go-Bike dan layanan pengiriman barang Go-Send.
CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, akan terus membimbing Go-Viet agar berkembang dan memenuhi kebutuhan masyarakat. “Beberapa tahun ke depan, mereka bisa menciptakan produk lokal yang agak berbeda dari Indonesia, sesuai kebutuhan masyarakat di sini,” ujarnya.
CEO Go-Viet Duc Nguyen mengatakan, kehadiran Go-Viet diharapkan bisa berdampak seperti Go-Jek di Indonesia. Efek itu berupa aneka layanan yang memudahkan kehidupan masyarakat serta meningkatkan kesejahteraan mitra Go-Viet.
Presiden Go-Jek Andre Soelistyo mengatakan, dalam waktu dekat kemitraan serupa akan dilaksanakan di Thailand. Adapun di Singapura dan Filipina tengah dalam proses kerja sama.
Presiden Joko Widodo menyampaikan, pemerintah mendukung masuknya teknologi dari Indonesia ke negara-negara tetangga. "Go-Viet sudah masuk ke sini, artinya teknologi dari anak-anak bangsa diterima negara-negara lain," katanya.