Tips Berkendara Aman dari Menteri Perhubungan dan Rifat Sungkar
Oleh
Syahnan Rangkuti
·3 menit baca
Tahukah Anda bahwa 1,2 juta orang meninggal setiap tahun di seluruh dunia akibat kecelakaan lalu lintas? Sebanyak 30.000 di antaranya berasal dari Tanah Air. Namun, kecelakaan itu ternyata bukanlah pembunuh terbesar karena masih ada penyakit stroke yang menempati posisi teratas.
Namun, kematian akibat kecelakaan di jalan raya sungguh dahsyat. Ini karena sebagian besar yang mati sia-sia adalah kelompok usia remaja dari 15 tahun sampai 29 tahun. Atau kelompok manusia produktif.
”Di Provinsi Riau saja ada 182 orang yang meninggal setiap tahun. Artinya, setiap dua hari ada satu nyawa yang melayang di jalan,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara Pekan Nasional Keselamatan Jalan di Pekanbaru, Rabu (19/9/2018).
Dalam kunjungan ke Riau berkaitan dengan misi mengampanyekan keselamatan berlalu lintas, Budi bersama Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengendarai sepeda motor dari Bandara Sultan Syarif Kasim II menuju lokasi acara di sebuah hotel di Pekanbaru. Budi dan Arsyadjuliandi menggunakan sepeda motor jenis matik yang sedang digandrungi anak muda, lengkap dengan helm standar, jaket, serta pengaman siku dan lutut.
Dari angka kematian di jalan raya itu, tambah Budi, pelajar terutama SMA sangat rentan dalam kecelakaan. Pengendara usia muda kerap kurang perhitungan dan kurang berhati-hati di jalan. Sebagian besar kematian adalah pengendara sepeda motor yang mengalami cedera di bagian kepala.
”Jadi, gunakanlah helm standar. Kancingkan sampai ada bunyi klik. Kalau pakai mobil, jangan lupa pakai sabuk pengaman. Atau lebih baik naik angkutan kota,” tutur Budi.
Menurut dia, kalau mau menyayangi nyawa yang cuma satu di badan, kurangilah kecepatan selagi berkendara. Dengan mengurangi kecepatan sebanyak 5 persen dari yang disarankan rambu-rambu atau aturan lalu lintas, hal itu dapat mengurangi kecelakaan sampai 30 persen.
Angka kecepatan tertinggi di dalam kota, misalnya, 50 kilometer per jam, maka dikurangi 5 persen akan lebih baik. Di jalur yang ada pejalan kakinya, kecepatan maksimal harus dikurangi lagi sampai 30 kilometer per jam.
Duta keselamatan berlalu lintas, Rifat Sungkar, juga memberi tips keamanan di jalan raya. Ia mengajak semua orang yang berkendara menjalaninya dengan serius dan sepenuh hati.
”Mengemudi adalah pekerjaan penuh waktu, bukan paruh waktu. Harus serius di jalan. Tidak boleh menggunakan handphone karena sangat berbahaya,” kata pebalap nasional itu.
Untuk mengendarai sepeda motor, lanjutnya, lebih baik menggunakan pengaman tambahan. Penggunaan helm sudah wajib, tetapi lebih baik lagi ditambah pengaman siku dan lutut serta alat pengaman lainnya.
”Untuk pengendara motor, lebih baik menggunakan sarung tangan. Kalau ada sesuatu di jalan, kita pasti akan menyelamatkan diri dengan tangan. Sarung tangan setidaknya dapat melindungi tangan dari benturan. Untuk menghadapi segala cuaca, ada baiknya menggunakan jaket yang memiliki penutup kepala. Kalau hujan, saat kendaraan berhenti, penutup jaket itu dapat dipakai untuk melindungi kepala dari air hujan,” tutur Rifat.
Melakukan persiapan yang baik, kata Rifat, pasti akan membuat lebih nyaman untuk berkendara. Perasaan nyaman akan membuat diri lebih aman.
”Persiapan yang baik sebelum berkendara adalah untuk kebaikan diri kita sendiri. Kalau ada sesuatu terhadap kita, bukan hanya kita yang akan merasakan. Keluarga juga akan menderita. Makanya, buatlah diri kita nyaman sebelum berkendara,” ujar Rifat.