1.000 Kamar Wisma Atlet Direnovasi, Fasilitas Khusus Difabel Siap Digunakan
Oleh
Khaerudin
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah melengkapi kawasan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, dengan fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhan atlet penyandang disabilitas yang bakal berlaga di ajang Asian Para Games 2018 Jakarta. Kamar-kamar untuk atlet Asian Para Games juga telah dilengkapi fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Saat meninjau persiapan Wisma Atlet Kemayoran, Jumat (14/9/2018), Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, pemerintah telah siap menyukseskan pelaksanaan Asian Para Games 2018 dengan merenovasi 1.000 unit kamar atlet. Ia berharap, fasilitas yang disediakan di wisma atlet, yang kini disebut Para Village Kemayoran, dapat memenuhi kebutuhan khusus atlet difabel.
”Kita harus menjadi tuan rumah yang baik bagi tamu dari negara lain. Harapannya, fasilitas-fasilitas yang kami sediakan berfungsi dengan baik. Inapgoc (Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia) juga akan memberikan pelayan yang terbaik, bukan untuk memanjakan para atlet, tetapi untuk membuat mereka merasa nyaman serta melancarkan jalannya event ini,” tutur Khalawi.
Para Village Kemayoran bertempat pada Menara 3, 4, 5, 6, dan 7 di Blok D10 Wisma Atlet Kemayoran. Total terdapat 1.000 unit kamar yang akan digunakan atlet Asian Para Games 2018, masing-masing 200 di tiap menara di lantai 3-10. Khalawi mengajak wartawan melihat unit 70422 yang terletak di lantai 7 Menara 7.
Beberapa fasilitas khusus penyandang difabel telah disediakan pada kamar mandi. Pengguna kursi roda dapat masuk ke kamar mandi secara mandiri dengan bantuan bidang miring atau ramp dengan permukaan karet. Tersedia pula pegangan dari besi pada dinding di sebelah kiri ambang pintu.
Di dalam kamar mandi, atlet difabel dapat menggunakan railing dari besi untuk berpegangan. Railing tersedia di sekitar area untuk mandi serta di sebelah kanan dan kiri kloset. Terdapat pula railing pada sisi dalam pintu kamar mandi.
Dalam keadaan darurat, atlet dapat menggunakan alarm darurat yang tersedia pada dinding sebelah kiri kloset. Anggota Panitia Pelaksana Para Village Kemayoran, Gerry Foriko, mengatakan, relawan Asian Para Games akan selalu siaga membantu atlet jika dibutuhkan. ”Akan ada kurang lebih 8.000 volunter,” ujarnya.
Para Village Kemayoran merupakan rumah susun bertipe 36 dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi yang dilengkapi pemanas air pada setiap unit. Terdapat pula ruang tamu, dapur, serta tempat mencuci dan menjemur pakaian. Atlet dapat menikmati sambungan internet nirkabel dengan router Wi-Fi yang terletak di ruang tamu.
Ruang tamu dan salah satu kamar tidur tidak terpisah. Di dalam kamar tidur tersebut disediakan lemari, penyejuk ruangan, dan dua ranjang dengan kasur busa yang bertekstur padat. ”Kasur busa ini tidak mudah kempis dan tahan hingga 10 tahun,” ucap Khalawi.
Kamar tidur kedua merupakan ruang terpisah dengan panjang sekitar 2 meter dan lebar 1,5 meter. Kamar tersebut juga telah dilengkapi penyejuk ruangan. Khalawi menyebutkan, satu unit akan ditempati dua atlet dan satu pendamping.
Fasilitas khusus untuk penyandang disabilitas juga tersedia di luar kamar. Tiap menara dilengkapi enam lift khusus yang dapat memuat dua kursi roda. Total terdapat 30 lift khusus di kelima menara. Selain itu, enam lift biasa yang masing-masing dapat memuat satu kursi roda juga siap digunakan di setiap menara. Di depan pintu lift, terdapat tactile paving untuk memandu jalan atlet tunanetra.
Renovasi
Saat ini, proses renovasi tengah berlangsung di Menara 3, 4, 5, dan 6. Di lantai dasar Menara 3, misalnya, pekerja tengah mengebor lantai dan memasang tactile paving. Sementara kamar di lantai 9 Menara 3 belum dilengkapi railing dan ramp.
Dua kontraktor ditunjuk untuk merenovasi 1.000 unit, yakni PT Waskita Utama International di Menara 3 dan 4 serta PT Wijaya Karya Tbk di Menara 5, 6, dan 7. Khalawi menyatakan, total anggaran yang digunakan untuk renovasi sebesar Rp 153 miliar.
Khalawi memperkirakan, Para Village akan siap digunakan setelah serah terima kepada Inapgoc.
”Kalau bisa, tanggal 20 (September) nanti sudah kami serahkan kepada Inapgoc. Sekarang kami rapikan dulu supaya Inapgoc tidak tergesa-gesa dalam persiapan menyambut atlet. Pokoknya, saat atlet mancanegara datang, kita sudah siap,” ujarnya.
Penggunaan wisma atlet seusai Asian Para Games 2018 pada 6-13 Oktober akan menjadi diskresi Kementerian Sekretariat Negara. Khalawi menyatakan ingin fokus menyukseskan pesta olahraga penyandang disabilitas se-Asia tersebut.
”Sekarang pokoknya Kementerian PUPR fokus menyukseskan Asian Para Games seperti Asian Games yang lalu. Setelah selesai, aset ini akan kami kembalikan kepada Kemensetneg, baru kemudian diputuskan akan dialihfungsikan sebagai apa,” tutur Khalawi. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)