BEKASI, KOMPAS — Partai Keadilan Sejahtera resmi mengusulkan dua nama sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno. Dua kader itu adalah mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Dewan Perwakilan Wilayah DKI Jakarta Agung Yulianto.
Ahmad Syaikhu saat ditemui di kantor Asyikpreneur, Bekasi, Kamis (20/9/2018), membenarkan, dirinya dan Agung Yulianto telah diusulkan sebagai calon wakil gubernur DKI Jakarta. Selain mantan wakil wali kota, Syaikhu juga pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kota Bekasi 2004-2008 dan anggota DPRD Jawa Barat 2009-2013. Sebagai partai pengusung, PKS dan Gerindra berhak mengisi posisi tersebut setelah Sandiaga Uno mengundurkan diri untuk mengikuti Pemilihan Presiden 2019.
”Saya sebagai kader partai siap menjalankan kalau memang tugas itu diberikan kepada saya,” kata Syaikhu. Kesiapan itu didasarkan pada pengalaman membangun Kota Bekasi selama lima tahun. Namun, pengalaman itu perlu ditambahkan dengan inovasi lain untuk membangun Ibu Kota.
Setelah resmi diusulkan, Syaikhu juga akan menjalin hubungan dengan pemangku kepentingan di DKI, seperti menemui Gubernur DKI Anies Baswedan dan DPRD DKI.
Secara personal, Syaikhu mengaku sudah mengenal sosok Gubernur DKI Anies Baswedan. Keduanya sering bertemu dalam berbagai kegiatan, salah satunya peringatan milad PKS.
Akan tetapi, tidak pernah ada pembicaraan mengenai penggantian posisi Sandiaga Uno. Pertemuan keduanya dalam waktu dekat pun belum direncanakan walaupun perubahan mendadak bisa saja terjadi.
Menurut Syaikhu, tugas sebagai wakil berfokus pada meneruskan program yang telah digagas sebelumnya. Jika terpilih sebagai pengganti wakil gubernur, ia siap mendukung program yang sudah masuk di RPJMD.
Ia pun telah mengamati, tugas wakil gubernur lebih banyak mengarah pada ranah kepemudaan, lingkungan hidup, dan pengawasan. ”Insya allah, saya akan mendukung Gubernur DKI,” kata Syaikhu.
Selain PKS, diberitakan pula Gerindra mengusulkan nama Ketua DPD Partai Gerindra M Taufik. Menurut Syaikhu, ia tidak mengetahui ihwal koordinasi antara PKS dan Gerindra karena tidak menjabat baik di dewan pengurus pusat ataupun dewan pengurus wilayah. Walaupun begitu, ia yakin hubungan petinggi di kedua partai solid.