Tak Perlu Jadi Pakar untuk Mengelola Bisnis di Era Digital
Oleh
Ayu Pratiwi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Di era yang serba digital, penggunaan teknologi dalam pengelolaan bisnis sehari-hari menjadi bagian penting untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Pengusaha kini tidak perlu menjadi seorang pakar untuk bisa membangun situs internet, menggunakan media sosial, dan menganalisis performa kampanye brand-nya dalam memasarkan produk.
”Sekarang, segalanya sudah go digital. Teknologi bisa sangat membantu pengelolaan bisnis, terutama untuk akses pasar luas, secara nasional juga internasional,” ucap Faransyah Agung Jaya, Ketua Umum Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO), Kamis (13/9/2018) di Jakarta.
Penggunaan teknologi dalam pelaporan keuangan dan analisis bisnis merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam program pelatihan OK OCE. Perangkat lunak yang mereka gunakan untuk pengelolaan itu semua adalah Zahir Simply.
Faransyah, yang juga akrab disapa Coach Faran, menceritakan, penggunaan media sosial oleh para pengusaha generasi muda sudah cukup baik, tetapi penggunaan fitur analitik dalam medsos masih belum banyak tereksplor. Untuk generasi sebelumnya, langkah untuk meningkatkan digital literacy atau kepekaan digital mereka merupakan salah satu pekerjaan rumah ke depan.
Pada Mei lalu, Ahmad Zabadi, Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, mengungkapkan, 60-70 persen dari total UKM yang mencapai 7 persen dari total penduduk Indonesia memiliki latar belakang pendidikan tingkat SD dan SMP.
”Rendahnya tingkat pendidikan pelaku UKM di Indonesia membuatnya lebih sulit dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” ucap Ahmad.
Raju Vegesna, Chief Evangelist Zoho, perusahaan perangkat lunak bisnis yang berbasis di India, menunjukkan, mengelola bisnis menggunakan aplikasi digital itu sebenarnya mudah dan tidak memakan banyak waktu sehingga pengusaha itu dapat meningkatkan produktivitasnya.
Melalui salah satu tool digital yang perusahaannya tawarkan dalam paket Zoho One, pengguna dapat menciptakan situs internet dalam waktu singkat untuk memasarkan produknya. Dalam tool itu, pengguna dapat memilih template yang diinginkan untuk situsnya, menulis konten tentang produknya, serta menambah foto.
Tool lain yang ditunjukkan Raju adalah bagaimana mengelola hubungan dengan pelanggan melalui berbagai macam media sosial. Semua medsos yang digunakan itu dapat dipusatkan ke dalam satu platform sehingga pengguna tidak perlu mengecek media sosialnya satu per satu. Selain memantau aktivitas medsosnya, pengguna juga mendapatkan analisis performa kampanyenya.
Raju percaya produk domestik bruto Indonesia akan meningkat ke depan. Untuk mendukung itu, pendidikan digital memiliki peran penting untuk meningkatkan daya saing para pengusaha lokal karena jumlah warga Indonesia yang mencapai 40 persen dari total penduduk negara ASEAN menjadikan Indonesia sebagai pasar yang menarik untuk para pengusaha dari luar negara.
”Seorang pengusaha yang benar-benar passionate dapat memberikan dampak signifikan kepada perkembangan negaranya. Perusahaan yang berhasil menguasai pasar internasional berkontribusi kepada kemajuan negaranya. Saya yakin, Indonesia memiliki bakat itu,” kata Raju.