JAKARTA, KOMPAS — Kemunculan berbagai platform e-dagang di Indonesia kini memungkinkan bertemunya penjual dan pembeli dari sejumlah daerah yang tadinya terhalang jarak. Untuk itu, produktivitas pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah harus dipacu agar mampu kompetitif memanfaatkan platform itu.
Direktur Utama Blibli Kusumo Martanto menyatakan, kesiapan pelaku UMKM perlu digenjot bersama agar mampu menggunakan teknologi digital agar kompetitif di era Revolusi Industri 4.0. Menurut dia, pemerintah, dunia bisnis, akademisi, dan komunitas UMKM perlu berkontribusi membantu pelaku UMKM berinovasi mengembangkan usaha.
”Kreativitas pelaku UMKM perlu terus digali agar tak berhenti. Yang terpenting, pemerintah, dunia bisnis, dan akademis perlu hadir membantu pelaku UMKM mengembangkan usaha,” kata Kusumo, Kamis (20/9/2018). Kerja sama pelaku UMKM dan ketiga pihak itu dinilai belum berjalan dengan baik.
Kebutuhan dukungan bagi pelaku UMKM itu ditanggapi Kementerian Perindustrian dengan membuat program E-smart Industri Kecil Menerngah (IKM). Direktur Jenderal IKM Gati Wibawaningsih mengatakan, melalui program itu pelaku IKM dihubungkan dengan pasar daring (marketplace) lokal antara lain, Blibli, Tokopedia, dan Bukalapak.
”Jangkauan pasar daring yang luas bisa dimanfaatkan pelaku UMKM mengembangkan usaha,” ujar Gati. Menurut dia, perkembangan teknologi digital telah membuka jalan bagi pelaku UMKM untuk bersaing bukan hanya di pasar nasional, melainkan juga global.
Berdasarkan hasil penelitian Partner Bain and Company tentang UMKM, sekitar 75 persen responden UMKM menyatakan, pemakaian teknogi digital berpeluang besar meningkatkan produktivitas dan pendapatan. Namun, hanya 16 persen responden yang benar-benar memanfaatkan teknologi digital itu (Kompas, 19/9/2018).
Wakil Direktur Pemasaran Blibli I Gusti Ayu Fadjar mengatakan, kerja sama pemerintah, dunia bisnis, dan akademisi membantu perkembangan UMKM. Salah satunya terwujud dalam kompetisi The Big Start Indonesia. Dalam kompetisi itu, ribuan pengusaha kreatif muda diseleksi untuk mengahasilkan 20 orang terpilih yang akan menerima modal usaha sebesar Rp 1,1 miliar.
Ada tujuh aspek yang dinilai dalam kompetisi itu antara lain karakter, tingkat penjualan, keunikan, dan orisinalitas produk. Selain hadiah uang, para peserta juga diberi kesempatan berdiskusi mengembangkan produk bersama empat mentor yang setiap pakar usaha rintisan bidang kuliner, kriya, kecantikan, dan fashion.
”Kami berharap para pengusaha muda itu akan menginspirasi anak muda lain untuk terjun ke dunia bisnis pasar daring,” kata Ayu. Kreativitas generasi muda dibutuhkan untuk menarik pembeli yang mayoritas juga berusia 21-37 tahun. (PANDU WIYOGA)