Panpel Asian Games Sudah Bayar Uang Operasional Penari
Oleh
Khaerudin
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Panitia Pelaksana Asian Games 2018 menyatakan sudah membayar uang operasional kepada para penari yang terlibat dalam upacara pembukaan. Para penari yang terlibat dalam pembukaan Asian Games 2018 terdiri atas 2.000 orang yang berasal dari berbagai siswa sekolah menengah atas di Jakarta.
Sekretaris Jenderal Panitia Pelaksana Asian Games 2018 Eris Herriyanto dalam keterangan pers tertulis kepada Kompas mengungkapkan bahwa jumlah uang operasional yang diberikan adalah Rp 200,000 per penari setiap kali latihan. Uang tersebut digunakan untuk mendukung persiapan dan latihan para penari, baik yang dilakukan di sekolah, stadion, maupun di tempat lain.
Mekanisme pembayaran uang operasional tersebut dilakukan melalui transfer bank ke rekening sekolah asal penari. Diketahui bahwa 2.000 penari tersebut berasal dari 18 SMA di Jakarta. Selanjutnya, lanjut Eris, panitia juga memastikan bahwa pembayaran uang operasional telah dilakukan sebanyak tiga kali, yakni pada April, Juli, dan terakhir 17 September lalu.
Para penari yang terlibat dalam upacara pembukaan Asian Games 2018 itu berasal dari 18 SMA di Jakarta, yakni SMA 70, SMA 6, SMA 3, SMA 71, SMA 82, SMA 66, SMA 4, SMA 68, SMA 78, SMA 23, SMA 49, SMA 34, SMA 48, SMA 90, SMA 46, SMA 24, SMA Angkasa 1 Halim, dan SMA Dian Didaktika. Dari sekolah tersebut, SMA 70 menyumbangkan penari terbanyak, yakni 331 penari.
”Panitia sangat berterima kasih kepada para penari, guru, dan orangtua mereka yang telah memberikan kontribusi besar bagi Indonesia. Kerja keras dan penampilan para penari tidak bisa dinilai dengan apa pun, tetapi apa yang telah dilakukan akan selalu abadi di hati dan benak seluruh rakyat Indonesia juga dunia,” kata Eris.
Eris mengaku, kesuksesan pembukaan Asian Games 2018 telah memberikan rasa kebanggaan bagi seluruh rakyat Indonesia. Acara yang menampilkan sebuah pertunjukan kolosal dengan konsep yang menonjolkan kekayaan budaya Indonesia tersebut mampu membuat masyarakat dunia terpesona. Tari Ratoh Jaroe asal Aceh yang melibatkan 2.000 siswa SMA di Jakarta itu telah menjadi pembicaraan warganet di dunia, terutama Asia.
Panitia Pelaksana Asian Games 2018, lanjut Eris, sangat mengapresiasi kerja keras seluruh penari yang telah membuat Indonesia dipandang oleh seluruh dunia. Persiapan yang dilakukan penari sangat melelahkan. Mereka diharuskan terus berlatih di sekolah dan paling tidak telah melakukan 15 kali geladi di luar sekolah. Atas dasar itulah, menurut Eris, panitia pelaksana memberikan sejumlah uang operasional kepada siswa-siswa sekolah tersebut sebagai salah satu bentuk apresiasi karena telah mengharumkan nama bangsa. (*)