MARTAPURA, KOMPAS — Air Waduk Riam Kanan di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, mulai surut akibat kemarau dalam dua bulan terakhir. Level duga muka air waduk turun dari 58 meter pada kondisi normal menjadi 55,8 meter pada Jumat-Sabtu (14-15/9/2018). Kondisi itu membuat operasionalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Air Ir Pangeran Muhammad Noor dan kegiatan budidaya ikan tidak lagi optimal.
Supervisor Humas, Kemitraan, dan Bina Lingkungan Perusahaan Listrik Negara Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah Bayu Aswenda mengemukakan, level duga muka air waduk Riam Kanan turun 2,2 meter dari kondisi normal sejak Jumat (14/9/2018). Penurunan itu berdampak terhadap operasionalisasi PLTA Ir PM Noor yang memiliki tiga turbin dengan total kapasitas daya terpasang 30 megawatt (MW).
”Dalam sebulan terakhir, kami mengubah pola pengoperasian turbin PLTA Ir PM Noor. Tiga turbin tidak lagi dioperasikan serentak karena level duga muka air Waduk Riam Kanan sudah di bawah 58 meter,” kata Bayu.
Di luar beban puncak, yaitu pada pukul 21.00-18.00 Wita, hanya satu turbin PLTA Ir PM Noor yang dioperasikan. Dengan satu turbin, generator menghasilkan daya sebesar 10 MW. Kemudian, pada saat beban puncak, yaitu pukul 18.00-21.00 Wita, baru dua turbin dioperasikan sehingga menghasilkan daya sebesar 20 MW.
”Pola pengoperasian turbin PLTA seperti itu akan dilakukan selama musim kemarau. Ini juga untuk menjaga level duga muka air waduk agar tidak cepat merosot. Kalau level duga muka air waduk turun sampai ke 53 meter, operasionalisasi PLTA akan terganggu,” tuturnya.
Meski ada perubahan pola pengoperasian PLTA Ir PM Noor, Bayu memastikan suplai listrik kepada pelanggan di wilayah Kalsel dan Kalteng tidak terganggu. ”Suplai listrik dari PLTU dan PLTD masih mencukupi,” ujarnya.
Menurut Kepala Desa Tiwingan Lama Arbani, surutnya air Waduk Riam Kanan mulai mengancam kegiatan budidaya ikan di keramba jaring apung. ”Dalam sebulan terakhir, banyak ikan yang mati. Petani pun merugi,” kata Arbani.
Berdasarkan pantauan di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, sekitar 60 kilometer dari Banjarmasin, Sabtu (15/9/2018), air Waduk Riam Kanan sudah cukup surut. Airnya agak keruh. Bibir waduk yang biasanya terendam air kini kering sehingga bisa menjadi tempat parkir. Lebih dari 20 mobil wisatawan parkir di tempat tersebut.
Awiyan (60), pengemudi kapal di Waduk Riam Kanan, mengatakan, air masih berpotensi surut jika kemarau masih panjang. Menurut dia, penyurutan air waduk saat ini belum separah kondisi kemarau pada 2015.
”Saat ini, lalu lintas kapal di waduk masih lancar, kecuali akses ke dua desa yang mulai sulit karena harus masuk ke sungai kecil lagi. Di sekitar Waduk Riam Kanan ada 12 desa,” tuturnya.