Tidak mudah jadi aparat keamanan di negara penuh konflik seperti Afghanistan. Setiap saat, mereka bisa kehilangan nyawa oleh serangan mendadak para militan bersenjata.
“Kami berjuang untuk negara. Akan tetapi kami tidak mendapat manfaat dan penghormatan seperti tentara. Kami kehilangan banyak anggota, banyak polisi terbunuh. Akan tetapi, pemerintah tidak perhatian pada kami. Bahkan, kami belum gajian,” kata salah satu polisi di Kota Ghazni, Mohammad Zaman.
Sepanjang Agustus 2018, 90 polisi tewas di Ghazni. Seluruh menjadi korban aneka serang oleh militan Taliban. Di berbagai kota dan provinsi lain di Afghanistan, banyak pula polisi jadi korban tewas dalam baku tembak dengan Taliban.
Polisi Afghanistan sudah bertahun-tahun di garda terdepan dalam perang melawan militan. Risiko terbesar bagi polisi yang bertugas di pos pemeriksaan yang kerap jadi sasaran serangan.
Bahkan, mereka kerap menjadi kekuatan utama. Hal itu antara lain dalam pertempuran menghadapi Taliban di Ghazni pekan lalu.
Tentara baru datang ke medan baku tembak setelah pertempuran berlangsung 28 jam. “Kepolisian Afghanistan sudah berupaya bertindak. Akan tetapi, mereka kalah karena tidak pernah dilatih menghadapi Taliban. Sejumlah polisi ketakutan dan melarikan diri,” demikian tercantum dalam laporan soal insiden Ghazni pekan lalu.
Di seluruh Afghanistan ada 129.156 polisi. Bila digabung dengan anggota aparat keamanan di kesatuan lain, total ada 313.728 orang. Ada rencana untuk memisahkan polisi perbatasan dan polisi anti huru hara dengan polisi biasa. Polisi biasa akan menjadi penegak hukum. Sementara polisi perbatasan dan polisi anti huru-hara akan digabungkan ke Kementerian Pertahanan. Akan tetapi, rencana sejak tahun lalu itu belum berjalan mulus sampai sekarang
Pemilu
Tugas polisi Afghanistan akan semakin berat menjelang pemilu yang direncanakan berlangsung Oktober 2018. Pemilu yang sudah tertunda bertahun-tahun itu masih dibayangi ancaman keamanan yang akan dilancarkan militan. Sampai sekarang, sudah 50.000 polisi berlatih mengamankan tempat pemungutan suara. Sebagian akan ditempatkan di daerah terpencil.
Juru bicara kepolisian Ghazni, Ahmad Khan, mengatakan, sebagian rekannya sudah kehilangan semangat kerja. “Tugas tentara melawan Taliban dan kami punya tugas sendiri.
Akan tetapi, kami berjuang menyelamatkan Ghazni dan kami melakukan apa yang dilakukan tentara. Kami ingin tahu mengapa tentara selalu terlambat saat kami diserang. Kami dipaksa berjuang sendirian,” tuturnya.
Pemerintah Afghanistan memang menjanjikan perbaikan. Polisi akan dilengkapi senapan serbu AK-47 dan kendaraan tempur. “Polisi tidak akan ditempatkan di pos pemeriksaan lagi.
Kami akan menempatkan tentara di semua pos pemeriksaan penting dalam 30 hari ke depan. Gaji mereka (polisi) juga akan ditingkatkan dalam APBN mendatang,” kata salah seorang pejabat Afghanistan. (REUTERS)