Ramai-ramai Antre SKCK Selepas Subuh
SURABAYA, KOMPAS - Permohonan Surat Keterangan Catatan Kepolisian di sejumlah daerah membeludak. Di Kota Surabaya, Jawa Timur, tiga hari terakhir melonjak lima kali lipat. SKCK sebagai syarat pendaftaran Calon Pegawai Negeri Sipil.
Di daerah lain, seperti Serang (Banten), Kota Bandung (Jawa Barat), Kota Medan (Sumatera Utara), dan Kota Palembang (Sumatera Selatan), lonjakan permohonan SKCK juga di atas dua kali lipat hari biasa.
Pantauan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polrestabes Surabaya dan Mal Pelayanan Publik Siola, pemohon SKCK memadati kursi antrean sejak pukul 08.00. “Saya mengurus untuk pendaftaran CPNS,” kata Tika Pratiwi (24), pemohon di SPKT Polrestabes Surabaya, Jumat (21/9/2018).
Di Polrestabes Medan, pemohon SKCK mengantre sejak pukul 05.00.
Pendaftaran CPNS baru dibuka Rabu (26/9), tetapi ia memilih menyiapkan syarat-syarat lebih awal, termasuk SKCK. Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Rudi Setiawan menuturkan, kenaikan permohonan SKCK melonjak 20 kali lipat dalam tiga hari terakhir. Jika biasanya pemohon di wilayah Polrestabes Surabaya 80 orang per hari, kini 400 pemohon.
Di Surabaya, Pemkot Surabaya membuka penerimaan CPNS 442 formasi, terdiri atas tenaga pendidikan, tenaga kesehatan, tenaga teknis, dan tenaga honorer kategori II (K-II).
Di Polrestabes Medan, pemohon SKCK mengantre sejak pukul 05.00. Pengurusan SKCK yang biasanya kurang dari setengah jam, kini bisa lebih dari enam jam. Nomor antrean pun sudah habis pukul 09.00.
Pemohon SKCK Meydi Putra Tarigan (24), warga Medan, mengatakan, ia sudah mengantre di tempat pengurusan SKCK sejak pukul 05.30. “Saya pikir saya yang duluan datang. Rupanya sudah ada lebih dari 30 orang yang mengantre lebih awal dari saya,” kata dia.
Meskipun nomor antrean sudah habis sekitar pukul 09.00, para pemohon SKCK masih berdatangan hingga siang, tetapi mereka langsung pulang karena nomor antrean sudah tidak ada lagi. “Saya datang pukul 09.00, tetapi tidak ada nomor antrean lagi. Saya diminta datang lagi besok,” kata Riris (25), pemohon SKCK.
Di Kota Bandung, jumlah pemohon SKCK meningkat tiga kali lipat. Bintara Urusan SKCK Polrestabes Bandung Ajun Inspektur Satu Herman Pare mengatakan, sebelumnya rata-rata 120 orang per hari menjadi 500 orang. Mayoritas digunakan melengkapi syarat pendaftaran calon pegawai negeri sipil yang dibuka 19-26 September 2018.
Sistem pelayanan pun dimodifikasi. Operasional mobil SKCK keliling yang dilakukan Senin-Jumat dihentikan. Para personel diminta membantu pelayanan di Polrestabes Bandung.
Apriani Ramahlia (27), warga Kelurahan Ciumbuleuit, Kecamatan Cidadap, mendapat nomor antrean di atas 200 meski datang pukul 07.30.
Di Serang, Banten, pemohon SKCK juga meningkat dari rata-rata hanya 20 orang pemohon menjadi 50 orang pemohon SKCK per hari. Bintara Urusan SKCK di Polres Serang Brigadir Deryanto mengatakan, sistem daring dan pemekarann polres membuat pelayanan tertangani.
Pengajuan SKCK daring bisa rampung 10 menit. Itu lebih singkat ketimbang pendaftaran konvensional. Bila diajukan secara daring, polisi bisa langsung mencocokkan sidik jari dan catatan kriminal pemohon.
Seminggu terakhir, jumlah warga yang ingin membuat SKCK juga meningkat hingga dua kali lipat Kepolisian Resor Kota Palembang, Sumsel. Ratusan orang menunggu giliran dipanggil sejak pagi.
Femiza Putri (19) yang sejak pukul 07.30 tiba di SKPT, baru selesai mengurus SKCK sore hari. “Kondisi di pagi hari sangat ramai. Saat mendaftar saja saya sudah dapat nomor antrean 141,” katanya. Menurutnya, pembuatan SKCK tidak lama, 10-15 menit. Hanya saja, karena antrean sangat panjang jadi harus menunggu sangat lama.
Saking banyaknya antrean, Mike Ardila (23) tidak lagi mendapat nomor antrean. Hingga pukul 16.00, nomor antrean yang dipanggil masih di angka 300. “Saya datang jam 10.00 WIB, namun nomor antrean sudah habis,” ungkapnya. Ia akan datang kembali Senin pagi demi nomor antrean.
Bintara Administrasi Polresta Palembang Ajun Inspektur Polisi Satu Ahmad Rizal mengatakan sejak seminggu terakhir jumlah pemohon SKCK meningkat dua kali lipat. Di hari normal, jumlah pemohon mencapai 250-300 orang per hari. Namun sejak satu minggu terakhir jumlah pemohon mencapai 700 pemohon. “Puncak pemohon terjadi pada 2 hari lalu, saat itu kami harus melayani pembuatan SKCK hingga pukul 18.00 WIB,” katanya.
Delapan petugas harus bekerja ekstra menyelesaikan permintaan pemohon yang membeludak. Biasanya jam 15.00 pembuatan SKCK sudah selesai, namun sejak seminggu terakhir, dirinya dan tim harus bekerja hingga pukul 18.00 WIB.
Kepala Dinas Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sumsel Muzakir mengatakan sampai saat ini kuota penerimaan CPNS di Pemerintah Provinsi Sumsel sebesar 545 orang, berkurang dari pengajuan awal sebesar 610 orang. “Jumlah ini belum teramasuk penerimaan di setiap kabupaten,” katanya.