Presiden Komisi Eropa Dorong Penggunaan Mata Uang Euro
Oleh
Retno Bintarti
·2 menit baca
STRASBOURG, RABU –Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker menegaskan, di tengah perang dagang dan mata uang, sudah saatnya blok Uni Eropa memainkan peran penting. Uni Eropa (UE), yang terdiri dari 28 negara Eropa, harus menjadi aktor global yang lebih besar.
Juncker mengatakan hal itu dalam pidato tahunan sidang UE, di Strasbourg, Perancis, Rabu (12/9/2018). Ini merupakan pidato keempat yang disampaikan Juncker dan disampaikan di tengah adanya perselisihan antara UE dan Amerika atas sejumlah isu dari soal tarif perdagangan hingga kesepakatan iklim Paris serta kesepakatan nuklir Iran.
Atas kondisi ini Juncker menegaskan, kini saatnya bagi UE untuk memainkan pengaruhnya yang lebih besar dalam kancah dunia. Presiden UE mengingatkan tentang penggunaan mata uang euro dibandingkan dengan dollar AS. Dia menyinggung pendekatan Presiden AS Donald Trump dengan kebijakannya "Amerika yang utama”.
“Ya kita memang pembayar dunia, tetapi kita harus menjadi pemain dunia juga,” katanya. Dalam hal ini. dia menekankan agar UE bisa lebih mendorong penggunaan mata uang euro daripada mata uang dollar AS.
Apalagi, faktanya UE membayar 80 persen tagihan energi dalam bentuk dollar AS dan hanya menggunakan dua persen mata uang euro untuk pembayaran impor energi yang datang dari AS. “Mata uang euro jharus menjadi instrument aktif dari EU baru yang lebih berdaulat,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Juncker juga menekankan peran kekuatan diplomatik UE di dunia. Sebelumnya, seorang diplomat UE mengatakan, Juncker mengetahui ini merupakan saat “kritis” untuk mempersiapkan UE di tengah kepemimpinan Presiden AS dengan kebijakan luar negerinya dan kebijakan proteksi perdagangannyayang tidak bisa diduga.
Menyinggung tentang Brexit, Juncker kembali menyatakan menghormati pilihan rakyat Inggris. Namun, dia menggarisbawahi bagian penting dari rencana PM Theresa May untuk keluar dari blok, sekaligus mengingatkan Inggris untuk tidak berharap tetap berada dalam pasar tunggal.
“Kami minta kepada pemerintah Inggris untuk memahami bahwa seseorang yang sudah meninggalkan kelompok tidak bisa mendapatkan posisi istimewa yang sama dengan negara anggota,” kata Juncker.
Tentang ekstrem kanan di Eropa, Juncker mengatakan, Eropa menolak masionalisme yang tidak sehat. Sebaliknya kelompok ini memberi tempat kepada “patriotisme yang mencerahkan”.
“Patriotisme merupakan sebuah kebajikan, nasionalisme yang tak terkendali merupakan racun dan penipuan,” kata Juncker.