Pesta Belanja dan Kuliner Wonderful Indonesia 2018 Rangkul 5.000-an UMKM
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pesta belanja dan kuliner Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival 2018 akan kembali melibatkan pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro. Selain sebagai sarana promosi, barang-barang yang dihadirkan oleh pelaku UMKM diharapkan dapat menarik minat wisatawan lokal ataupun mancanegara.
Wonderful Indonesia Culinary and Shopping Festival (WICSF) 2018 merangkul lebih dari 5.000 pelaku usaha menengah, kecil, dan mikro (UMKM). Para pengusaha tersebut bergerak di berbagai bidang, seperti makanan dan mode. Mereka akan ditempatkan pada 150 pusat perbelanjaan yang tersebar di 12 provinsi se-Indonesia.
Menurut A Stefanus Ridwan, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), sejak awal penyelenggaraannya, WICSF sudah mengalokasikan tempat khusus bagi pelaku UMKM. Hal ini dilakukan untuk mempromosikan hasil-hasil usaha mereka dan juga menarik wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Stefanus juga menjelaskan, APPBI sebagai penyelenggara menyerahkan proses pemilihan UMKM yang mendapatkan stan berjualan kepada setiap pengelola pusat perbelanjaan. ”Untuk di mal-mal Jakarta, kami bisa melibatkan sampai 50 pelaku usaha kecil,” ujar Stefanus saat ditemui di Jakarta pada Selasa (18/9/2018) sore.
Sementara itu, Vita Datau Messakh, Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata, mengatakan, dengan melibatkan pelaku UMKM, baik pengunjung maupun pelaku usaha akan mendapat efek positif. Pengunjung sebagai konsumen dapat terdorong untuk membeli produk-produk pelaku usaha kecil. Apalagi jika barang tersebut sarat akan kearifan lokal.
”Di satu sisi, kompetisi di antara pelaku UMKM akan semakin meningkat karena mereka berlomba-lomba untuk mengeluarkan produk yang berkualitas dan menarik perhatian pengunjung, baik dari dalam maupun luar negeri,” kata Vita yang juga Ketua Akademi Gastronomi Indonesia.
Salah satu pelaku UMKM, Jenahara Nasution, mengapresiasi usaha APPBI yang mengakomodasi pelaku usaha seperti dirinya dalam sebuah acara yang berstandar nasional dan berpotensi menarik wisatawan mancanegara. Menurut perancang busana ini, UMKM memerlukan panggung nasional untuk dapat mempromosikan barang-barang yang telah mereka buat dan kembangkan.
”Selain sebagai sarana promosi, festival semacam ini juga dapat menjadi media untuk mengetahui selera konsumen secara langsung. Ke depan, saya harap acara ini selalu digelar setiap tahun,” ucap putri perancang busana senior Ida Royani ini.
Selain melibatkan pelaku usaha kecil, festival ini juga mengadakan beberapa acara yang dikhususkan untuk UMKM. Salah satunya adalah pameran produk lokal yang akan menampilkan barang-barang karya pelaku usaha kecil di Provinsi Riau.
Ketua Dewan Pengurus Daerah APPBI Riau Megawati berharap WICSF dapat dimanfaatkan oleh pelaku UMKM untuk mempromosikan barang-barangnya dan memperkenalkan kebudayaan Riau.
Terkait target transaksi tahun ini, Stefanus mengatakan, pihaknya mengincar angka di kisaran Rp 250 triliun. Jumlah ini dinilai realistis karena semakin banyak pusat perbelanjaan yang ikut WICSF tahun ini. Pada 2017, sebanyak 104 pusat belanja mengikuti WICSF 2017. Jumlah ini meningkat menjadi 150 tahun 2018.
Menurut Menteri Pariwisata Arief Yahya, target transaksi tersebut dapat dicapai. Penyelenggaraan festival yang berjalan selama satu bulan, lanjutnya, memungkinkan terpenuhinya target. Apalagi, masih cukup banyak acara yang diadakan di Indonesia selama bulan September dan Oktober. Beberapa di antaranya adalah Asian Para Games di Jakarta dan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali. Kegiatan-kegiatan seperti ini yang berpotensi memunculkan orang-orang yang gemar berbelanja.
”Apalagi ada Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia. Orang-orang dalam organisasi tersebut bisa dikategorikan sebagai big spender apabila mereka berkunjung ke negara lain,” kata Arief. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA TELLING)