Satu keluarga, yang terdiri dari suami, istri, dan anak bayi, tewas terbakar di Barito Utara, Kalimantan Tengah. Ada dugaan terjadi pembunuhan.
PALANGKARAYA, KOMPAS Dominikus Jehatu (34), istrinya Meliana Minur (24), dan anak mereka, Apriliano (4 bulan), tewas terbakar di mes buruh perusahaan perkebunan sawit di Teweh Tengah, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, Selasa (11/9/2018) malam. Kepolisian menduga kasus tersebut merupakan pembunuhan.
Afrianus Jehabut (31), sepupu Dominikus, mengatakan, saat tiba di lokasi, Rabu pukul 02.00 WIB, polisi dan warga mes telah memenuhi tempat kejadian. Bagian dalam kamar hangus terbakar dan semua korban tewas.
”Kami tidak bisa langsung masuk melihat kondisi korban. Setelah polisi selesai memeriksa, kami baru diizinkan masuk dan membantu membawa jenazah ke ambulans. Saya melihat luka sayat di tengkuk sebelah atas Domi,” kata Afrianus saat dihubungi dari Palangkaraya, Kalimantan Tengah, kemarin. Lokasi kejadian terletak 320 kilometer dari Palangkaraya.
Afri menjelaskan, panjang luka sayat di tengkuk Dominikus sekitar 5 sentimeter dan cukup dalam. Setelah jenazah dimasukkan ke kantong jenazah, ia dan polisi membawa ketiga jenazah ke Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh, Barito Utara.
Menurut Afri, mes berlokasi di Camp Hajak C, Blok A, milik PT Antang Ganda Utama (AGU). Di mes itu ada enam kamar berdempetan, tetapi yang terbakar hanya kamar Domi. Ukuran kamar seragam, yakni 6 meter x 8 meter.
Afri menyatakan, dirinya dan keluarga korban berasal dari Desa Pane, Beo Kina, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Mereka bekerja di perusahaan itu sekitar lima tahun.
Petugas pembukuan PT AGU, Agus, mengatakan, Domi adalah karyawan tetap yang bekerja sebagai pemanen sawit.
Agus mengaku belum mendapatkan banyak informasi terkait penyebab kebakaran dan tewasnya ketiga korban.
”Perusahaan akan memberikan bantuan atau santunan kepada keluarga korban,” ujar Agus.
”Saya pergi kerja pukul tujuh pagi. Jadi baru tahu ada kejadian sekitar jam itu. Kami menunggu pihak kepolisian agar lebih jelas,” ucapnya.
Diduga dibunuh
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Barito Utara Ajun Komisaris Samsul Bahri mengatakan, setelah korban diidentifikasi, ada dugaan peristiwa itu merupakan pembunuhan. Namun, untuk kepastian, pihaknya masih menunggu hasil otopsi.
”Itu dugaan sementara. Kami masih menunggu tim dokter dari Palangkaraya untuk melakukan otopsi terhadap ketiga jenazah,” ujar Samsul.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Flores, Sumba, Timor, dan Alor (Flobamora) Provinsi Kalimantan Tengah Gregorius Doni Senun mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan kejadian itu dan mendesak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
”Tahun ini, sudah ada dua kejadian seperti ini menimpa keluarga Flobamora. Kami minta polisi mengungkap kasus itu. Dulu di Seruyan dibilang tenggelam, ternyata ada luka sayat lebar di leher,” kata Goris, sapaan akrabnya.
Goris mengatakan, pihaknya akan mengawal kasus tersebut hingga tuntas. ”Kami sangat berduka dan berharap kasus ini tuntas agar semuanya menjadi jelas,” ujarnya. (IDO)