Perkembangan teknologi robot semakin tak terbentung. Pada 2025, mesin-mesin pintar itu diperkirakan bisa menangani pekerjaan manusia hingga 52 persen.
Perkiraaan itu mengemuka dalam pertemuan Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss, Senin (17/9/2018). Peningkatan tajam penggunaan robot ini seharusnya mendorong ”perang baru” manusia untuk memperbaiki keterampilan agar bisa bertahan dengan pergeseran itu.
”Pada 2025, lebih dari separuh tugas-tugas yang ada sekarang akan dijalankan oleh mesin-mesin yang saat ini baru 29 persen,” demikian pernyataan organisasi nirlaba berbasis di Swiss itu.
Perubahan cepat secara terus-menerus terjadi dalam dunia permesinan dan algoritma atau proses komputer yang dirancang untuk memecahkan masalah.
WEF menyatakan, perubahan itu bisa menciptakan 133 juta pekerjaan baru dari 75 juta pekerjaan yang hilang mulai sekarang hingga 2022. Dalam laporan bertajuk ”Masa Depan Pekerjaan 2018” itu diramalkan robot-robot bakal menggantikan manusia di bidang akuntansi, manajemen klien, bidang industri, pos, dan sektor-sektor kesekretariatan.
Sementara pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan ”keterampilan manusia”, menurut laporan itu, misalnya penjualan, marketing, layanan pelanggan, serta di bidang e-commerce dan media sosial.
Lebih jauh laporan itu menyatakan, tantangan besar yang akan muncul adalah bagaimana melatih kembali para pekerja yang kelak akan ditekan untuk memperbarui keterampilan, terutama dalam hal kreativitas, pemikiran kritis, dan persuasif.
Laporan dibuat dengan membuat survei yang melibatkan para direktur personalia, eksekutif senior berbagai perusahaan di dunia yang memberikan sumbangan 70 persen dari penghasilan global.
Pemerintah disarankan bersiap-siap membuat jaring pengaman bagi para pekerja dan komunitas yang terancam dengan apa yang disebut ”pergeseran signifikan” dalam kualitas serta pekerjaan-pekerjaan baru yang permanen. (AFP)