Warga India Mencari Cara Berhemat Setelah Lonjakan Harga Minyak
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
Gara-gara mahalnya harga minyak, saat ini mulai banyak warga India memilih mematikan AC mobil. Bahkan, ada yang nekat pergi ke pompa bensin hingga melintasi batas negara bagian hanya untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) yang lebih murah.
Anirudha Bora, seorang pemilik truk dari kota Guwahati di India timur laut, mengatakan, dia harus melintasi perbatasan negara bagian untuk menghemat uang. ”Saya berkendara melintasi perbatasan menuju negara bagian Meghalaya. Saya bisa menghemat sekitar 400 rupee (Rp 80.000) ketika saya mengisi 100 liter bahan bakar,” kata Bora.
Negara-negara bagian, seperti Andhra Pradesh, Rajasthan, dan West Bengal minggu ini, memotong pajak bahan bakar untuk mengurangi beban, tetapi pemerintah federal sejauh ini tidak melakukannya.
Kalyan Chakrabarty, sopir taksi berusia 39 tahun di negara bagian Odisha, India Timur, mengatakan, ia terpaksa mematikan AC mobil saat mengendarai taksi agar dia dapat menghemat satu atau dua liter bahan bakar.
Sementara itu, Brij Nandan (42) yang tinggal di New Delhi terpaksa meninggalkan skuter di rumah dan memilih menggunakan sepeda sebagai satu-satunya pilihan penghematan.
”Biaya bahan bakar saya naik terus dan setelah itu melonjak hingga 2.000 rupee (27,61 dollar AS per Rp 400.000) per bulan. Saya tidak lagi mampu mengendarai skuter,” kata Nandan yang harus membiayai lima anggota keluarganya.
Harga bahan bakar tidak seragam di seluruh India karena variabel pajak negara.
Pajak atas bensin dan solar, yang mencapai lebih dari sepertiga dari harga bahan bakar eceran, adalah salah satu sumber pendapatan terbesar bagi pemerintah negara bagian dan pusat.
Lonjakan harga bahan bakar minyak telah memicu sejumlah unjuk rasa. Awal September ini, aksi unjuk rasa itu melumpuhkan aktivitas publik di beberapa negara bagian.
Aksi demonstrasi tersebut memaksa perkantoran atau pusat bisnis, kantor pemerintah, dan sekolah tutup. Pemerintah India menyatakan bahwa harga BBM melonjak tinggi karena meningkatnya harga minyak mentah dan melemahnya rupee terhadap dollar AS.