Peserta Yacht \'Begibung\' Bersama Warga Lombok Utara
Oleh
KHAERUL ANWAR
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS-Peserta kapal yacht Sail Moyo-Tambora 2018 mendapat sambutan dari warga Dusun Teluk Dalem Keren dan Dusun Jambeanom, Desa Medana. Mereka dihibur atraksi kesenian tradisional, berbaur, dan makan bersama (begibung) kuliner khas Lombok.
Sail Moyo-Tambora merupakan rangkaian Sail to Indonesia Rally 2018. Peserta kemarin berlabuh di dermaga Medana Bay Marina, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat.
Menurut Owner Medana Bay Marina, Ace Robin, Senin (17/9/2018), sebanyak 40 yacht atau 120 peserta tiba secara bertahap di Medana Bay Marina mulai 5 Agustus-17 September. Mereka sudah singgah beberapa kali.
Kedatangannya kali ini sangat istimewa. Yachter atau pemilik yach urunan uang untuk diserahkan kepada warga agar warga bisa memasak dan makan bersama. Tiap orang mendapat jatah Rp 50.000, atau tiap warga mendapat biaya memasak Rp 200.000 per dulang atau tampah. Ada 800 dulang yang tersedia, masing-masing dulang disediakan untuk empat orang.
Makanan dalam dulang pun disantap bersama-sama. Dalam tradisi etnis Sasak, Lombok, tradisi begibung dilakukan ketika ada acara syukuran (Rowah) dan pernikahan.
Mereka berbaur menyantap masakan di halaman Hotel Marina Bay. Para peserta dan warga (Dusun Teluk Dalem Keren dan Jambeanom) duduk di atas tikar menyantap masakan itu.
Musik Gendang Beleq dan tarian Rudat turut memeriahkan suasana. “Amazing,” kata Careen, Yachter asal Darwin, Australia yang sempat mencicipi sayur pelecing kangkung. Perempuan berprofesi perawat ini berlayar bersama suaminya, Kiren, 27 Juli.
“Penduduknya ramah, makanannya enak. Saya akan cerita ke banyak orang di Darwin, bahwa tidak semua tempat di Lombok terdampak gempa. Hotel tersedia dan saya akan publikasikan melalui facebook bahwa Lombok aman dikunjungi wisatawan,” ujar Careen.
Bupati Lombok Utara, Najmul Akhyar, mengatakan, dalam beberapa minggu terakhir ada 1.500 wisatawan mengunjungi destinasi wisata Lombok Utara seperti Gili Terawangan. “Kami yakin, kehadiran Anda semua membuat kami semakin kuat menjadikan Lombok Utara lebih baik,” ujarnya.
Yacht Rally Organizer, Raymond Lesamana, mengatakan, para peserta berlayar dari Darwin secara bertahap, lalu singgah di Maluku Tenggara dan Kupang, NTT. Mereka bertemu di Labuhan Bajo, dan singgah di Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa. Dari Lombok, yachter melanjutkan perjalanan ke Bali dan Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.
“Yang menarik adalah para peserta membawa anak-anaknya. Anak-anak menjadi lebih percaya diri sepulang berlayar,” ujar Raymond. Menurut Raymond, pelabuhan singgah di NTB perlu dikelola masyarakat agar mendapat dampak ekonomi dari yachter.
Hingga kini pelabuhan yacth masih butuh perbaikan infrastruktur dasar, seperti moring buoy dan floating dock -tempat menambat sekoci. Infrastruktur ini penting karena Indonesia adalah jalur circum navigasi dunia timur ke barat, dan Australia sebagai titik stop point.
“Bila Pemerintah Daerah mampu menyediakan instrument itu, ditambah kekayaan budaya, yachter dunia akan datang ke NTB bahkan Indonesia, tanpa menunggu event Sail Moyo-Tambora, Sail to Indonesia dan lainnya," katanya.