JAKARTA, KOMPAS — Penambahan sejumlah fasilitas untuk difabel di Gelora Bung Karno akan dilakukan pada 30 September mendatang. Selain di arena pertandingan, fasilitas untuk difabel juga diperlukan di tempat wisata dan pusat perbelanjaan di Jakarta.
Direktur Arena Asian Para Games (Inapgoc) Budiyono, Kamis (13/9/2018), saat dihubungi di Jakarta, mengatakan, sejumlah fasilitas temporer yang akan ditambah adalah ramp, toilet portable, dan tribune penonton, di tiap arena pertandingan. Target pemasangan akan dilakukan pada 30 September 2018.
Direktur Pembangunan dan Pengembangan Usaha Pusat Pengelolaan Kompleks (PPK) Gelora Bung Karno (GBK) Gatot Tetuko mengatakan, fasilitas bagi penyandang disabilitas sudah tersedia di delapan arena, tetapi jumlahnya kurang memadai. Oleh sebab itu, penambahan fasilitas perlu dilakukan.
Kendati penambahan akan dilakukan pada akhir September, Gatot optimistis pembangunan fasilitas bagi penyandang disabilitas dapat selesai sebelum Asian Para Games berlangsung. ”Menurut saya dari segi waktu, hal itu (pembangunan) bisa dikejar dengan cara-cara temporer,” kata Gatot.
Sejumlah arena pertandingan sudah memiliki fasilitas bagi difabel. Di arena basket, misalnya, sudah tersedia satu ramp untuk akses ke pintu masuk. Selain itu, tersedia juga satu toilet khusus difabel dengan akses yang cukup lebar bagi pengguna kursi roda untuk melakukan manuver.
Di sisi lain, Konsultan Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional David Tjahjana mengatakan, selain penambahan fasilitas, renovasi juga diperlukan di toilet stadion utama GBK. Lebar pintu tidak mencukupi bagi pengguna kursi roda sehingga masih membutuhkan bantuan.
”Lebar akses untuk kursi roda itu minimal 92 sentimeter, sementara untuk ramp minimal 120 sentimeter, dengan kemiringan 6 derajat untuk di dalam ruangan dan 5 derajat di luar ruangan,” ujar David.
Dia menambahkan, pegangan rambat bagi pengguna kursi roda juga perlu disediakan di dalam arena pertandingan. Selain itu, ubin pemandu belum tersedia di sekitar arena perlombaan.
David yang juga ikut memantau arena bersama Inapgoc dan PPK GBK berharap pembangunan fasilitas di GBK dapat dilakukan secara permanen. Hal itu dianggap mampu memangkas biaya ketimbang pemasangan bangunan temporer.
Selain arena pertandingan, David mengatakan, fasilitas difabel perlu dipersiapkan di hotel tempat atlet dan tamu menginap serta di pusat-pusat perbelanjaan di Jakarta. Menurut dia, hal ini perlu diantisipasi agar Jakarta mencerminkan kota yang ramah bagi para difabel.
Menurut dia, baik atlet maupun ofisial dari Asian Para Games akan berkunjung ke tempat wisata dan berbelanja. Oleh sebab itu, semua lokasi yang berpotensi dikunjungi para atlet perlu berbenah diri agar bisa menerima mereka dengan baik.
”Asian Para Games hendaknya mampu menjadi momentum untuk menjadikan Indonesia, khususnya Jakarta, menjadi tempat yang ramah bagi para penyandang disabilitas,” ujar David. (DIONISIO DAMARA)