JAKARTA, KOMPAS — Pelaku usaha kecil dan menengah wajib melakukan perbaikan berkelanjutan pada usahanya. Hal itu bertujuan agar usaha mereka semakin berkembang dan kompetitif.
Hal itu mengemuka dalam Konvensi Gugus Kendali (Quality Control Circle/QQC) yang diadakan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA), Jumat (21/9/2018), di Cikarang, Jawa Barat.
”Kami berharap supaya UKM dapat menjaga budaya kaizen agar usaha mereka dapat terus berkembang,” ujar Ketua Pengurus YDBA Henry C Wijaya. Kaizen adalah pandangan hidup yang fokus pada perbaikan secara terus-menerus atau berkesinambungan.
Konvensi ini, kata Henry, sekaligus membuat UKM untuk terus belajar dalam menciptakan inovasi dalam usahanya. ”Konvensi ini mendorong UKM mitra YDBA yang bergerak di sektor manufaktur, bengkel, usaha tani, dan kerajinan agar melakukan perbaikan dengan tujuan meningkatkan produktivitas,” kata Henry.
Department Head Training dan Mentoring YDBA Rahmat Handoyo mengatakan, untuk mengembangkan usaha dibutuhkan tiga faktor, yaitu memecahkan dan memetakan masalah, melakukan perbaikan, dan inovasi.
”Dalam konvensi ini, kami memberi tantangan kepada peserta untuk mengurangi tahapan dalam proses produksi. Tujuannya, agar mengefisienkan sekaligus berinovasi guna meningkatkan produksi usahanya,” kata Rahmat.
Hingga Desember 2017, YDBA telah memberikan pembinaan kepada 10.374 UMKM. Sementara hingga Juni 2018, YDBA sudah mengelola 11 sektor unggulan, seperti logam, kuliner, pupuk organik, dan holtikultura, agar dapat melakukan usaha yang berkelanjutan.
Revolusi industri 4.0
Upaya mengembangkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas adalah kewajiban tiap usaha dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Sebab, hal itu dapat meningkatkan jiwa kompetitif dalam mengembangkan suatu usaha.
”Jiwa kompetitif mesti dibangun untuk menghadapi persaingan global di industri manufaktur. Sebab, revolusi 4.0 meningkatkan daya saing, produktivitas, dan kualitas dari industri tersebut,” kata Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia Warih Andang Tjahjono dalam diskusi Kiat UKM Menghadapi Industri 4.0.
Warih menambahkan, selain penggunaan teknologi, tiap usaha mesti membangun SDM berkualitas. Hal itu, katanya, dapat menciptakan daya saing di pasar domestik sekaligus memperkuat kemampuan dan peluang industri mengisi pasar global.
”Industri 4.0 menjawab tantangan-tantangan terkait efisiensi dalam proses produksi. Untuk itu, kualitas SDM perlu ditingkatkan dalam menghadapi kompetisi ke depan. Tanpa kompetisi, hidup ibarat tanpa tantangan,” ujar Warih. (DIONISIO DAMARA)