Investasi Singapura Ditargetkan Tembus 10 Miliar Dollar AS
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan jumlah investasi dari Singapura ke Indonesia menembus angka 10 miliar dollar AS pada 2018. Sektor properti, infrastruktur, pertanian, dan industri digital menjadi target pengembangan investasi selanjutnya.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura I Gede Ngurah Swajaya menyampaikan hal itu saat menerima Direktur Utama BNI Syariah di Kantor Kedutaan Besar RI di Singapura, Selasa (18/9/2018). Menurut dia, hingga semester I-2018, jumlah investasi yang telah ditanam di Indonesia mencapai 5,04 miliar dollar AS. Ngurah optimistis target itu bisa tercapai. Sebab, realisasi investasi di semester II biasanya lebih besar dibandingkan semester I.
Lima tahun terakhir, jumlah investasi Singapura ke Indonesia terus meningkat. Investasi semester I-2018 bahkan tumbuh 32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Investasi tersebut mencakup beberapa sektor, mulai dari properti, infrastruktur, pengolahan makanan, hingga pertanian.
Faktor yang menjadi daya tarik bagi investor Singapura untuk menanamkan modal di Indonesia adalah adanya kawasan industri yang memberikan kemudahan berinvestasi. Saat ini kawasan industri yang menjadi sasaran investor Singapura ialah Batam dan Kendal. ”Ke depan, kami akan mendorong investor Singapura untuk menanamkan modal di daerah lain, seperti Medan, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujarnya.
Selain itu, dengan jumlah penduduk sekitar 260 juta jiwa, Indonesia merupakan pasar yang potensial. Di sisi sumber daya manusia (SDM), Indonesia dinilai sangat berpotensi. Apalagi, pemerintah tengah berupaya menjadikan SDM Indonesia lebih berkualitas.
Akan tetapi, di balik pasar yang besar, investor juga mengincar pasar Asia Tenggara yang dihuni sekitar 620 juta jiwa. Menurut Ngurah, memang Singapura adalah negara kecil. Namun, Singapura memiliki jaringan internasional. ”Kerja sama seperti ini harus tetap memberikan keuntungan bagi kedua negara,” katanya.
Industri digital
Selain properti, infrastruktur, dan pertanian, saat ini industri digital juga menjadi daya tarik investor Singapura. Pemerintah melihatnya dengan menjadikan Batam sebagai ”jembatan digital” bagi investor. Harapannya, Batam bisa jadi penghubung bagi investor dari luar negeri, teruama di bidang animasi atau digital untuk menanamkan modalnya.
Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo mengatakan, masuknya investasi menjadi peluang bagi BNI Syariah yang melebarkan sayap bisnisnya. Dalam beberapa proyek, pihaknya terlibat memberikan pembiayaan, terutama untuk infrastruktur.
Menurut Abdullah, BNI Syariah membubuhkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Hingga Agustus 2018, asetnya mencapai Rp 38,7 triliun dengan total pembiayaan Rp 26,3 triliun. Khusus untuk nilai pembiayaan tumbuh 16 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Adapun dana pihak ketiga yang diperoleh mencapai Rp 33,1 triliun atau naik 21 persen dari periode yang sama tahun lalu. ”Pertumbuhan akan dijaga dengan mengutamakan kesehatan bank,” ujarnya.