Pemberian Hadiah Membuat Pelanggan Go-Jek Semakin Loyal
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemberian hadiah mampu membuat konsumen semakin loyal untuk menggunakan aplikasi dalam jaringan atau daring. Go-Jek, misalnya, mencoba meningkatkan loyalitas pelanggan dan mitranya dengan memberikan poin yang dapat ditukar menjadi kupon elektronik.
Sistem poin dengan nama Go-Points merupakan program loyalti Go-Jek yang dapat menjangkau seluruh penggunanya. Go-Points dapat ditukar ke dalam beragam layanan dan digunakan untuk program donasi. Sejak Februari 2017, Go-Points telah bermitra dengan lebih dari 1.000 pedagang.
Vice President Go-Points Michael Perera, Rabu (19/9/2018), mengatakan, Go-Points merupakan program loyalitas yang dapat membuat konsumen terus menggunakan layanan Go-Jek.
”Pengguna dapat memanfaatkan Go-Points hanya dengan menukarkan poin dengan jumlah rendah,” kata Michael dalam program undian Go-Points Go-Lucky di Jakarta, Rabu.
Michael menjelaskan, pelanggan dapat menukarkan mulai dari 40 poin ke dalam berbagai layanan, seperti potongan harga di restoran, pembelian barang elektronik, kupon umrah, diskon layanan Go-Jek, serta bepergian ke luar negeri gratis. Poin tersebut didapatkan pengguna Go-Pay ataupun tunai.
Berdasarkan data Go-Points, 68.000 pelanggan menukarkan poinnya untuk layanan kecantikan. Selain itu, lebih dari 1 juta orang dapat menggunakan Go-Ride (layanan ojek) secara gratis setelah menukarkan poin.
Layanan ini juga dapat dimanfaatkan pengguna untuk berdonasi. Selama Idul Adha 2017 dan 2018, sebanyak 3.000.000 kaleng kornet untuk kurban telah ditukar dengan 2 juta poin.
Michael mengatakan, program Go-Points mampu meningkatkan loyalitas pelanggan karena memberikan royalti. Hal tersebut dapat membentuk perilaku dari pelanggan. Meskipun demikian, pelanggan tidak semata-mata menggunakan layanan Go-Jek demi mengejar poin. Mereka menggunakan Go-Jek karena untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Salah satu pengguna Go-Jek, Juliana Sri Intan (35), mengaku setiap hari menggunakan Go-Send untuk mengirimkan barang dagangannya kepada pembeli. Ia mendapatkan poin dari penggunaan layanan itu dan menukarkannya menjadi kupon elektronik.
Dalam program undian Go-Points Go-Lucky, perempuan asal Medan, Sumatera Utara, itu menjadi pemenang hadiah utama. Ia mendapatkan uang Rp 1 miliar.
Sementara itu, Emanuel (15), warga Salatiga, Jawa Tengah, sering menggunakan Go-Ride untuk pergi ke sekolah ketika orangtuanya tidak dapat mengantarkannya. Dengan menukar 1 kupon elektronik, ia memperoleh uang Rp 125 juta dari undian yang sama.
Demo ojek daring
Demo ojek daring kembali terjadi di Jakarta. Kali ini, sejumlah mitra pengemudi ojek daring berunjuk rasa di depan kantor pusat dan operasional Grab. Tuntutannya antara lain menginginkan kenaikan tarif dan menghilangkan potongan komisi 20 persen bagi aplikator.
Saat dihubungi, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata menanggapi keinginan pengunjuk rasa. ”Tuntutan mereka selalu sama, yaitu soal potongan komisi dan kenaikan tarif serta dilakukan hanya oleh puluhan orang,” ujarnya.
Ia mengatakan, masih banyak mitra Grab yang tetap bekerja dengan baik seperti biasanya. Menurut Ridzki, tuntutan tersebut seperti mengada-ada karena tidak memiliki alasan yang kuat.
Persoalan potongan komisi merupakan sesuatu yang wajar sebagai bentuk kerja sama. Perusahaan menggunakan potongan tersebut untuk kebutuhan mitra dan pelanggan Grab, seperti peningkatan teknologi, produk, dan investasi.
Grab tidak menaikkan tarif seperti tuntutan para pengunjuk rasa karena akan berpengaruh pada jumlah pelanggan. Apabila tarif naik, pelanggan akan menggunakan layanan transportasi lain. Akibatnya, jumlah pemasukan dari mitra Grab akan berkurang.
”Kami telah mengedukasi para mitra Grab untuk memahami persoalan tersebut,” kata Ridzki.
Pihak Grab akan mengawasi pengunjuk rasa. Mereka yang terbukti anarki akan dicoret sebagai mitra Grab. Ridzki mengatakan, Grab tidak ingin memiliki mitra yang berperilaku buruk.