JAKARTA, KOMPAS — Peluang dunia perfilman untuk para kreator muda semakin terbuka lebar. Mereka tidak hanya didorong untuk berkualitas nasional, tetapi juga dapat bersaing secara internasional.
”Para generasi muda harus produktif untuk menghasilkan karya, bukan hanya konsumtif. Peluang untuk memperkenalkan keindahan Indonesia ke kancah dunia bisa lewat karya-karya film,” kata Varun Mehta, Country Head Viu Indonesia, saat konferensi pers Viu Shorts! dalam Bekraf Habibie Festival 2018, di Jakarta, Kamis (20/9/2018).
Dalam kesempatan itu, layanan video on demand premium Viu meluncurkan dua inisiatif baru, yaitu Viu Shorts! dan program beasiswa. Viu Shorts! merupakan sebuah festival film pendek yang terdiri dari beberapa rangkaian.
Kegiatan ini akan digelar di 17 kota di Indonesia, antara lain Atambua, Palu, Manado, Makassar, Batam, Medan, Palembang, Padang, Pontianak, Singkawang, Banjarmasin, Samarinda, Yogyakarta, Cilegon, Malang, dan Banyuwangi.
Para siswa akan mendapatkan lokakarya dari mentor-mentor yang meliputi sutradara film, editor film, dan penulis naskah. Mentor tersebut membimbing mereka dalam mengadaptasi cerita, kebudayaan, dan tradisi lokal untuk diproduksi ke dalam film. Selanjutnya, film pendek itu berpotensi untuk ditayangkan di aplikasi Viu.
Menurut Dirmawan Hatta, sutradara film yang juga menjadi mentor dalam program itu, daya jelajah film lokal Indonesia masih cenderung ”Jakarta sentris”. Padahal, potensi beragam daerah perlu ditumbuhkan sehingga semakin memunculkan ciri khas tradisi atau budaya lokal yang ada di Indonesia ke dalam film.
”Film adalah salah satu cara untuk membaca kenyataan hidup pembuatnya. Jadi lewat film itu bisa dilihat bagaimana cara pandang pembuatnya terhadap daerah tinggalnya,” ujar Hatta.
Daerah lokal yang akan diangkat ke dalam film diharapkan menarik minat penonton untuk mendatangi lokasinya. Adapun dengan mengangkat kekhasan daerah juga menjadi nilai plus karena menambah pengetahuan dan pengalaman penontonnya sehingga terjadi pertukaran informasi.
Sementara itu, Viu juga berkolaborasi dengan Berkarya! Indonesia untuk memberikan beasiswa kuliah sinematografi selama empat tahun penuh di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) bagi siswa berprestasi.
Wakil Rektor Empat Bidang Kerja sama IKJ Suzen HR Tobing mengapresiasi kesempatan tersebut. ”Ini merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap calon sineas muda. Mereka mendorong dan melahirkan sineas muda untuk berkarya dan bersaing secara global,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya berkomitmen untuk memajukan karya anak bangsa dengan membekali mereka sebelum terjun ke dunia perfilman.
Keberagaman budaya dan tradisi yang ada di Indonesia ini harus semakin dieksplorasi untuk dikemas menjadi film.
”Keberagaman budaya dan tradisi yang ada di Indonesia ini harus semakin dieksplorasi untuk dikemas menjadi film. Mereka harus memiliki kualitas agar mampu bersaing secara global,” katanya. (MELATI MEWANGI)