Pasar Malam di Pusat Bisnis Memikat Warga Ibu Kota (2)
Oleh
Andy Riza Hidayat
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar malam menjadi daya tarik warga Ibu Kota meski berada di kawasan bisnis. Warga tetap menggemari hiburan luar ruangan itu di tengah tawaran hiburan di sejumlah pusat perbelanjaan di sekitarnya. Gairah warga mendatangi tempat itu dimanfaatkan pengelola dengan menawarkan hiburan yang sifatnya kekinian. Keberadaan pasar malam itu ternyata menguntungkan kegiatan ekonomi di sekitarnya.
Gemerlap hiburan ini terekam di halaman depan kawasan bisnis Mangga Dua Square, Pademangan, Jakarta Utara, Senin (17/9/2018). Sejumlah orang dewasa dan anak-anak penasaran mencoba berbagai permainan. Kegirangan mereka tak kunjung surut hingga menjelang waktu tutup pukul 22.00.
Sekitar enam wahana berjajar di halaman rumah toko (ruko) yang bersebelahan dengan kawasan pusat perbelanjaan Mangga Dua Square dan sebuah hotel bintang empat. Pasar malam ini dibuka sejak 10 September sampai dengan 11 November, dengan jam operasi pukul 16.00-22.00 di hari kerja dan pukul 11.00-23.00 di akhir pekan.
Pasar malam yang berlokasi di pinggir Kali Gunung Sahari itu menarik perhatian dengan dentuman musik. Di sela-sela musik terdengar jeritan pengunjung yang terombang-ambing di atas wahana perahu besar atau yang disebut kora-kora. Sementara itu, beberapa anak muda berswafoto ria di dekat wahana bianglala yang tingginya tidak sampai 20 meter.
Sekitar pukul 21.30, beberapa anak masih bermain di wahana yang disebut istana balon sambil diawasi orangtua mereka. Wahana kereta jumbo yang terletak di samping wahana permainan air juga masih beroperasi untuk melayani seorang ibu dan anaknya. Petugas yang berjaga juga tidak segan melayani pengunjung anak yang ditawari orangtuanya menaiki bianglala mini.
Belasan petugas yang rata-rata berkaus gelap, celana jins, dan bersepatu tersebut tidak hanya bertugas mengoperasikan wahana yang sebagian besar telah bermesin. Mereka juga harus melayani pengunjung dengan beragam permintaannya. ”Seringnya dimintai tolong foto pengunjung. Kadang juga disuruh menemani naik kalau pengunjung sedikit, seperti sekarang,” ujar Alifudin (23).
Hidup bersama pasar malam sejak usia 14 tahun, pemuda asal Sukabumi, Jawa Barat, itu mengaku senang dengan pekerjaannya karena bisa melayani pengunjung dari segala usia. ”Ada saja orang tua yang penasaran naik wahana-wahana yang tidak ada di zaman dulu,” katanya.
Berbeda dengan pasar malam yang pernah ia ikuti di kampungnya dulu, pasar malam yang dikelola CV (Comanditaire Venotschap), penyelenggara acara Perdana Ria Jakarta, itu, menurut dia, lebih mengutamakan kualitas, baik dari sisi keamanan maupun estetika.
Sejumlah anak muda yang datang ke pasar malam itu mengaku terhibur dengan tarif masuk ke sejumlah wahana yang terjangkau. Dengan biaya Rp 10.000 sampai Rp 15.000, mereka bisa mencoba wahana serupa dengan taman hiburan Dunia Fantasi (Dufan), Ancol, yang tidak jauh dari lokasi pasar malam itu berlangsung.
”Kalau ke Dufan cuma sesekali. Kalau di sini, kita bisa datang lagi dan lagi selama pasar malam ini ada. Selain terjangkau, wahana di sini terbilang aman, sih,” kata Firman (21) yang datang bersama empat temannya yang lain.
Ditimpali Alif (21), pemuda lain dalam kawanan itu, mereka butuh hiburan murah meriah seperti pasar malam tersebut. Pemilihan tempat di pusat perbelanjaan atau mal menurutnya strategis. ”Pasar malam seperti ini mungkin sudah sulit diadakan di lapangan seperti zaman dulu. Di pemukiman kota lahan kosong sudah jarang,” ujarnya.
Direktur Perdana Ria Jakarta Dedy Syt mengatakan, pusat perbelanjaan yang strategis menjadi lokasi mereka untuk memperkenalkan pasar malam berkonsep modern yang menerapkan standar tinggi. ”Kami memang berawal dari pasar malam lapangan biasa. Tetapi, kami ingin mengubah image pasar malam tradisional dengan pasar malam yang memperhatikan segi keamanan, estetika, dan etika pelayanan,” tutur Dedi.
Dengan konsep itu, mereka berupaya menyasar pasar menengah ke atas. Untuk mencapai target itu, mereka bekerja sama dengan berbagai acara dan pusat perbelanjaan. Bukan hanya di Jakarta dan Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), mereka bahkan sering mengisi acara di luar pulau.
Kerja sama dengan pemilik pusat perbelanjaan terbilang menguntungkan bagi penyelenggara pasar malam yang akan mendapatkan hak penggunaan lahan. Perdana Ria Jakarta juga memiliki misi untuk meramaikan pusat perbelanjaan yang sudah menjamur di Ibu Kota. Warga senang, pengelola untung, pusat perbelanjaan juga menikmati dampak positif keramaian pasar malam. (Erika Kurnia)