Permudah Mekanisme Pengembalian Pajak untuk Pacu Wisata Belanja
Oleh
Maria Clara Wresti
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Indonesia dinilai akan tetap sulit menjadi surga belanja bagi wisatawan asing apabila belum ada kemudahan soal pengembalian pajak atau tax refund. Selain itu, Indonesia juga belum mempunyai Premium Factory Outlet yang menjadi daya tarik bagi turis.
Menurut Menteri Pariwisata, Arief Yahya, khusus untuk wisatawan nusantara, belanja tidak masalah. "Namun, bagi wisatawan mancanegaa (wisman), mereka tidak tertarik untuk belanja karena harga barang lebih mahal dari pada (negara) tetangga," ujarnya saat meluncurkan Wonderful Indonesia Culinary & Shopping Festival (WICSF) 2018 bersama Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), di Jakarta, Selasa (18/9/2018).
Indonesia dinilai harus berani memberikan kemudahan pengembalian pajak barang yang dibeli wisman. "Di Singapura, belanja 100 dollar Singapura atau Rp 1 juta bisa bebas pajak. Sementara di Indonesia, pembelanjaan harus mencapai Rp 5 juta dalam satu kuitansi baru dapat pengembalian pajak. Di Singapura, jumlah pembelanjaan 100 dollar itu bisa gabungan dari tiga kuitansi," kata Arief.
Sampai Juli 2018, devisa dari sektor pariwisata mencapai 9 miliar dollar AS. Arief optimistis bisa mencapai 17 miliar dollar AS pada akhir tahun ini.
Ketua Umum DPP APPBI, Stefanus Ridwan S mengatakan, masyarakat Indonesia menyukai produk lokal bermutu tinggi, berkualitas, dan dengan desain yang bagus. "Produk seperti ini tidak akan kehilangan pelanggan. Sementara produk yang jelek akan ditinggal oleh konsumen," ujarnya.
WICSF 2018 digelar guna mendorong reputasi Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia terpadu yang menarik. Acara itu menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk mengenalkan destinasi belanja yang kaya budaya.
Ridwan menambahkan, jika pada tahun 2016 jumlah mal yang ikut di WICSF hanya 60-an mal, tahun 2017 naik jadi 85 mal, dan tahun ini bertambah jadi 150 mal. "Tahun lalu transaksi yang dibukukan sebesar Rp 1,3 triliun per mal per bulan. Tahun ini prediksinya meningkat sekitar 80 persen karena jumlah pesertanya juga meningkat," kata Ridwan.
Ketua Akademi Gastronomi Indonesia sekaligus Ketua Tim Percepatan Wisata Kuliner dan Belanja Kementerian Pariwisata, Vita Datau Messakh menambahkan, WICSF menjadi salah satu kunci untuk mempromosikan wisata kuliner dan belanja. "Apalagi jika di festival itu terdapat atraksi yang menyuguhkan kekhasan kuliner dan produk-produk Indonesia yang terkurasi. WISCF akan mendorong konsumen belanja produk lokal yang sarat identitas kearifan lokal," kata Vita.