MEDAN, KOMPAS - Hujan deras sejak Sabtu (15/9/2018) malam hingga Minggu dini hari membuat Sungai Deli dan Sungai Babura berikut anak-anak sungainya di Kota Medan meluap. Permukiman warga di tujuh kecamatan dan sejumlah ruas jalan di Kota Medan pun terendam banjir. Ribuan keluarga terdampak.
Ketinggian air di sejumlah titik di bantaran Sungai Deli dan Sungai Babura mencapai tiga meter. Warga diminta waspada karena hujan diperkirakan turun tiap malam, beberapa hari ini
Kemarin, banjir terlihat hampir di sepanjang permukiman dan ruas jalan di sekitar Sungai Deli dan Sungai Babura. Banjir mulai dari hulu sungai, yakni Kecamatan Medan Selayang, Medan Baru, Medan Polonia, Medan Maimun, hingga Medan Petisah.
Kami meminta warga dan petugas agar waspada karena dalam beberapa hari ke depan, pola cuaca seperti ini masih akan terjadi.
Banjir terparah, antara lain terjadi di Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru, Kelurahan Polonia, Kecamatan Medan Polonia, dan Kelurahan Kwala Bekala. Air menggenangi rumah warga hingga tiga meter. Banjir juga menggenangi Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) hingga 50 sentimeter.
Di Kelurahan Beringin, sekitar 150 rumah terendam. Petugas mengevakuasi sejumlah warga yang terjebak di rumah hingga Minggu siang. Warga keluar dari atap rumah, lalu naik perahu karet. “Kami terjebak di lantai dua rumah sejak Sabtu malam. Kami tidak bisa keluar karena kedalaman air di sekitar rumah kami sudah lebih dari tiga meter,” kata Sri Astuti (35).
Sri terjebak bersama suami dan dua anaknya. Setelah dievakuasi, ia dan keluarga langsung menuju dapur pengungsian. Mereka belum makan sejak Sabtu malam, karena dapur mereka terendam. Menurut Sri, banjir itu yang paling parah sejak 2011.
Sejumlah warga di Jalan Dipanegara, Kelurahan Padang Bulan, pun terus mengevakuasi harta benda. Sekitar 100 rumah terendam dua meter. Selain perahu karet petugas, warga mengevakuasi harta bendanya dengan memasukkan ke ember.
Sejumlah ruas jalan penting juga diterjang banjir hingga setinggi 50 cm. Sepanjang Jalan Dr Mansyur, jalan utama masuk Kampus USU, juga direndam banjir hingga 50 cm. Ruas jalan sekitar tiga kilometer itu pun ditutup. Namun, sejumlah kendaraan seperti angkot, mobil pribadi, dan sepeda motor nekat menerobos bajir. Beberapa di antaranya mogok.
Masalah drainase
Wali Kota Medan Dzulmi Eldin meninjau sejumlah wilayah terdampak banjir. Saat ini, pemkot fokus tanggap darurat menolong korban banjir dan menguras genangan air di ruas jalan dan permukiman. Pemerintah Kota Medan juga mendirikan dapur umum dan pos pengungsian di wilayah terdampak.
Ke depan, kata Eldin, mereka akan melanjutkan perbaikan drainase di Medan. Buruknya sistem drainase di Medan merupakan salah satu penyebab banjir. “Saat ini banyak drainase masih dalam proses pengerjaan,” katanya.
Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Ia pun meminta seluruh camat dan lurah di daerah rawan banjir bersiaga.
Eldin juga mendampingi Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meninjau kawasan banjir di Jalan Saudara, Kelurahan Beringin, Medan Selayang dan Gang Merdeka, Jalan Katamso, Medan Maimun. “Untuk langkah awal, masih peninjauan dahulu yang bisa kita lakukan. Setelah memahami situasi, kita akan tindak lanjuti dengan rapat dan memanggil ahli untuk menuntaskan masalah banjir ini,” kata Edy.
Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan Syahnan mengatakan, banjir di Kota Medan terjadi karena hujan lebat Sabtu malam hingga Minggu dini hari.
Data BBMKG Wilayah I, curah hujan hari Sabtu di wilayah itu tercatat 102 mm, Stasiun Sampali 83 mm, Kualanamu 40 mm, Sampali 56 mm, dan Belawan 16 mm. Hujan terjadi pukul 17.10 hingga 02.00.
“Kami meminta warga dan petugas agar waspada karena dalam beberapa hari ke depan, pola cuaca seperti ini masih akan terjadi. Hujan dengan intensitas sedang – lebat diperkirakan akan terjadi pada sore hingga malam hari,” kata Syahnan.
Syahnan mengatakan, ada suplai uap air yang cukup tinggi dari Samudera Hindia dan Selat Malaka karena suhu hangat 29 – 32 derajat celsius di perairan itu. Suplai uap air tersebut mendukung pertumbuhan awan-awan hujan di wilayah Sumatera Utara. Fase hujan paling tinggi, kata Syahnan, diperkirakan akan terjadi pada pukul 19.10 sampai 19.50.
Catatan Kompas, banjir besar di Kota Medan diantaranya terjadi pada awal dan menjelang akhir tahun 2011, 2015. Pada 2017 banjir terjadi di beberapa titik. Banjir kini sudah semakin kerap terjadi dan menjadi langganan di Kota Medan. (*)