Stok Sumber Air PDAM di Tarakan Hanya Cukup untuk 20 Hari ke Depan
Oleh
Lukas Adi Prasetya
·3 menit baca
TARAKAN, KOMPAS — Krisis air bersih semakin mengancam Kota Tarakan, Kalimantan Utara, seiring dengan hujan yang tidak kunjung turun selama 1,5 bulan terakhir. Dari tiga embung sumber air PDAM, tinggal Bengawan, embung cadangan, yang masih ada airnya. Meski terbantu sungai kecil, stok air sumber air PDAM tinggal untuk 20 hari ke depan.
Dari sekitar 258.000 pelanggan PDAM Tirta Alam Tarakan, diperkirakan air hanya bisa mengalir ke 100.000-an pelanggan (rumah) di kawasan yang bukan perbukitan. Itu pun air tidak mengalir 24 jam sehari.
Direktur PDAM Tirta Alam Said Usman Assegaf, di Tarakan, Selasa (18/9/2018) sore, menjelaskan, Embung Bengawan difungsikan sejak dua minggu lalu. Embung Bengawan pun sebenarnya belum dipacu maksimal karena masih memakai genset untuk menghidupkan pompa.
”Embung Bengawan diambil airnya 80 liter per detik, dipompa dengan tenaga genset selama enam jam sehari. Selain itu, ada sungai yang kami cegat airnya sebelum masuk ke embung untuk dipompa, diolah, dan bisa 20 liter per detik. Tapi itu juga hanya bisa memenuhi kebutuhan 20 hari,” tutur Usman.
Embung Bengawan, yang selesai dibangun tahun 2016, selama ini menjadi cadangan air baku PDAM Tarakan dan tidak pernah digunakan. Dua pekan lalu, Bengawan yang berkapasitas 145.000 meter kubik akhirnya digunakan setelah dua embung utama, yakni Embung Persemaian dan Binalatung, mengering. Embung Persemaian sudah benar-benar kering.
Dua embung tadah hujan itu tidak terisi air karena Tarakan tidak terguyur hujan deras hampir sebulan. Padahal, di sisi lain, air pada kedua embung itu terus diambil. Air di Embung Bengawan diambil dengan cara dipompa menggunakan daya listrik dari genset berkekuatan 250 KV.
Dua embung tadah hujan itu tidak terisi air karena Tarakan tidak terguyur hujan deras hampir sebulan. Padahal, di sisi lain, air pada kedua embung itu terus diambil.
Berhubung baru, lanjut Usman, genset itu tidak bisa difungsikan penuh 24 jam. Genset hanya dihidupkan selama enam jam per hari demi alasan keamanan. Senin (3/9/2018), atau lima hari setelah diambil airnya untuk pertama kali, Embung Bengawan mulai dipasang instalasi listrik.
Pemasangan selesai pada Selasa ini dan diharapkan setidaknya tiga hari ke depan aliran listrik masuk. Namun, menurut Usman, yang terpenting adalah segera turun hujan deras yang akan mengisi embung-embung tersebut. Selama 1,5 bulan ini hujan yang turun hanya rintik dan hujan sedang.
”Itu pun tidak masuk ke embung. Jatuhnya ke kota atau ke laut. Hujan rintik atau sedikit ini, ya, bisa dibilang enggak berdampak mengisi embung. Selama 1,5 bulan tidak turun hujan deras yang jatuh ke waduk, tidak terbayangkan sebelumnya. Tarakan, kan, selalu dapat hujan,” ujarnya.
Muhammad Ilman, warga Tarakan, mengatakan, dua hari terakhir, hujan turun, bahkan cukup deras. Ternyata hujan deras tidak jatuh ke waduk. Ilman khawatir jika kondisi seperti ini berlangsung terus. Apalagi dia beberapa kali melihat kondisi embung-embung tersebut.
Selama ini, ujarnya, hujan senantiasa turun sepanjang waktu di Kota Tarakan. Namun 1,5 bulan terakhir, Tarakan tidak terguyur hujan deras yang jatuh ke embung. ”Hujan deras di perkotaan, bisa jadi di sana (embung) enggak hujan,” ujar karyawan swasta ini.
Seiring dengan sumber air baku PDAM yang berkurang, aliran air ke rumah-rumah pun dirasakan tidak sederas biasanya. Akan tetapi, Ilman bersyukur karena masih ada air mengalir yang bisa ditampung. Namun, jika air di bak penampungan (tendon) habis, membeli air tidak terhindarkan.