Tim Pemenangan Prabowo-Sandi Dipastikan Berkomitmen Tinggi
Oleh
E05
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Tim pemenangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno akan diumumkan Kamis sore ini. Anggota tim pemenangan pun dipastikan merupakan orang-orang pilihan yang memiliki komitmen tinggi sehingga dapat bekerja sesuai perannya.
“Kalau tidak ada halangan, Kamis (20/9) sore akan ada penyampaian secara resmi dari tim pemenangan bagaimana hasil dari finalisasi kepada Komisi Pemilihan Umum,” kata Sekjen Partai Amanat Nasional Eddy Soeparno, di Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Juru Bicara akan ditempati oleh Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah Pusat, Dahnil Anzar Simanjuntak. Sementara posisi Wakil Ketua Tim Pemenangan akan ditempatkan oleh aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman.
Eddy menyampaikan, orang-orang yang ada dalam tim pemenangan adalah mereka yang memiliki ketokohan, pengalaman, dan rekam jejak. Selain itu, anggota tim pemenangan pun dipastikan memiliki komitmen yang tinggi. “Sebab, hal ini akan bermanfaat dalam menambah angka kemenangan”, katanya.
Sekjen Partai Berkarya Priyo Budi Santoso menyampaikan, posisi anggota tim pemenangan dari Partai Demokrat juga telah ditempatkan pada posisi yang sesuai. “Seperti anak Pak SBY, Agus dan Ibas, itu sudah kami tempatkan pada posisi-posisi strategis. Untuk Agus, dia akan ditempatkan pada posisi Dewan Pembina,” katanya.
Kepala Daerah
Priyo mengatakan, Koalisi Indonesia Adil Makmur tidak akan mengikutsertakan gubernur, bupati, walikota yang baru terpilih dari partak koalisi untuk bergabung dalam tim pemenangan secara formal. Menurutnya, para pemimpin di daerah itu lebih baik untuk berkonsentrasi dalam memenuhi janjinya bagi rakyat.
“Kami mau memberikan pelajaran demokrasi dengan tidak menggunakan instrumen kekuasaan di daerah untuk memenangkan Prabowo-Sandi. Kami pun menyakini bahwa para pemimpin daerah akan bergerak dengan caranya sendiri,” kata Priyo.
Hal senada disampaikan oleh Eddy. Menurutnya, apabila para kepala daerah tergabung dalam tim pemenangan, maka kewajibannya sebagai abdi negara akan terbengkalai.
“Biarkan para kepala daerah itu fokus pada tugasnya. Apalagi bagi merekz yang baru saja terpilih. Jika mereka bergabung dalam tim pemenangan, dikhawatirkan akan mengganggu kerja mereka mengingat masa kampenya berlangsung hingga sekitar 7 bulan,” kata Eddy.
Selain itu, Ketua DPP Partai Amanat Nasional Yandri Susanto juga menyampaikan, sebaiknya KH Ma’ruf Amin melepaskan jabatannya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia dan lebih berkonsentrasi dalam posisinya sebagai calon wakil presiden. Sebab, tidak elok jika pemimpin MUI langsung terjun dalam politik pratis dan selama ini pun belum ada yang demikian.
“Saya yakin masih banyak ulama yang mampu menggerakkan roda kepemimpinan MUI. Menurut saya, MUI harus tetap berjalan sebagaimana mestinya sebagai tempat bernanung bagi organisasi-organisasi Islam tanpa terganggu kepentingan politik,” kata Yandri. (SHARON PATRICIA)