Taman Benyamin Sueb Menjadi Pusat Seni dan Budaya
JAKARTA, KOMPAS — Taman Benyamin Sueb dibangun tidak sekadar menjadi museum, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi warga Jakarta dan sekitarnya. Tempat ini akan difungsikan sebagai sarana ekspresi kesenian Betawi dan non-Betawi.
Beno Rahmat Sueb, anak keempat mendiang Benyamin Sueb, yang ditemui Rabu (19/9/2018), berharap Taman Benyamin Sueb tidak sekadar museum belaka, tetapi dapat menjadi wadah pertemuan masyarakat berbagai suku bangsa dan agama untuk saling berbagi ilmu.
Keluarga Benyamin S sepakat dengan Dinas Pariwisata DKI Jakarta membangun Taman Benyamin Sueb sebagai museum dan taman kesenian. Beno menginginkan taman ini bisa menjadi salah satu sarana pemersatu bangsa, seperti sosok ayahnya, Benyamin S, yang diterima oleh semua golongan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dijadwalkan membuka taman ini pada Sabtu, 22 September. Setelah taman ini resmi dibuka, berbagai macam kesenian Betawi, seperti lenong, pencak silat, tari betawi, dan gambang keromo, digelar. Selain itu, ada pameran foto atau lukisan dari berbagai kesenian daerah lain.
Data Dinas Pariwisata DKI Jakarta menyebutkan, hingga saat ini tercatat 12 museum yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, belum termasuk Taman Benyamin Sueb.
”Benyamin Sueb itu babe kite. Jadi, tempat ini adalah milik kita. Semua yang mau pakai, dipersilakan. Tujuannya, tempat ini menjadi tempat alternatif pergelaran kesenian selain Taman Ismail Marzuki. Harapan kami, warga mengenang kembali sosok Babe,” ujar Beno.
Saat ini, kehadiran taman ini masih disosialisasikan kepada warga. Masyarakat bisa menikmati kesenian Betawi, pemutaran film Benyamin, dan pentas musik selama satu minggu sejak Minggu (16/9/2018). Kegiatan dimulai pukul 08.00 hingga selesai. Berbagai acara ini digelar untuk mengenang kepergian Benyamin Sueb 23 tahun lalu, yakni 5 September 1995.
Taman Benyamin Sueb akan menggelar pemutaran film Biang Kerok. Eriyah (37), warga Cakung, antusias ingin menonton film itu. Ia bersama keluarganya mengetahui informasi pemutaran film dari media sosial. Eriyah mengatakan, kedua anaknya yang masih kecil sangat suka kepada Benyamin S.
”Saya asli Indramayu, tapi suka sekali dengan sosok Benyamin. Anak saya yang pertama (usia 10 tahun) hafal alur cerita Benyamin di film Si Doel. Karena cara melawaknya yang lucu, saya sangat mengidolakannya,” ujarnya.
Bambang (56), warga Jatinegara, Jakarta Timur, juga berharap, taman tersebut segera dibangun. Ia ingin sekali menonton film Benyamin Sueb setiap hari. Film Benyamin di Youtube, ujarnya, tidak memiliki kualitas yang baik gambarnya.
”Bang Ben itu idola semua orang. Tetangga saya yang bukan orang Betawi sangat suka dia. Saya harap museumnya bukan sekadar museum biasa. Harapannya atraktif,” kata Bambang.
Bang Ben itu idola semua orang. Tetangga saya yang bukan orang Betawi sangat suka dia.
Sebelum film diputar, warga disuguhkan pertunjukan dari band Koes Plus Jakarta. Mereka adalah fans band legendaris Koes Plus. Berbagai lagu Koes Plus dan Benyamin Sueb melantun di telinga warga yang hadir.
Direnovasi
Gedung bekas Markas Komando Distrik Militer (Kodim) 0505, Jatinegara, Jakarta Timur, difungsikan menjadi Taman Benyamin Sueb. Menurut rencana, gedung-gedung di lahan ini akan direnovasi dan ditargetkan rampung pada 2020.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Asiantoro menjelaskan, lahan ini akan direnovasi lagi. ”Ada gedung yang atapnya bocor dan belum bisa digunakan. Renovasi dimulai pada Januari 2019 dan ditargetkan selesai dalam waktu satu tahun,” ucapnya.
Lahan seluas lebih kurang 6,7 hektar ini memiliki tiga gedung utama. Bangunan itu berwarna putih dan menghadap ke arah jalan raya. Arsitektur gedung masih khas gaya Belanda. Sementara di belakang ketiga gedung utama ini ada tiga rumah kebaya Betawi.
Pemilihan lahan bekas Kodim 0505 ini karena akses ke tempat tersebut mudah dicapai warga. Lokasinya hanya berjarak 100 meter dari Stasiun Jatinegara. Selain itu, jarak Terminal Kampung Melayu pun tidak begitu jauh. Gedung yang berada di pinggir jalan ini diharapkan dapat mudah dikunjungi masyarakat.
Menurut rencana, semua gedung akan diisi dengan barang-barang Benyamin Sueb. Hingga sekarang, barang pribadi milik Benyamin masih berada di gedung utama. Barang tersebut antara lain baju Benyamin, piagam penghargaan, foto-foto, dan piala penghargaan yang diraihnya. Masih ada alat musik milik Benyamin yang belum ditaruh di sana.
Teladan
Beno mengenang ayahnya sebagai orang yang jujur, tepat waktu, tekun, dan disiplin. Ayahnya selalu berpesan kepadanya agar selalu meneladani sikap tersebut. Kata Beno, sikap itu dirasa cocok untuk orang muda saat ini.
Ia ingin sekali generasi muda saat ini lebih mengenal sosok Benyamin. Dengan usaha keras dan pantang menyerah, Benyamin menjadi salah satu maskot orang Betawi.
”Saya ingin semua kenal Benyamin Sueb. Orang Betawi harus ceria kaya dia. Bukan hanya orang Betawi, semua orang harus senang, gembira, kalau ada masalah,” kata Beno. (JOHANNES DE DEO CC)