Indonesia-Perancis Bikin Sekolah Pemrograman Gratis
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Kode pemrograman menjadi salah satu bidang kompetensi utama yang dibutuhkan industri digital. Namun, tenaga kerja yang memiliki keahlian itu diperkirakan masih kurang di Indonesia.
Hal tersebut menjadi latar belakang pembentukan L’Académie, sekolah kode pemrograman gratis, di Indonesia. L’Académie mengadopsi model edukasi dari Ecole 42, sekolah teknologi informasi berkantor pusat di Paris, Perancis.
Penyedia aplikasi hitung setor dan lapor pajak, OnlinePajak, menjadi pemrakarsa pembentukan L’Académie. Pendirian sekolah didukung penuh oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Indonesia (Kemkominfo) dan Kementerian Ekonomi Digital Perancis.
Penandatangan kerja sama Indonesia-Perancis untuk pembentukan L’Académie dilakukan oleh pendiri OnlinePajak Charles Guinot, pendiri Yayasan Ancora Gita Wirjawan, dan perwakilan Ecole 42, Senin (17/9/2018), di Kantor Kemkominfo Jakarta. Menkominfo Rudiantara dan Menteri Ekonomi Digital Perancis Mounir Mahjoubi hadir dalam acara itu.
Rudiantara menyampaikan, tantangan terbesar memajukan ekonomi digital Indonesia adalah ketersediaan tenaga kerja kompeten. Ini berada di urutan teratas, baru diikuti kesiapan akses pendanaan, penerapan pungutan pajak, keamanan siber dan perlindungan data pribadi, infrastruktur logistik, serta jaringan telekomunikasi.
Akselerasi
Kategori profesi yang diperlukan industri sekarang yaitu teknisi dan insinyur. Untuk teknisi, Kemkominfo menggandeng perusahaan teknologi informasi global, seperti Microsoft, untuk menyusun silabus pelatihan bagi calon teknisi. Materinya mencakup analisa data berukuran besar, kecerdasan buatan, dan penyimpanan data berbasis komputasi awan. Pelatihan dikemas model beasiswa dan dilaksanakan bersama lima universitas mulai pertengahan September 2018.
Sementara untuk insinyur, Rudiantara menyebut bidang kompetensi yang dibutuhkan industri adalah kode pemrograman. Oleh karenanya, dia berharap, pembentukan L’Académie dapat mengatasi permintaan profesional bidang kode pemrograman.
Pendiri OnlinePajak (aplikasi perpajakan yang memudahkan hitung, setor, dan lapor pajak) Charles Guinot, menjelaskan, L’Académie bersifat akselerasi. Artinya, peserta sekolah diharapkan sebelumnya telah memiliki pengetahuan dasar mengenai kode pemrograman.
Calon peserta hanya diwajibkan mengikuti tes masuk. Mereka tidak dipersyaratkan ijazah tertentu. Minimal usia calon adalah 17 tahun. Konsep belajar tidak menggunakan guru, melainkan kelompok dan berbasis proyek. Karena Ecole 42 telah diterapkan di 42 negara, maka peserta dari Indonesia bisa saling bertukar pikiran dengan peserta lain negara.
"Sekolah baru dibuka pada September 2019. Selama setahun ini, persiapan sarana dilakukan mulai dari penyiapan gedung hingga penyesuaian kurikulum dari Ecole 42. Target peserta sebanyak 150 orang," ujar Charles.
Proses belajar akan memakan waktu sampai sekitar tiga tahun. Peserta juga berhak mengakses lokasi magang dan tempat bekerja.
Menteri Ekonomi Digital Prancis, Mounir Mahjoubi, mengatakan, dukungan terhadap sekolah kode pemrograman adalah bagian dari pernyataan kerja sama kreatif ekonomi antara Perancis dan Indonesia pada 29 Maret 2017.
"Transformasi digital di berbagai negara memberi dampak positif terhadap perekonomian. Wirausaha baru bermunculan. Akses terhadap teknologi membantu memajukan komunitas lokal," kata Mounir.